Dispora Jabar Gelar Rapat Evaluasi Bulanan Jabar Innovation Fellowship Bulan Kedua



VOKALOKA.COM, Bandung – Rapat Evaluasi Kegiatan Jabar Innovation Fellowship (JIF) untuk bulan September 2024 dilaksanakan di Aula Dispora Provinsi Jawa Barat pada Selasa, (15/10/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan inovasi yang dilakukan oleh para peserta JIF selama ditempatkan di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Biro. Rapat yang merupakan evaluasi kedua ini diikuti oleh 24 peserta dari program tersebut.

JIF merupakan program yang diinisiasi oleh Dispora Jawa Barat untuk memberikan ruang belajar kepada pemuda dan pemudi guna mengembangkan potensi diri melalui penempatan di OPD/Biro Provinsi Jawa Barat selama empat bulan. "Rapat ini dilakukan setiap bulan dalam rangka evaluasi bulanan. Total peserta JIF itu ada 24 yang ditempatkan di OPD/Biro yang berbeda," ujar Arya Zikri Maulana Latif, salah satu peserta JIF yang ditempatkan di Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat di Braga.

Dalam rapat tersebut, masing-masing peserta diminta untuk memaparkan aktivitas serta inovasi yang telah mereka kembangkan di tempat penugasan masing-masing. Evaluasi dilakukan oleh tim dari Dispora dan turut melibatkan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat. Melalui proses ini, para peserta tidak hanya mempresentasikan hasil kerja mereka, tetapi juga mendapat masukan dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.

Tujuan utama dari evaluasi ini adalah untuk memonitor sejauh mana program JIF berhasil mendorong inovasi di lingkungan OPD/Biro, serta untuk mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi peserta selama menjalankan tugasnya. “Setiap orang melaporkan kegiatannya masing-masing dan mempresentasikan inovasi yang dibuat di OPD/Biro masing-masing. Terus akan dievaluasi oleh Dispora dan juga pak Sekda Jabar,” tambah Arya.

Program JIF ini diadakan supaya dapat terus memberikan dampak positif dalam pengembangan kapasitas pemuda, sekaligus mendorong terciptanya berbagai inovasi di lingkungan pemerintah provinsi Jawa Barat. Evaluasi bulanan menjadi bagian penting dalam memastikan tercapainya tujuan tersebut.

Reporter: Reyditha Amelia

Siap Hadapi Hujan, Inilah yang Dilakukan Gobertam Kecamatan Panyileukan

VOKALOKA.COM, Bandung - Kelurahan Cipadung Kidul yang terletak di Komplek Bumi Panyileukan F. 12 No. 31, untuk yang kedua kalinya mengikuti apel pengarahan mapag hujan pada hari Kamis (17/10/2024). Seperti biasa, kegiatan ini diikuti oleh Kelurahan Cipadung Kidul, Cipadung Wetan, Cipadung Kulon dan Mekarmulya. 

Berbeda dengan kegiatan sebelumnya, kali ini Gobertam yang bekerja tidak hanya berasal  dari satu kelurahan, melainkan langsung dari empat kelurahan. Adapun lokasi yang dibersihkan kali ini adalah dua RW sekaligus yakni di RW 05 dan RW 13.

Bukan hanya para Gobertam yang hadir di lokasi kegiatan, tetapi kegiatan kali ini juga dipantau langsung oleh lurah dan sekretaris lurah Kelurahan Cipadung Kidul. Dengan demikian, para Gobertam merasa semangat karena diperhatikan langsung oleh atasan mereka.

Selain itu, para Gobertam juga semakin semangat ketika mendapatkan dukungan langsung oleh Sekretaris Kelurahan Cipadung Kidul. "Wihh, bersih itu! Semangat Pak!" teriak Ratna selaku Sekretaris Kelurahan Cipadung Kidul yang sedang membersamai para Gobertam.

Dengan adanya kegiatan bersih-bersih yang dilakukan oleh para Gobertam ini, Ratna berharap saat datangnya hujan nanti, Kecamatan Panyileukan, yang terdiri dari beberapa kelurahan, tidak akan terkena banjir. Karena telah siap untuk menghadapi hujan yang lebat yang mungkin akan datang sewaktu-waktu.

 

Reporter: Sri Susanti

 

Iseng Belajar Membuat Tempe, Kini Hedi Hidupi Keluarga dari Usaha Kecilnya

VOKALOKA.COM, Bandung - Tempe adalah salah satu makanan pokok yang bergizi dan dicari oleh banyak orang. UMKM makanan yang berasal dari kedelai ini mempunyai nilai gizi yang tinggi. Salah satu pembuat tempe di daerah Cibiru adalah Hedi, tepatnya di Kelurahan Pasir Biru. Produksi tempe, seperti yang dilakukan Hedi, bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.

