Gus Miftah dan Penjual Es: Tokoh Agama Gagal Menjadi Teladan
Pesona Situ Patenggang: Danau Cinta di Tengah Keindahan Alam Ciwidey
Di tengah hamparan kebun teh Rancabali yang hijau dan asri, Situ Patenggang berdiri sebagai salah satu ikon wisata alam Ciwidey. Danau ini tidak hanya menyuguhkan keindahan pemandangan, tetapi juga menawarkan pengalaman yang sarat akan cerita dan kedamaian. Dengan legenda romantis yang menyelimutinya, Situ Patenggang menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang ingin merasakan keindahan alam sekaligus kehangatan kisahnya.
Situ Patenggang, yang berada di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut, memiliki suasana yang sejuk dengan suhu berkisar 15–20 derajat Celsius. Dikelilingi oleh pegunungan dan kebun teh, danau ini menawarkan panorama yang memukau. Airnya yang jernih berpadu dengan latar perbukitan hijau menciptakan suasana yang begitu menenangkan. Kabut tipis yang sering turun menambah kesan magis pada tempat ini, terutama di pagi hari.
Salah satu daya tarik utama Situ Patenggang adalah Batu Cinta, sebuah pulau kecil yang terletak di tengah danau. Menurut legenda setempat, Batu Cinta menjadi saksi bisu pertemuan kembali antara Ki Santang dan Dewi Rengganis, dua kekasih yang dipisahkan oleh takdir. Kisah ini menghidupkan suasana romantis di Situ Patenggang, menjadikannya lokasi favorit bagi pasangan yang ingin mengabadikan momen kebersamaan.
Untuk menikmati keindahan danau ini, pengunjung dapat menyewa perahu atau sepeda air yang tersedia. Berkeliling danau dengan perahu memberikan perspektif yang berbeda, memungkinkan wisatawan melihat lebih dekat pemandangan sekitar. Selama perjalanan, Anda akan disuguhkan pemandangan air tenang yang memantulkan bayangan langit dan bukit, menciptakan harmoni alam yang luar biasa.
Reporter : Shilvia Agustiani
Lestarikan Budaya,Pemuda Cibiru Gelar Kesenian Benjang
VOKALOKA,Bandung – Pemuda Kecamatan Cibiru menggelar acara kesenian Benjang pada Minggu (06/10/2024) di Lapangan Kampung Cibiru Wetan. Kegiatan ini bertujuan melestarikan budaya tradisional Sunda sekaligus memperkenalkan seni Benjang kepada generasi muda. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan warga yang antusias menyaksikan rangkaian pertunjukan.
Ketua panitia acara yaitu Asep, menjelaskan bahwa kegiatan ini diinisiasi oleh pemuda Cibiru untuk menjaga warisan budaya yang hampir terlupakan. "Kami ingin anak-anak muda mengenal Benjang dan mencintai budaya leluhur mereka. Dengan acara ini, kami berharap seni tradisional bisa terus hidup," katanya.
Benjang sendiri merupakan seni tradisional khas Sunda yang memadukan unsur olahraga, bela diri, dan seni tari. Dalam pertunjukannya, pemain Benjang diiringi alat musik tradisional seperti kendang, terompet, dan gong. Selama acara, para pemuda Cibiru menampilkan atraksi Benjang yang memukau, lengkap dengan musik pengiring khas Sunda.
Salah satu pengunjung, Ibu Tati, mengaku bangga melihat antusiasme pemuda dalam melestarikan budaya. "Sudah lama saya tidak melihat pertunjukan Benjang seperti ini. Senang sekali melihat anak muda sekarang mulai peduli terhadap budaya kita," ujarnya.
Selain pertunjukan, acara ini juga dimeriahkan dengan lokakarya alat musik tradisional dan dialog budaya bersama budayawan lokal. Dalam dialog tersebut, budayawan Suherman menjelaskan pentingnya regenerasi dalam seni tradisional. "Kalau tidak ada generasi penerus, Benjang bisa hilang. Maka, kita harus mengajarkan seni ini kepada anak-anak muda," katanya.
Camat Cibiru, turut hadir dan memberikan apresiasi terhadap inisiatif para pemuda. "Kami bangga melihat semangat pemuda Cibiru dalam melestarikan budaya. Kegiatan seperti ini harus terus didukung, karena seni tradisional seperti Benjang adalah identitas kita," ucapnya.
Salah satu peserta lokakarya, Ridwan mengaku sangat terinspirasi setelah mengikuti acara ini. "Awalnya saya cuma penasaran, tapi setelah mencoba, saya jadi ingin belajar lebih dalam tentang Benjang. Ternyata seni ini punya banyak nilai kehidupan yang bisa kita pelajari," katanya.
Pemuda Cibiru berencana menjadikan acara ini sebagai agenda tahunan agar seni Benjang dapat terus dikenal dan dilestarikan. Mereka berharap upaya ini tidak hanya menghidupkan kembali seni tradisional, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal di kalangan generasi muda.
Reporter : Shilvia Agustiani