Bukit Mbah Garut, Ruang Terbuka Hijau yang Menyegarkan di Bandung

VOKALOKA.COM, Bandung– Bukit Mbah Garut, yang terletak di Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Bandung, kini menjadi salah satu destinasi wisata baru yang menarik perhatian masyarakat. Dengan luas sekitar 6,11 hektar, ruang terbuka hijau ini resmi direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Bandung untuk memberikan fasilitas publik yang bermanfaat bagi warga.

Setelah revitalisasi, Bukit Mbah Garut dilengkapi dengan berbagai fasilitas menarik. Terdapat trek jogging sepanjang 165 meter dan trek batu refleksi sepanjang 40 meter yang memungkinkan pengunjung berolahraga sambil menikmati pemandangan alam sekitar. Keberadaan pepohonan rindang dan suasana sejuk membuat tempat ini ideal untuk bersantai dan melepas penat dari rutinitas sehari-hari.

Dengan adanya Bukit Mbah Garut, masyarakat dapat memanfaatkan ruang terbuka hijau ini untuk berbagai kegiatan, mulai dari olahraga hingga piknik bersama keluarga. Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung, menambahkan bahwa keberadaan ruang publik ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan dengan menarik lebih banyak pengunjung.

Bukit Mbah Garut dapat diakses dengan mudah baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Lokasinya yang strategis menjadikannya pilihan tepat bagi warga Bandung yang ingin menikmati suasana alam tanpa harus pergi jauh dari kota.

Dengan revitalisasi Bukit Mbah Garut, Pemerintah Kota Bandung menunjukkan komitmennya dalam menambah ruang terbuka hijau dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Taman ini tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga menjadi tempat edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan.


Reporter: Zahrah Azizah


Rapat Persiapan Pasar Padaringan: Menggali Lebih Dalam Suksesnya Pasar Unik Berbasis Koin Kayu

VOKALOKA.COM, Bandung – Setiap awal dan pertengahan bulan, pemerintah daerah dan pedagang rapat untuk persiapan di Pasar Padaringan. Pasar unik yang mengusung konsep pembayaran dengan koin kayu ini rutin menggelar rapat koordinasi sebelum pelaksanaan pasar untuk memastikan kelancaran operasional dan terus berinovasi. Rapat yang diadakan pada Selasa (15/10/2024) lalu membahas berbagai aspek penting demi menjaga keunikan dan keberlangsungan Pasar Padaringan.

Rapat koordinasi Pasar Padaringan kali ini membahas sinergi dengan pemerintah daerah dalam rangka mendukung program pengembangan UMKM. Dalam rapat ini pihak kelurahan memberikan arahan kepada para pedagang secara berdiskusi mengenai peraturan peraturan dalam acara yang akan di gelar dalam beberapa hari kedepan. 

Sebagai bagian dari upaya untuk memperkenalkan pasar tradisional yang berbeda, Rapat Persiapan Pasar Padaringan baru saja digelar di Balai Desa Cisurupan. Rapat ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah setempat, pengelola pasar, hingga komunitas pengusaha lokal, yang membahas segala persiapan untuk menghadirkan pasar unik berbasis koin kayu yang telah menarik perhatian banyak pihak.

Salah satu elemen yang membedakan pasar ini adalah penggunaan koin kayu sebagai alat transaksi, yang menggantikan uang kertas atau logam yang biasa digunakan di pasar pada umumnya. Koin kayu yang akan digunakan sebagai media pembayaran ini dibuat dengan tangan oleh pengrajin lokal dan dirancang untuk mendukung ekonomi lokal, serta mengurangi penggunaan plastik dalam transaksi pasar. Rapat tersebut menyarankan bahwa koin kayu akan dicetak dengan berbagai nominal yang dapat digunakan untuk membeli berbagai makanan tradisional dan kerajinan tangan.

