Hari Pertama Pelatihan Pastry: Warga Cipadung Kidul Antusias Belajar Buat Kue

VOKALOKA.COM, Bandung - Suasana penuh semangat dan antusiasme menyelimuti aula Kelurahan Cipadung Kidul pada hari Kamis (03/10/2024). Hal ini dikarenakan diselenggarakannya pembukaan dan hari pertama pelatihan pastry yang diikuti oleh 20 warga dari Kelurahan Cipadung Kidul.

Pelatihan yang digelar selama tujuh hari ke depan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan warga dalam membuat berbagai jenis kue. Pada hari pertama, peserta terlihat sangat antusias mengikuti setiap tahap pembuatan fudgy brownies yang dipandu oleh Laras,  instruktur berpengalaman dalam pelatihan ini.

"Semangat karena masih ada enam hari lagi yang harus diikuti, harus full kan? Seru juga!" ujar Lidia peserta dari RW 09.

Teknis pelatihannya yaitu peserta dibagi menjadi 4 kelompok, dengan masing-masing kelompok yang beranggotakan 5 orang untuk bekerja sama membuat kue. Selama pelatihan, peserta tidak hanya diajarkan teknik dasar pembuatan kue, tetapi juga diberikan pengetahuan tentang pemilihan bahan baku yang berkualitas dan cara menghias kue agar terlihat menarik.

Andri Darusman, M.Si., selaku Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung, berharap melalui pelatihan ini, warga Kelurahan Cipadung Kidul dapat mengembangkan potensi diri mereka di bidang kuliner. Dengan begitu, mereka dapat membuka peluang usaha baru.

Reporter: Salma Rahadatul Aisy

Guna Cegah Penumpukan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Perintahkan Seluruh Kelurahan untuk Budidayakan Maggot

VOKALOKA.COM, Bandung - TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sarimukti, Kelurahan Babakan Penghulu, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung, kini sudah mulai overload. Sehingga, DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Bandung memerintahkan 151 kelurahan yang berada di Kota Bandung untuk segera membudidayakan maggot yang berasal dari lalat BSF (Black Soldier Fly) sebagai bentuk penanganan sampah organik, sebagai upaya pengurangan beban tampung TPA Sarimukti, pada Senin (21/10/2024).

Setiap warga harus memisahkan antara sampah organik berupa makanan, sayuran, dan buah-buahan, serta sampah non-organik berupa plastik, kaleng, dan karet. Karena Dinas Lingkungan Hidup hanya mengangkut sampah non-organik, maka apabila terdapat warga yang masih menggabungkan sampah organik dan non-organik, Dinas Lingkungan Hidup tidak akan mengangkut sampah tersebut. Dinas Lingkungan Hidup meminta setiap kelurahan yang berada di Kota Bandung untuk mengumpulkan sampah sebanyak 300 kg/hari. Namun,  nyatanya belum semua kelurahan dapat mengumpulkan sampah sebanyak itu, dikarenakan belum semua warga terbiasa memisahkan sampah organik dan non-organik.

Kegiatan budidaya maggot ini sudah dimulai pada bulan Januari 2024. Namun, diantara 151 kelurahan yang berada di Kota Bandung, ada sebagian kelurahan yang belum efektif dalam budidaya maggot ini. Namun, Kelurahan Babakan Penghulu ini sudah membudidayakan maggot, bahkan dinobatkan sebagai juara 3 budidaya maggot oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung saat mereka mengunjungi masing-masing kelurahan yang berada di Kota Bandung.

"Alhamdulillah kang kita dapet tempat budidaya maggot cukup luas disini, dan bisa ngelola magot dengan baik. Semua kita manfaatin, kang, mulai dari pupa bekas maggot kami giling, kemudian dijadikan pakan untuk ayam petelur. Terus dari sisa pakan si maggotnya kita jadiin pupuk kang. Ada yang kami buat halus, ada yang di buat kasar. Kadang ada juga yang beli kesini kang, tapi kalau warga sekitar mah kami kasih aja, karena kan Kami juga dapet dari SOD mereka," ucap Isep Sarif selaku pengelola maggot Kelurahan Babakan Penghulu.

