Dari Sejarah hingga Keindahan: Menguak Pesona Masjid Syekh Syarif Abdurrahman Cirebon

Masjid Syekh Syarif Abdurrahman, terletak di Desa Astana, Cirebon, merupakan salah satu tempat ibadah sekaligus destinasi wisata religi yang mengagumkan. Masjid ini tidak hanya menjadi pusat spiritual, tetapi juga sebuah simbol arsitektur yang memadukan keindahan modern dengan nilai-nilai lokal khas Cirebon.

Dibangun dengan konsep yang mengedepankan kearifan lokal, masjid ini memiliki desain yang terbuka dan ramah lingkungan. Elemen khas terlihat dari atapnya yang mengadopsi gaya tradisional Jawa. Di bagian depan masjid, terdapat kolam besar yang menambah keindahan sekaligus berfungsi sebagai pendingin alami. Kolam ini mencerminkan tradisi lokal di mana air sering digunakan sebagai simbol kesucian dan ketenangan.

Interior masjid juga tidak kalah memukau. Warna-warna natural, pencahayaan yang lembut, serta ruang ibadah yang luas memberikan kenyamanan bagi para jamaah. Masjid ini dirancang untuk menampung banyak pengunjung, baik untuk shalat berjamaah maupun kegiatan besar seperti seminar keagamaan atau pengajian.

Masjid Syekh Syarif Abdurrahman berada dekat dengan kompleks makam Sunan Gunung Jati, salah satu wali songo yang dihormati di Indonesia. Lokasi ini menjadikan masjid sebagai titik penting bagi para peziarah yang datang dari berbagai daerah. Dengan pemandangan sekitarnya yang asri dan suasana yang tenang, masjid ini menjadi tempat ideal untuk bermeditasi dan mendekatkan diri kepada Allah.

Bagi wisatawan, mengunjungi Masjid Syekh Syarif Abdurrahman adalah pengalaman yang tak terlupakan. Selain menikmati keindahan arsitekturnya, kita juga dapat merasakan kedamaian spiritual di tengah suasana masjid yang tenang. Tak jauh dari masjid, terdapat banyak pedagang yang menjajakan kuliner khas Cirebon seperti empal gentong, nasi lengko, dan berbagai oleh-oleh yang menggugah selera.


Penulis : Sri Susanti

 

Harmoni di Balik Pintu Pesantren: Kisah Hidup Santri yang Penuh Makna

Di balik pintu asrama sederhana, tersimpan cerita ribuan anak pesantren yang menjalani hidup dalam kesahajaan. Setiap hari mereka memulai aktivitasnya dengan doa, mengaji, dan menimba ilmu, membangun mental dan spiritual untuk menjadi generasi pembawa kebaikan. Kehidupan pesantren menjadi gambaran harmoni antara kesederhanaan, ketulusan, dan cita-cita besar, yang jarang ditemukan di luar sana.

Pesantren adalah tempat di mana anak-anak diajarkan nilai-nilai luhur seperti kejujuran, disiplin, dan rasa hormat. Mereka diajarkan untuk selalu menghormati orang tua, guru, dan sesama teman. Hal ini membentuk karakter mereka menjadi pribadi yang matang dan berakhlak mulia.

Ketika menjelang pagi setelah shalat subuh santri duduk bersila, masing-masing memegang kitab kuning—lembaran-lembaran dengan tulisan Arab gundul yang terlihat rumit bagi orang awam. Mereka tidak hanya membaca, tetapi juga mengurai makna, mempelajari tafsir, dan memahami konteks. Mengaji kitab kuning bukan sekadar rutinitas harian; itu adalah perjalanan intelektual dan spiritual yang menghubungkan mereka dengan tradisi keilmuan para ulama terdahulu.

Menjadi santri tentu tidak selalu mudah. Tinggal jauh dari keluarga, mematuhi aturan, dan menghadapi rutinitas padat adalah tantangan yang mereka hadapi setiap hari. Namun, di balik itu, mereka menemukan keindahan: ikatan persaudaraan yang kuat, kedekatan dengan Allah, dan pencapaian pribadi yang membanggakan.