Hedi memulai pembuatan tempe pada tahun 2001. Ia bermula hanya iseng belajar karena ingin mendapatkan ilmu, pada akhirnya hingga sekarang, ia memproduksi tempe yang bisa memenuhi kebutuhan keluarga setiap harinya. "Bapak sebenernya korban PHK. Dulu,  kerja di perusahaan tekstil. Belajar bikin tempe karena iseng, nggak digaji. Yang penting ilmu bisa bikin tempenya dapet. Tapi akhirnya, Bapak kena PHK di kantor, dan dari situ ilmu bapak membuat tempe dipake hingga sekarang. Dari tempe ini, bapak bisa menghidupi keluarga bapak," ucap Hedi.

Setiap harinya, Hedi berjualan keliling di sekitar Cibiru dan Cilengkrang. Ada juga yang sudah menjadi langganan tempe Hedi, yang datang langsung setiap hari ke tempatnya untuk mengambil tempe. Ada dua jenis tempe yang dijual Hedi, yakni yang dibungkus asli dilapisi daun pisang dan ada yang dibalut plastik. Untuk harga yang dibungkus daun pisang, itu lebih mahal di harga Rp8.000 karna daun pisang yang digunakan pun premium. Sementara harga tempe yang dibalut plastik lebih murah, yaitu Rp6.000.

Selain tempe utuh, Hedi bersama istrinya, Euis, membuat inovasi dari tempe, yaitu keripik tempe. Dengan berbagai proses panjang, keripik tempe bisa diperjualbelikan dengan sempurna di tahun 2019. Proses pembuatan keripik tempe lebih banyak memakan waktu. Untuk membuat 1 kg keripik tempe, membutuhkan waktu 3 jam untuk penggorengan, karena keripik tempe yang bagus dan kokoh harus digoreng per helai. Maka dari itu, Hedi hanya bisa membuat keripik tempe sebanyak 2 kg dalam satu hari.

Hedi mengaku senang dengan pekerjaan yang ia lakukan sekarang karena tempe adalah makanan pokok yang setiap harinya dibutuhkan oleh banyak orang. Tidak sedikit warga yang memesan keripik tempe Hedi. Dari berjualan tempe, ilmu yang didapat tidak mudah,  diperlukan trial and error untuk mencapai hasil yang diinginkan. Namun, dengan itu,  produksi tempe Hedi dapat membantu masyarakat agar tidak sulit mencari tempe. Adapun kenaikan harga, Hedi tidak pernah menaikan harga secara drastis, tetapi melihat konsumen yang membutuhkan tempe dengan harga yang terjangkau. Usaha tempe adalah usaha yang tidak akan padam ditelan zaman.
 
Reporter : Salimah

Gebyar UMKM, Kantor Kecamatan Cinambo Adakan Lomba Melukis Bagi Anak Anak PAUD Se Kecamatan Cinambo

VOKALOKA.COM, Bandung - Dalam rangka menggelar gebyar UMKM di kecamatan Cinambo yang dilaksanakan pada hari Sabtu  (12/10/2024). Kecamatan Cinambo mengadakan tes kesehatan gratis bagi masyarakat kurang mampu baik tua maupun muda serta mengadakan perlombaan melukis bagi anak anak PAUD Kecamatan Cinambo.

Perlombaan melukis tersebut diikuti kurang lebih oleh 50 anak anak PAUD dari berbagai sekolah yang ada di wilayah kecamatan Cinambo tersebut. Dalam perlombaan ini panitia memberi waktu sekitar 1 jam bagi anak anak untuk melukis dan mewarnai nya. Anak Anak sangat senang serta mengikuti perlombaan dengan khidmat, diiringi dengan lagu anak anak  oleh panitia, guna menambah semangat mereka dalam melukis dan mewarnai gambar tersebut.

Tidak hanya itu, anak anak  juga diawasi dan dibimbing langsung dalam perlombaan dimulai dari awal sampai akhir oleh duta Bunda TK kecamatan Cinambo. Julukan tersebut diberikan kepada ibu guru yang paling ramah, sopan, santun dan lemah gemulai dalam mengasuh, mendidik dan mengajar anak anak PAUD. 

Pada saat perlombaan berakhir semua anak kompak untuk mengumpulkan lukisannya kepada duta Bunda PAUD. Sebagai apresiasi bagi anak anak yang mengikuti perlombaan, panitia menyediakan susu milk dan roti untuk dibagikan kepada semua anak.

Peran orang tua dan guru TK sangat berpengaruh bagi anak anak yang mengikuti perlombaan ini, "melatih anak menjadi percaya diri, mengembangkan minat dan bakat juga untuk menjalin silaturahmi sesama Anak PAUD se-kecamatan cinambo, anak anak sangat antusias untuk mengikuti perlombaan ini, malahan dari jauh jauh hari, mereka sudah meminta untuk dibelikan peralatan melukis." Ujar Pak Muzni selaku guru dari PAUD Sukamulya.

Tidak hanya itu kegiatan ini juga diramaikan dengan adanya berbagai UMKM. Beragam dagangan ada mulai pedagang makanan, pedagang aksesoris, pedagang parfum, pedagang minuman, dan lain sebagainya.