Dalam pemberian pakan, Kelurahan Babakan Penghulu tidak langsung memberikan SOD (Sampah Organik Dapur) kepada maggot. Namun, para pengelola akan memfermentasi SOD terlebih dahulu selama 2-3 hari. Hal ini dilakukan untuk mencegah pembusukan yang dapat mengganggu lingkungan sekitar. Ketika sudah terfermentasi, SOD tersebut diberikan kepada maggot sebanyak dua hari sekali.

" Kalo enggak difermentasi teh baunya ganggu banget kang, kalo di fermentasi gini mah jadinya aroma-aroma tape gtu. Jadi, mengurangi pembusukan yang bisa ganggu lingkungan warga," ucap Dedi selaku pengelola maggot di Kelurahan Babakan Penghulu. Dedi juga berharap semoga permasalahan sampah di Kota Bandung segera terselesaikan.

Reporter: Rifqi Muhammad Rofiqi

Dispora Jabar Gelar Rapat Evaluasi Bulanan Jabar Innovation Fellowship Bulan Kedua



VOKALOKA.COM, Bandung – Rapat Evaluasi Kegiatan Jabar Innovation Fellowship (JIF) untuk bulan September 2024 dilaksanakan di Aula Dispora Provinsi Jawa Barat pada Selasa, (15/10/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan inovasi yang dilakukan oleh para peserta JIF selama ditempatkan di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Biro. Rapat yang merupakan evaluasi kedua ini diikuti oleh 24 peserta dari program tersebut.

JIF merupakan program yang diinisiasi oleh Dispora Jawa Barat untuk memberikan ruang belajar kepada pemuda dan pemudi guna mengembangkan potensi diri melalui penempatan di OPD/Biro Provinsi Jawa Barat selama empat bulan. "Rapat ini dilakukan setiap bulan dalam rangka evaluasi bulanan. Total peserta JIF itu ada 24 yang ditempatkan di OPD/Biro yang berbeda," ujar Arya Zikri Maulana Latif, salah satu peserta JIF yang ditempatkan di Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat di Braga.

Dalam rapat tersebut, masing-masing peserta diminta untuk memaparkan aktivitas serta inovasi yang telah mereka kembangkan di tempat penugasan masing-masing. Evaluasi dilakukan oleh tim dari Dispora dan turut melibatkan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat. Melalui proses ini, para peserta tidak hanya mempresentasikan hasil kerja mereka, tetapi juga mendapat masukan dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.

Tujuan utama dari evaluasi ini adalah untuk memonitor sejauh mana program JIF berhasil mendorong inovasi di lingkungan OPD/Biro, serta untuk mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi peserta selama menjalankan tugasnya. “Setiap orang melaporkan kegiatannya masing-masing dan mempresentasikan inovasi yang dibuat di OPD/Biro masing-masing. Terus akan dievaluasi oleh Dispora dan juga pak Sekda Jabar,” tambah Arya.

Program JIF ini diadakan supaya dapat terus memberikan dampak positif dalam pengembangan kapasitas pemuda, sekaligus mendorong terciptanya berbagai inovasi di lingkungan pemerintah provinsi Jawa Barat. Evaluasi bulanan menjadi bagian penting dalam memastikan tercapainya tujuan tersebut.

Reporter: Reyditha Amelia

Iseng Belajar Membuat Tempe, Kini Hedi Hidupi Keluarga dari Usaha Kecilnya

VOKALOKA.COM, Bandung - Tempe adalah salah satu makanan pokok yang bergizi dan dicari oleh banyak orang. UMKM makanan yang berasal dari kedelai ini mempunyai nilai gizi yang tinggi. Salah satu pembuat tempe di daerah Cibiru adalah Hedi, tepatnya di Kelurahan Pasir Biru. Produksi tempe, seperti yang dilakukan Hedi, bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.

Hedi memulai pembuatan tempe pada tahun 2001. Ia bermula hanya iseng belajar karena ingin mendapatkan ilmu, pada akhirnya hingga sekarang, ia memproduksi tempe yang bisa memenuhi kebutuhan keluarga setiap harinya. "Bapak sebenernya korban PHK. Dulu,  kerja di perusahaan tekstil. Belajar bikin tempe karena iseng, nggak digaji. Yang penting ilmu bisa bikin tempenya dapet. Tapi akhirnya, Bapak kena PHK di kantor, dan dari situ ilmu bapak membuat tempe dipake hingga sekarang. Dari tempe ini, bapak bisa menghidupi keluarga bapak," ucap Hedi.