"Sistem transaksi dengan koin kayu ini bukan hanya untuk memperkenalkan pasar yang lebih ramah lingkungan, tapi juga sebagai upaya untuk mempererat hubungan sosial antar pengunjung dan pedagang. Pasar ini bukan hanya tentang jual beli, tetapi juga tentang merayakan budaya dan kekayaan lokal," ujar Humas Cisurupan, Erwin, dalam wawancaranya.

Selain itu, rapat juga membahas berbagai persiapan terkait infrastruktur pasar, kebersihan, serta promosi pasar kepada masyarakat luas. Diharapkan, Pasar Padaringan akan menjadi daya tarik wisata baru yang menggabungkan nuansa tradisional dengan sentuhan modern yang ramah lingkungan.

Penulis: Zahrah Azizah



Bukit Mbah Celeng: Sejuknya Alam yang Kini Sunyi

VOKALOKA.COM - Bukit Mbah Celeng, yang berlokasi di Jl. Pasir Luhur, Cisurupan, Kec. Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dulu menjadi tempat favorit bagi para pencinta alam. Dengan udara sejuk dan pemandangan yang terbentang luas, tempat ini memberikan suasana tenang yang sulit ditemukan di tengah kesibukan kota. Bukit ini juga sempat populer sebagai lokasi camping, di mana pengunjung bisa bermalam sambil menikmati keindahan alam yang asri.  

Namun, belakangan ini Bukit Mbah Celeng sudah tidak lagi ramai seperti dulu. Tempat ini perlahan-lahan mulai ditinggalkan, terutama karena kurangnya perhatian dalam pengelolaan. Aktivitas camping yang dulu menjadi ciri khasnya kini sudah jarang terlihat. Meski begitu, bukit ini tetap menyimpan pesona tersendiri, terutama bagi mereka yang ingin sekadar berjalan-jalan atau menikmati pemandangan dari ketinggian.  

Masyarakat sekitar masih sering bercerita tentang asal-usul nama bukit ini. Konon, nama Bukit Mbah Celeng berasal dari seorang tokoh lokal yang dikenal gemar memelihara celeng (babi hutan) di daerah tersebut. Sosok ini dianggap sebagai penjaga bukit, dan kisahnya masih menjadi bagian dari kehidupan warga setempat. Cerita itu menambah daya tarik bukit ini, meskipun sekarang lebih sering diceritakan daripada dirasakan langsung oleh pengunjung.  

Bukit Mbah Celeng memang sudah tidak lagi beroperasi sebagai lokasi wisata, tetapi tempat ini tetap menjadi bagian dari identitas warga setempat. Keindahan alamnya yang masih terjaga seakan menjadi pengingat bahwa tempat-tempat seperti ini perlu dihormati dan dilestarikan. Bagi yang pernah mengunjunginya, Bukit Mbah Celeng menyimpan kenangan yang sulit dilupakan.


Reporter : Salsabila Amani Sa'diyah


Sosok Pemimpin Visioner yang Membawa Jawa Barat Berprestasi

Drs. Asep Sukmana, M.Si, lahir di Bandung pada 12 Juni 1969. Meski lahir di Bandung, kakek dan neneknya berasal dari Panawangan, Kabupaten Ciamis. Asep  pernah mengenyam pendidikan di Akademi Pemerintahan Dalam Negeri Bandung dan Institut Ilmu pemerintahan Universitas Padjadjaran. Istrinya adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). Mereka dikaruniai dua orang anak, anak sulungnya sedang menempuh pendidikan di Universitas Indonesia, sementara anak bungsunya berkuliah di Turki.

Sebelum menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Barat, Asep juga pernah menduduki berbagai jabatan, antara lain Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga; Kepala Urusan Administrasi Camat Panggarangan Kabupaten Lebak; Kepala Subbidang Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Badan Perencanaan Daerah; Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Sosial Budaya pada Bagian Administrasi Pembangunan; Sekretarias Dinas Komunikasi dan Informatika, Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta menjadi Kepala Biro Organisasi. Pada 2021, Asep diamanahi tugas sebagai Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung.