Reporter : Rian Permana  

Beberapa Fenomena Unik Ziarah di Makam Para Wali

Setiap tahunnya, Pondok Pesantren Salafiyah Al-Mu'awanah yang berlokasi di Desa Cibiru Wetan, Kabupaten Bandung rutin melaksanakan kegiatan ziarah ke makam para Wali. Kami melaksanakan ziarah ke makam Wali Songo yaitu Sunan Gunung Djati, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kalijaga. Selain itu, kami juga pergi berziarah ke makam wali yang lainnya, seperti, Syekh Datul Kahfi, Raden Fatah, Syekh Baeng Yusuf, Habib Toha bin Yahya, dan Habib Ahmad Bin Abdullah.

Acara ini diikuti oleh para santri serta jemaah pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perjalanan ziarah Wali Songo ini biasanya dilakukan selama kurang lebih lima  hari. Namun, karena para jamaah hanya memiliki waktu luang di akhir pekan saja, maka pimpinan ponpes  memutuskan untuk berangkat hanya dua hari satu malam saja.

Selama berziarah kami mendapati kejadian-kejadian unik di beberapa tempat ziarah. Pertama, ketika kami berziarah ke makam Sunan Gunung Djati dan Syekh Nurjati. Saat kami berangkat ke Makam Sunan Gunung Djati, kami sangat terkejut melihat banyak pengemis yang meminta-minta kepada rombongan ziarah, mulai dari lansia, anak-anak bahkan preman yang mabuk pun ikut mengemis. Dari ujung ke ujung, mereka antre meminta uang dari kami, bahkan sebagian ada yang terus mengikuti sampai ke gerbang makam karena kami tidak memberi uang. Padahal sebelumnya, ketika di bus, kami menonton video kawasan makam Sunan Djati dan mengira bahwa mereka adalah warga setempat yang sedang nongkrong. Ternyata, mereka adalah pengemis.

Kejadian kedua terjadi ketika kami berziarah ke makam Sunan Kudus. Setelah sampai di terminal bus di Kudus, semua orang tertidur lelap, sebagian ada yang bangun untuk mandi.  Sesampainya di Menara Kudus, para peziarah menunggu bedug yang berada di atas menara  dibunyikan. Salat Subuh pun dilaksanakan dengan khusyuk. Setelah berdzikir dan berdoa, kami berangkat ke makam Sunan Kudus yang berada tidak jauh dari kawasan masjid. Kami harus membuka sandal ketika memasuki makam, dan suasana makam pun masih sepi karena masih pagi.

Jam 6 pagi, rombongan kami selesai berziarah, lalu siap-siap untuk berfoto bersama di depan Menara Kudus. Foto yang akan diabadikan oleh bagian dokumentasi, akan tetapi terhalang oleh tukang foto paksa. Mereka mengarahkan jemaah untuk difoto, lalu mencetaknya dengan inisiatif tanpa jemaah minta, dan meminta bayaran dari foto tersebut. Selain itu, kawasan foto yang berada di sisi jalan pun bentrok dengan kendaraan yang lalu lalang sehingga mengganggu kegiatan dokumentasi foto.

Kejadian yang ketiga terjadi di kawasan makam Sunan Muria. Sesampainya di makam, kami berjalan sedikit ke atas untuk naik ojek. Namun, suasana di atas ricuh, karena para jemaah berebut ojek untuk sampai ke makam yang  berada di atas. Karena kami mengambil hari Minggu pagi, banyak rombongan dari penjuru Nusantara yang berziarah.  Perbandingan jumlah antara jemaah dan ojek sangat jauh, sehingga mau tidak mau, kami khususnya panitia harus berebut dan saling sikut untuk mendapatkan ojek. Suasana saat itu sangat rusuh. Karena banyak lansia di rombongan kami, maka santriwan dan santriwati mengalah terlebih dahulu untuk para lansia.

Sunan Muria merupakan makam terakhir yang kami ziarahi. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan pulang ke Bandung. Sesudah do'a perjalanan dipanjatkan, untuk mengisi kekosongan perjalanan, bidang dokumentasi memutar musik-musik religi. Di pertengahan jalan, kami tidak lupa untuk membeli oleh-oleh yang akan dibawa ke Bandung, dan kami membeli di daerah Kampung Semarang. Setelah puas berbelanja, kami melanjutkan perjalanan lagi. Sekitar pukul 9 malam, kami melaksanakan salat jamak takhir Isya dan Ashar. Setelah 40 menit, kami melanjutkan perjalanan.

Tak terasa waktu menunjukan pukul 23.30 WIB, kami pun sampai di Bandung, di Ma'had tercinta yaitu Ma'had Al-Mu'awanah. Orang-orang turun dari bus dengan membawa oleh-oleh dan barang bawaannya. Kembali ke rumah untuk beristirahat, dan bersiap melanjutkan kegiatan esok pagi.  

Penulis : Rifqi Muhammad Rofiqi