Setiap harinya, Hedi berjualan keliling di sekitar Cibiru dan Cilengkrang. Ada juga yang sudah menjadi langganan tempe Hedi, yang datang langsung setiap hari ke tempatnya untuk mengambil tempe. Ada dua jenis tempe yang dijual Hedi, yakni yang dibungkus asli dilapisi daun pisang dan ada yang dibalut plastik. Untuk harga yang dibungkus daun pisang, itu lebih mahal di harga Rp8.000 karna daun pisang yang digunakan pun premium. Sementara harga tempe yang dibalut plastik lebih murah, yaitu Rp6.000.

Selain tempe utuh, Hedi bersama istrinya, Euis, membuat inovasi dari tempe, yaitu keripik tempe. Dengan berbagai proses panjang, keripik tempe bisa diperjualbelikan dengan sempurna di tahun 2019. Proses pembuatan keripik tempe lebih banyak memakan waktu. Untuk membuat 1 kg keripik tempe, membutuhkan waktu 3 jam untuk penggorengan, karena keripik tempe yang bagus dan kokoh harus digoreng per helai. Maka dari itu, Hedi hanya bisa membuat keripik tempe sebanyak 2 kg dalam satu hari.

Hedi mengaku senang dengan pekerjaan yang ia lakukan sekarang karena tempe adalah makanan pokok yang setiap harinya dibutuhkan oleh banyak orang. Tidak sedikit warga yang memesan keripik tempe Hedi. Dari berjualan tempe, ilmu yang didapat tidak mudah,  diperlukan trial and error untuk mencapai hasil yang diinginkan. Namun, dengan itu,  produksi tempe Hedi dapat membantu masyarakat agar tidak sulit mencari tempe. Adapun kenaikan harga, Hedi tidak pernah menaikan harga secara drastis, tetapi melihat konsumen yang membutuhkan tempe dengan harga yang terjangkau. Usaha tempe adalah usaha yang tidak akan padam ditelan zaman.
 
Reporter : Salimah

Siap Hadapi Hujan, Inilah yang Dilakukan Gobertam Kecamatan Panyileukan

VOKALOKA.COM, Bandung - Kelurahan Cipadung Kidul yang terletak di Komplek Bumi Panyileukan F. 12 No. 31, untuk yang kedua kalinya mengikuti apel pengarahan mapag hujan pada hari Kamis (17/10/2024). Seperti biasa, kegiatan ini diikuti oleh Kelurahan Cipadung Kidul, Cipadung Wetan, Cipadung Kulon dan Mekarmulya. 

Berbeda dengan kegiatan sebelumnya, kali ini Gobertam yang bekerja tidak hanya berasal  dari satu kelurahan, melainkan langsung dari empat kelurahan. Adapun lokasi yang dibersihkan kali ini adalah dua RW sekaligus yakni di RW 05 dan RW 13.

Bukan hanya para Gobertam yang hadir di lokasi kegiatan, tetapi kegiatan kali ini juga dipantau langsung oleh lurah dan sekretaris lurah Kelurahan Cipadung Kidul. Dengan demikian, para Gobertam merasa semangat karena diperhatikan langsung oleh atasan mereka.

Selain itu, para Gobertam juga semakin semangat ketika mendapatkan dukungan langsung oleh Sekretaris Kelurahan Cipadung Kidul. "Wihh, bersih itu! Semangat Pak!" teriak Ratna selaku Sekretaris Kelurahan Cipadung Kidul yang sedang membersamai para Gobertam.

Dengan adanya kegiatan bersih-bersih yang dilakukan oleh para Gobertam ini, Ratna berharap saat datangnya hujan nanti, Kecamatan Panyileukan, yang terdiri dari beberapa kelurahan, tidak akan terkena banjir. Karena telah siap untuk menghadapi hujan yang lebat yang mungkin akan datang sewaktu-waktu.

 

Reporter: Sri Susanti