Asep Sukmana mulai menjabat sebagai Kepala Dispora Jawa Barat pada 2022 hingga saat ini. Sebagai seorang pemimpin dengan visi besar, dia telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam memajukan sektor pemuda dan olahraga di Jawa Barat. Di bawah kepemimpinannya, berbagai program inspiratif telah diluncurkan untuk mendorong generasi muda berkarya, berprestasi, dan menjadi agen perubahan.

Dengan latar belakang yang kuat di bidang manajemen publik dan kepemimpinan, Asep memahami pentingnya olahraga sebagai sarana pembangunan karakter, peningkatan kesehatan, dan pemersatu masyarakat. Program olahraga yang digagasnya tidak hanya menjadi ajang pencapaian prestasi, tetapi juga sebagai alat pemberdayaan pemuda dalam menghadapi tantangan zaman.

Selama masa jabatannya, Asep Sukmana berhasil membawa Jawa Barat meraih berbagai  kemenangan di tingkat nasional maupun internasional. Pada September lalu, dia mengantarkan kontingen Jawa Barat menjadi juara umum PON 2024, lalu Jabar juga meraih posisi kedua Pra-Peparnas 2024, serta mencetak prestasi di berbagai ajang lainnya.

Kini, Asep menjabat sebagai Pj Walikota Tasikmalaya, dilantik pada 28 November 2024. Karena istrinya bertugas sebagai ASN di Pemprov Jabar dan kedua anaknya menempuh pendidikan jauh dari rumah, maka mengharuskannya tinggal sendiri di Tasikmalaya. Dengan kesederhanaannya, dia mengaku tak ingin disediakan rumah besar oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya, karena dia merasa lebih nyaman untuk tinggal di rumah yang kecil dan dekat dengan tetangga.

Penulis: Yunita Nuraida


Wetland Park Cisurupan, Solusi Cerdas Atasi Banjir di Gedebage


VOKALOKA.COM - Kota Bandung, yang dikenal dengan julukannya "Paris van Java," telah menghadapi tantangan serius terkait banjir selama bertahun-tahun. Salah satu lokasi rawan banjir adalah Gedebage. Dalam upaya mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda wilayah Gedebage, Pemerintah Kota Bandung telah meresmikan Wetland Park Cisurupan pada 3 Desember 2019. Proyek ambisius yang dimulai sejak 11 Juli 2019 ini diharapkan mampu menjadi solusi jangka panjang dalam mengelola tata air di kawasan tersebut.

Wetland Park Cisurupan dirancang dengan 18 kolam retensi dengan bentuk dan kedalaman berbeda yang berfungsi untuk menyerap dan menyimpan air hujan. Kolam-kolam ini berperan penting dalam mengurangi tekanan pada infrastruktur drainase kota, sehingga dapat mencegah terjadinya genangan air yang merugikan masyarakat.

Fungsi utama dari Wetland Park ini adalah untuk memperkuat sistem tata air Daerah Aliran Sungai (DAS) Cinambo, khususnya Sungai Ciloa yang dikenal akan kejernihan alirannya. Dengan adanya wetland ini, diharapkan aliran sungai tetap lancar dan tidak terhambat oleh curah hujan yang tinggi. Selain itu, wetland park ini juga memiliki fungsi penunjang dalam penataan lanskap, terutama di wilayah tepian air. Penataan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan air dan pangan di kawasan tersebut.

Tidak hanya sebagai tempat parkir air Wetland Park Cisurupan dirancang sebagai media edukasi. Tujuannya untuk meningkatkan  pengerahuan dan juga empati dari warga setempat agar menyadari pentingnya empati masyarakat terhadap pengetahuan sistem ekologi dalam tata air dan gotong royong dalam pembangunan maupun pengelolaan.

Dengan demikian, pembangunan Wetland Park di Cisurupan bukan hanya sekadar langkah mitigasi terhadap banjir, tetapi juga merupakan upaya untuk menciptakan ekosistem yang lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Kota Bandung.

Penulis : Zahrah Azizah