Gebyar UMKM, Kantor Kecamatan Cinambo Adakan Lomba Melukis Bagi Anak Anak PAUD Se Kecamatan Cinambo
Beberapa Fenomena Unik Ziarah di Makam Para Wali
Acara ini diikuti oleh para santri serta jemaah pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perjalanan ziarah Wali Songo ini biasanya dilakukan selama kurang lebih lima hari. Namun, karena para jamaah hanya memiliki waktu luang di akhir pekan saja, maka pimpinan ponpes memutuskan untuk berangkat hanya dua hari satu malam saja.
Selama berziarah kami mendapati kejadian-kejadian unik di beberapa tempat ziarah. Pertama, ketika kami berziarah ke makam Sunan Gunung Djati dan Syekh Nurjati. Saat kami berangkat ke Makam Sunan Gunung Djati, kami sangat terkejut melihat banyak pengemis yang meminta-minta kepada rombongan ziarah, mulai dari lansia, anak-anak bahkan preman yang mabuk pun ikut mengemis. Dari ujung ke ujung, mereka antre meminta uang dari kami, bahkan sebagian ada yang terus mengikuti sampai ke gerbang makam karena kami tidak memberi uang. Padahal sebelumnya, ketika di bus, kami menonton video kawasan makam Sunan Djati dan mengira bahwa mereka adalah warga setempat yang sedang nongkrong. Ternyata, mereka adalah pengemis.
Kejadian kedua terjadi ketika kami berziarah ke makam Sunan Kudus. Setelah sampai di terminal bus di Kudus, semua orang tertidur lelap, sebagian ada yang bangun untuk mandi. Sesampainya di Menara Kudus, para peziarah menunggu bedug yang berada di atas menara dibunyikan. Salat Subuh pun dilaksanakan dengan khusyuk. Setelah berdzikir dan berdoa, kami berangkat ke makam Sunan Kudus yang berada tidak jauh dari kawasan masjid. Kami harus membuka sandal ketika memasuki makam, dan suasana makam pun masih sepi karena masih pagi.
Jam 6 pagi, rombongan kami selesai berziarah, lalu siap-siap untuk berfoto bersama di depan Menara Kudus. Foto yang akan diabadikan oleh bagian dokumentasi, akan tetapi terhalang oleh tukang foto paksa. Mereka mengarahkan jemaah untuk difoto, lalu mencetaknya dengan inisiatif tanpa jemaah minta, dan meminta bayaran dari foto tersebut. Selain itu, kawasan foto yang berada di sisi jalan pun bentrok dengan kendaraan yang lalu lalang sehingga mengganggu kegiatan dokumentasi foto.
Kejadian yang ketiga terjadi di kawasan makam Sunan Muria. Sesampainya di makam, kami berjalan sedikit ke atas untuk naik ojek. Namun, suasana di atas ricuh, karena para jemaah berebut ojek untuk sampai ke makam yang berada di atas. Karena kami mengambil hari Minggu pagi, banyak rombongan dari penjuru Nusantara yang berziarah. Perbandingan jumlah antara jemaah dan ojek sangat jauh, sehingga mau tidak mau, kami khususnya panitia harus berebut dan saling sikut untuk mendapatkan ojek. Suasana saat itu sangat rusuh. Karena banyak lansia di rombongan kami, maka santriwan dan santriwati mengalah terlebih dahulu untuk para lansia.
Sunan Muria merupakan makam terakhir yang kami ziarahi. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan pulang ke Bandung. Sesudah do'a perjalanan dipanjatkan, untuk mengisi kekosongan perjalanan, bidang dokumentasi memutar musik-musik religi. Di pertengahan jalan, kami tidak lupa untuk membeli oleh-oleh yang akan dibawa ke Bandung, dan kami membeli di daerah Kampung Semarang. Setelah puas berbelanja, kami melanjutkan perjalanan lagi. Sekitar pukul 9 malam, kami melaksanakan salat jamak takhir Isya dan Ashar. Setelah 40 menit, kami melanjutkan perjalanan.