Kehidupan di pesantren mungkin tampak sederhana, tetapi di dalamnya terdapat kekayaan yang luar biasa. Para santri tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berakhlak mulia, dan siap berkontribusi untuk masyarakat. Dari balik pintu-pintu asrama itu, lahirlah generasi yang memadukan ilmu dan iman, membawa cahaya di tengah zaman yang penuh tantangan.

Penulis : Sri Susanti 

Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat: Inisiatif Baru di Kelurahan Pasir Biru



VOKALOKA.COM, Bandung - Pada tanggal 13 November 2024, di Kelurahan Pasir Biru, diadakan sosialisasi Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan kekerasan terhadap anak. Kegiatan ini dihadiri oleh kepala sekolah, guru, serta tokoh masyarakat setempat, yang semuanya berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak.

Sosialisasi ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan, eksploitasi, dan penelantaran. Dalam pendekatan PATBM, masyarakat diajak untuk terlibat aktif dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak. Hal ini meliputi pelatihan bagi orang tua dan tokoh masyarakat agar lebih peka terhadap isu-isu perlindungan anak.

PATBM juga menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor antara pemerintah daerah, LSM, dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan kolaborasi ini, diharapkan perlindungan anak menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Kegiatan sosialisasi ini juga mencakup edukasi tentang cara melaporkan dan menangani kasus kekerasan terhadap anak.

Melalui sosialisasi ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan anak semakin meningkat. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Kelurahan Pasir Biru dapat menjadi contoh dalam menciptakan lingkungan yang layak bagi anak-anak, sehingga mereka dapat tumbuh dengan aman dan sejahtera.

Reporter: Salimah

Hutan Mycelia: Surga Baru Bagi Pecinta Wisata di Bandung


VOKALOKA.COM, Bandung – Lembang kembali menyuguhkan destinasi wisata unik yang siap memukau para pengunjung.  Bagi anda yang mencari tempat wisata malam hari yang berbeda di Bandung, kini Bandung menghadirkan kembali tempat wisata yang unik. Terletak di kawasan Terminal Wisata Grafika Cikole, tempat wisata ini menyuguhkan konsep hutan ajaib perpaduan indah antara hutan dan teknologi dengan pencahayaan yang memukau. Pengunjung dapat menjelajahi hutan sambil menikmati keindahan alam yang dihiasi oleh berbagai jenis jamur yang bercahaya.

Hutan Mycelia tak hanya menyajikan keindahan alam, tetapi juga edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian. Konsep "Ras" yang diangkat dalam cerita video seperti Ras Jalar, Ras Jaga dan Ras Tata, memberikan gambaran yang menarik tentang interaksi makhluk hidup di dalam hutan. 

Selain keindahannya, Hutan Mycelia juga menyajikan cerita yang menarik tentang kehidupan di hutan. Setiap sudut hutan memiliki cerita dan karakter yang berbeda-beda, sehingga pengunjung dapat berimajinasi dan merasakan pengalaman yang menarik, dan dapat mengabadikan momen indah dengan berfoto. 

Hutan Mycelia bisa menjadi pilihan destinasi wisata yang wajib dikunjungi untuk berlibur bareng keluarga, teman atau pasangan. Selain keindahan alamnya, anda juga bisa mendapatkan pengetahuan baru tentang alam dan lingkungan. 

Informasi lengkap:
- Lokasi: Terminal Wisata Grafika Cikole, Lembang, Jawa Barat.
- Jam Buka: Setiap hari, mulai pukul 18.00 WIB.
- Harga Tiket: Rp 50.000/orang
- Fasilitas: Area parkir, toilet, dan berbagai pilihan kuliner.

Reporter : Rika Ramadhani




Mengenal Cucu Sutara: Sosok Penggerak Jiwa Entrepreneur di Jawa Barat


Drs. H. Cucu Sutara, M.M., merupakan figur penting dalam dunia kewirausahaan Jawa Barat. Saat ini, beliau menjabat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat, sekaligus Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dengan berbagai pengalaman dan pandangan visioner, Drs. H. Cucu Sutara menjadi panutan bagi banyak calon pengusaha, khususnya di era yang penuh tantangan dan peluang seperti sekarang.

