VOKALOKA.COM, Bandung- Pantai Pangandaran memikat pengunjung dengan keindahan alamnya yang memukau. Garis pantainya yang panjang dan dipenuhi dengan pasir putih lembut yang cocok untuk berfoto atau berjalan-jalan di bawah teriknya sinar matahari. Air lautnya yang jernih dan biru membentang luas, menciptakan pemandangan yang menakjubkan.
Hawa dingin menyambut kedatangan kami, dinginnya angin malam sangat terasa mulai dari atas kepala hingga ujung kaki. Setelah melalui perjalanan panjang kurang lebih dari lima jam, perjalanan saya bersama keluarga menuju Pantai Pangandaran dalam rangka mengisi waktu libur pada akhir tahun begitu sangat melelahkan.
Sebelum berangkat, kami berdoa terlebih dahulu. Setelah berdoa, kami pun memulai perjalanan. Perjalanan diawali dari Garut kota ke arah Singaparna, lalu menuju Tasikmalaya sampai masuk ke daerah Banjar mengikuti jalan hingga masuk ke Pangandaran, Ciamis. Jalanan yang berliku membuat kami lebih waspada dan hati-hati karena berkendara di malam hari, jalan berlubang, belokan demi belokan yang cukup curam sering ditemui di beberapa titik jalan. Rasanya ingin cepat sampai setelah cukup lama berkendara. Lima jam berlalu suara desir ombak sudah mulai terdengar dari kejauhan.
Kawasan pangandaran tidak hanya merupakan kawasan pantai, tetapi juga terdapat cagar alam yang didalamnya terdapat goa-goa yang terbentuk ratusan hingga ribuan tahun lalu. Terdapat pula goa tempat persembunyian Belanda pada masa penjajahan. Selain keindahan pantainya, Pantai Pangandaran juga memiliki beberapa keistimewaan lainnya, diantaranya yaitu dapat melihat matahari terbit dan matahari terbenam dari pantai timur dan pantai barat pada hari yang sama, karena jarak yang relatif dekat antara kedua pantai.
Pantainya yang indah dengan air jernih sehingga memungkinkan kami untuk berenang atau sekedar bermain air di tepi pantai. Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih, memiliki tim penyelamat pantai, jalan lingkungan yang beraspal dengan penerangan yang cukup memadai serta keindahan laut yang mempesona. Wilayah ini pernah terkena tsunami pada tahun 2006, hingga membuat kegiatan pariwisata di daerah itu lumpuh. Namun, masyarakat Pangandaran segera bangkit, bergegas membenahi wilayah tersebut, sehingga kini tak terlihat lagi tanda-tanda bekas serangan dahsyat tsunami itu.
Saat tiba di Pangandaran, kami istirahat sejenak untuk melepaskan penat di sebuah penginapan yang kami sewa sekeluarga. Terdapat beberapa kamar dari penginapan itu, namun kami hanya menyewa dua kamar untuk satu keluarga. Setelah pagi datang menyingsing, kami pun bergegas untuk sarapan karena sudah tidak sabar menuju kawasan pantai untuk bermain bersama.
Berjalan-jalan di pinggir pantai sambil melihat betapa indah pemandangan di Pantai Pangandaran ini memang tidak ada habisnya. Ketika melihat gulungan ombak menyapu bersih pesisir pantai, sungguh terasa damai dan tentram. Beban hidup yang ada terasa hilang. Pantai Pangandaran ini tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan lokal saja, tetapi banyak juga wisatawan mancanegara yang berlibur di Pantai Pangandaran ini.
Kami tak henti-hentinya berdecak kagum atas keindahan panoramanya. Angin memberikan rasa damai dan kesejukan, semua orang tersenyum gembira, tak ada yang berwajah muram ataupun sedih. Di sini, semua tersenyum dan tertawa lebar merasakan kebahagiaan berada di tempat seindah ini, seolah beban hidup tersapu bersih oleh deburan ombak yang ikut menyapu pesisir pantai. Di Pantai Pangandaran, kami bisa melihat betapa luasnya lautan, sebagai bukti begitu indahnya ciptaan Sang Maha Kuasa.
Siang hari pun tiba. Matahari tepat berada di atas kepala, namun kami tetap melanjutkan aktivitas. Kami mengunjungi pasir putih di Pantai Pangandaran ini dengan menaiki perahu nelayan yang disewakan. Di sana terdapat kera-kera yang berkeliaran mengincar makanan dari para pengunjung. Namun, petugas di sana menghimbau kami untuk tetap tenang dan tidak bersikap gegabah. Di sana pula terdapat sebuah goa yang katanya, jika mencuci muka menggunakan air yang terdapat di dalam goa itu, akan membuat awet muda dan cepat dalam mendapatkan pasangan.
Sore pun tiba, kami pergi ke pantai barat untuk menyaksikan serta menikmati indahnya senja dan melihat matahari tenggelam. Melihat pemandangan yang indah serta menenangkan itu rasanya ingin selalu berada di tempat dengan panorama seperti ini.
Ketika telah memasuki waktu malam, kami pun berburu kuliner yang ada di Pantai Pangandaran dengan menaiki gowes, yakni sepeda yang bisa digunakan oleh beberapa orang. Ketika malam hari, di sekitar pantai banyak yang menyewakan gowes dan ATV. Setelah menemukan tempat yang cocok untuk makan malam bersama, kami pun segera malahapnya dengan ditemani rintik hujan yang mengguyur atap rumah makan itu.
Malam pun berlalu. Pagi-pagi kami sudah bangun, suara gemuruh ombak di pantai pun sedikit demi sedikit mulai terlihat diterangi oleh sinar matahari yang mulai terbit dari sebelah timur. Hari itu sekitar pukul 08.00, saya bersama adik dan sepupu saya berkeliling pantai dengan menyewa ATV untuk menikmati indahnya pantai pangandaran di pagi hari dan juga mengeksplor apa saja yang dapat dibeli di sekitar sana.
Tak terasa sudah beberapa jam kami menghabiskan waktu untuk bermain di pantai. Kami pun bergegas untuk pulang. Sebelum pulang, kami sempatkan untuk membeli oleh-oleh seperti pakaian, aksesoris, sampai ikan segar yang baru ditangkap.
Penulis: Zidan Muhammad Sirojudin