Tak terasa waktu menunjukan pukul 23.30 WIB, kami pun sampai di Bandung, di Ma'had tercinta yaitu Ma'had Al-Mu'awanah. Orang-orang turun dari bus dengan membawa oleh-oleh dan barang bawaannya. Kembali ke rumah untuk beristirahat, dan bersiap melanjutkan kegiatan esok pagi.
Penulis : Rifqi Muhammad Rofiqi
Menikmati Keindahan Alam Di Tengah Kota Bandung
Di tengah hiruk-pikuk kota Bandung, terdapat sebuah oasis alam yang menanti untuk dijelajahi yaitu Taman Hutan Raya Djuanda. Terletak di kaki Gunung Burangrang, tempat ini menyuguhkan keindahan alam yang memukau serta sejarah yang kaya. Dalam perjalanan ini, kami menemukan bahwa setiap langkah menyimpan cerita.
Pagi itu, sinar matahari mulai menembus pepohonan, menciptakan cahaya keemasan yang menari di atas tanah. Kami memasuki gerbang Taman Hutan Raya Djuanda, disambut oleh udara segar yang beraroma tanah basah. Suara burung berkicau dan desiran angin menyambut kami, memberikan nuansa damai yang jarang ditemukan di kota.
Perjalanan dimulai dengan mengunjungi situs sejarah yang ada di dalam taman. Saya menemukan bekas benteng pertahanan yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Dengan imajinasi yang liar, kami membayangkan bagaimana perjuangan para pahlawan di masa lalu. Di sini, sejarah seolah berbicara, mengajak kami untuk lebih menghargai kebebasan yang kita nikmati saat ini.
Salah satu spot favoritku adalah Tebing Keraton. Dari ketinggian, panorama kota Bandung terhampar begitu indah. Rasanya, semua masalah seketika sirna saat memandang keindahan alam yang begitu megah. Tak hanya itu, aku juga menyempatkan diri untuk mengunjungi Curug Dago. Air terjun yang menyegarkan ini menjadi tempat yang pas untuk melepas penat setelah seharian beraktivitas.
Bagi para pecinta alam, Tahura Djuanda adalah surga tersembunyi yang wajib dikunjungi. Selain keindahan alamnya, tempat ini juga menawarkan berbagai aktivitas menarik seperti trekking, camping, dan bersepeda. Jika kamu ingin mencari ketenangan dan mendekatkan diri dengan alam, Tahura Djuanda adalah jawabannya.
Setelah menjelajahi sejarah, saya melanjutkan perjalanan menuju hutan yang lebat. Trek yang berkelok-kelok membawa saya melewati berbagai jenis pohon dan tumbuhan, masing-masing bercerita tentang ekosistem yang kaya. Di tengah perjalanan, kami berhenti di sebuah air terjun kecil yang tersembunyi. Suara gemuruh air yang jatuh memberikan sensasi menenangkan. Kami tak dapat menahan diri untuk berfoto dan merasakan kesegaran air yang menetes di wajah.
Tahura Djuanda bukan hanya tentang pemandangan, tetapi juga keanekaragaman hayati. Kami beruntung melihat sekawanan monyet, kupu-kupu berwarna-warni yang menari di antara bunga-bunga. Dengan kamera di tangan, saya mencoba mengabadikan momen tersebut, sementara seorang teman saya menceritakan tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati.
Petualangan di Tahura Djuanda bukan hanya tentang menikmati keindahan alam, tetapi juga menyelami sejarah dan menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Setiap langkah di hutan ini mengajarkan kami untuk menghargai dan merawat alam, agar generasi mendatang dapat merasakan keajaiban yang sama. Dengan hati penuh kenangan, kami meninggalkan taman ini, membawa pulang lebih dari sekadar foto, tetapi juga pelajaran hidup yang berharga.
Jika kamu mencari tempat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman, Tahura Djuanda adalah pilihan yang tepat. Selain menawarkan berbagai aktivitas outdoor, tempat ini juga menyediakan fasilitas yang cukup lengkap, seperti area parkir, toilet, dan warung makan.