Pada 10 Desember 2024, saya berkesempatan bertemu beliau di Shakti Hotel Bandung dalam sebuah seminar yang membahas tema "Membentuk Jiwa Entrepreneur yang Berkarakter, Kompetitif, dan Inovatif di Era Digitalisasi". Acara yang dimoderatori oleh D.r. R. Yuli Ahmad Hambali, M.Hum. ini menghadirkan Drs. H. Cucu Sutara sebagai pembicara utama. Dalam sesi tersebut, beliau memberikan pandangan mendalam mengenai pentingnya karakter, daya saing, dan inovasi dalam dunia wirausaha.

Drs. H. Cucu Sutara menekankan bahwa seorang wirausahawan harus memiliki tiga karakter utama:
  1. Mental yang kuat untuk menghadapi tantangan.
  2. Passion sebagai pendorong utama.
  3. Talenta untuk menciptakan nilai tambah.
“Pengusaha harus punya integritas. Sekarang juga harus bisa digitalisasi,” tegas beliau. Di tengah meningkatnya persaingan bisnis, kemampuan beradaptasi dengan teknologi menjadi kunci utama keberhasilan. Menurutnya, digitalisasi adalah alat untuk menguasai jaringan yang pada akhirnya menentukan kekuatan usaha.

Drs. H. Cucu Sutara juga mengajak audiens untuk melihat peluang dalam dunia wirausaha. “Karyawan waktu ditahan, gaji ditakar. Tapi pengusaha bebas,” ungkapnya. Meski demikian, kebebasan ini datang dengan tanggung jawab besar, termasuk kemampuan untuk meminimalisasi risiko dengan bermitra bersama perusahaan besar, menjaga kepercayaan, dan mempertahankan integritas.

Pesan Penting untuk Calon Pengusaha
Beliau memberikan beberapa nasihat yang relevan untuk pengusaha muda:
  • Jangan gengsi memulai usaha dari bawah. “Tong gengsi usaha mah,” ucapnya dengan logat Sunda yang kental.
  • Perbanyak jejaring, diskusi, dan kerja sama dengan pihak yang lebih berpengalaman.
  • Jangan takut gagal. “Think big, start small,” adalah moto yang selalu dipegangnya.
  • “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” kutipan ini mengingatkan bahwa kesuksesan usaha juga harus memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Memahami Tren Digital dan Dinamika Bisnis
Persoalan digitalisasi menjadi perhatian utama dalam seminar ini. “Ketika kita ketinggalan informasi, kita akan ketinggalan tren,” ujar beliau. Menurutnya, dunia usaha saat ini terbagi dalam dua kategori: fast-moving (produk kebutuhan primer) dan low-moving (produk kebutuhan sekunder). Pengusaha harus mampu memahami dinamika ini untuk menentukan strategi yang tepat.

Selain itu, Drs. H. Cucu Sutara menekankan pentingnya inovasi dalam menghadapi kompetisi. “Ulah kuhulen ulah cicing,” pesannya yang berarti jangan malas dan terus bergerak maju. Ia juga mengingatkan bahwa negosiasi dalam bisnis ibarat sebuah hubungan. “Usaha teh ciga hayang bobogohan,” ungkapnya, yang berarti usaha membutuhkan kesabaran dan kerja sama untuk mencapai hasil terbaik.

Berlandaskan Nilai-Nilai Agama
Sebagai seorang muslim yang taat, Drs. H. Cucu Sutara sering mengutip nilai-nilai keislaman dalam pandangannya. Ia mengingatkan peserta seminar untuk merujuk pada Al-Qur’an, salah satunya Al-Jumuah:10 yang berbunyi, “Bertebaranlah kamu di muka bumi.” Pesan ini menjadi dorongan bagi pengusaha untuk aktif bergerak, berusaha, dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Drs. H. Cucu Sutara bukan hanya seorang pengusaha sukses, tetapi juga pemimpin yang membimbing generasi muda untuk menghadapi era digitalisasi dengan karakter, kompetisi, dan inovasi. Dengan prinsip “Think big, start small,” beliau menginspirasi bahwa kesuksesan tidak datang secara instan, melainkan melalui perjuangan dan pembelajaran terus-menerus.

Bagi saya pribadi, Drs. H. Cucu Sutara adalah sosok yang tidak hanya berbicara soal keberhasilan, tetapi juga nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya menjadi dasar setiap langkah kita. Sebuah pertemuan yang membuka wawasan tentang apa artinya menjadi seorang entrepreneur sejati di era modern ini.

Penulis: Reyditha Amelia