Penulis : Riki Rachmat Ilham
Citumang: Surga Tersembunyi bagi Pecinta Alam
Salah satu daya tarik utama Citumang adalah aktivitas body rafting. Dengan menggunakan ban dalam, pengunjung dapat menyusuri sungai sambil menikmati keindahan alam sekitar. Arus sungai yang tidak terlalu deras membuat aktivitas ini aman bagi pemula, bahkan anak-anak pun bisa ikut serta. Sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan, seperti tebing-tebing hijau, gua-gua alami, dan air terjun mini.
Selain body rafting, Citumang juga menawarkan berbagai aktivitas lain yang menarik, seperti berenang, snorkeling, dan trekking. Bagi yang ingin menikmati suasana yang lebih tenang, bisa bersantai di tepi sungai sambil menikmati bekal makan siang.
Yang membuat Citumang begitu istimewa adalah keaslian alamnya yang masih terjaga. Hutan di sekitar sungai menjadi rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna. Suara burung yang berkicau dan suara air sungai menciptakan suasana yang sangat menenangkan.
Citumang adalah destinasi wisata yang cocok bagi keluarga ataupun bersama teman-teman yang menyukai alam dan petualangan. Selain keindahan alamnya, Citumang juga menawarkan pengalaman yang sangat seru dan menyenangkan. Dengan pengelolaan yang baik oleh warga setempat, Citumang berhasil menjadi daya tarik masyarakat lokal maupun internasional.
Reporter : Zulfan Syah Arrasyady
Menelusuri Keajaiban Bawah Tanah di Goa Pindul
VOKALOKA.COM, Yogyakarta - Goa Pindul, sebuah destinasi wisata alam yang menakjubkan di Yogyakarta, menawarkan pengalaman petualangan yang tak terlupakan. Terletak di kawasan Gunungkidul, gua ini terkenal dengan keindahan stalaktit dan stalagmitnya, serta sungai bawah tanah yang dapat dijelajahi dengan aktivitas tubing.
Salah satu daya tarik utama Goa Pindul adalah aktivitas tubing. Anda akan menikmati menyusuri sungai bawah tanah dengan menggunakan ban pelampung. Selama perjalanan, pemandu akan memberikan penjelasan mengenai sejarah dan keunikan gua ini. Sensasi bermanuver di antara stalaktit dan stalagmit serta merasakan dinginnya air sungai akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Goa pindul memiliki kedalaman air berkisar 12 meter dengan ketinggian diatas air 5 meter. Panjang lorong goa 350 meter dan perjalanan menyelusuri sekitar 50-60 menit. Penelusuran gua yang ditemani oleh pemandu wisata yang akan menjelaskan sejarah goa beserta mitos mitos yang ada dengan berbekal senter.
Harga yang terjangkau pada wisata ini menjadi daya tarik para wisatawan dari luar kota. Cahaya yang menembus celah-celah bebatuan menciptakan pemandangan yang memukau, seolah-olah sedang menjelajahi dunia lain. Ada berbagai macam mitos dalam Goa Pindul, seperti batu perkasa dan batu . Beberapa kepercayaan menyebutkan bahwa ada batu-batu tertentu di dalam goa yang memiliki kekuatan magis. Konon, batu-batu ini dapat memberikan kekuatan fisik dan keberuntungan bagi siapa saja yang menyentuhnya. Selain itu, terdapat mitos batu yang berkaitan dengan kaum wanita.
Menurut seorang pemandu wisata siapa saja wanita yang terkena tetesan air dari salah satu batu maka akan menjadi cantik jelita dan mempesona. Setelah menempuh perjalanan 300 meter dan hampir sampai ujung goa, wisatawan dapat menikmati keindahan cahaya matahari yang masuk melalui celah goa. Wisatawan juga diperbolehkan berenang dan bermain main air juga dapat mengabadikan momen yang di bantu oleh pemandu wisata.
Reporter : Zahrah Azizah