Coffee Garden Pondok Citarum: Dari Lahan Ketahanan Pangan, Jadi Oase Bisnis dan Budidaya Unggas
Tingkatkan Literasi Masyarakat, Kelurahan Mekarmulya Adakan Sosialisasi Program Pojok Baca
VOKALOKA.COM, Bandung - Kelurahan Mekarmulya mengadakan sosialisasi program Pojok Baca, pada Jum'at (11/10/2024) di Aula Kelurahan Mekarmulya, Jalan Mekarmulya, Kota Bandung. Acara tersebut diisi oleh Teguh, sebagai pegiat Pojok Baca Kelurahan Mekarmulya.
Dalam sosialisasi Pojok Baca, dia secara khusus membahas teknik-teknik kreativitas untuk memecahkan kebekuan, agar suasana penonton di dalam forum bisa mencair, membuat sosialisasi ini lebih menyenangkan.
Sosialisasi ini dihadiri oleh sejumlah pelaksana tugas (PLT) Lurah Mekarmulya, Rachmat Hidayat, beserta jajaran dan stafnya. Turut hadir juga Bunda PAUD Kelurahan Mekarmulya.
Teguh menuturkan bahwa program yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, yaitu Pojok Baca. Kegiatan ini akan dilakukan dengan pendekatan sederhana untuk guru PAUD agar mereka memiliki daya kreativitas sebagai pengajar.
Guru PAUD diharapkan bisa secara mandiri mengembangkan kreativitas sebagai pengajar. Melalui pembuatan lagu sederhana sebagai penyemangat dalam pembelajaran ataupun lagu-lagu untuk mencairkan suasana.
Reporter: Riki Rachmat Ilham
Budidaya Ikan di Desa Cimekar: Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat
Warga Cimekar memiliki pengetahuan tentang jenis ikan yang cocok dibudidayakan di perairan setempat, serta teknik-teknik tradisional yang ramah lingkungan. Mereka memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan lahan kosong yang disulap menjadi kolam ikan. Dengan modal yang terbatas, masyarakat berhasil mengembangkan usaha budidaya ikan yang berkelanjutan.
"Kolam ikan besar sudah ada sejak peninggalan nenek moyang dan kolam kecil sudah ada sekitar dua tahun. Kolam ikan kami berisi berbagai jenis, seperti ikan mas, ikan nila, ikan koi dan juga ikan lele, meskipun populasinya hanya sedikit," ungkap Ita, salah satu pengurus budidaya ikan tersebut. Keberhasilan budidaya ikan di Desa Cimekar telah meningkatkan produksi ikan mas dan nila, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Keberhasilan mereka tidak lepas dari dukungan pemerintah desa dan berbagai pihak terkait. Selain meningkatkan pendapatan masyarakat, budidaya ikan juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. Dengan mengelola perairan secara bijaksana, kualitas air di Desa Cimekar menjadi lebih baik. Selain itu, budidaya ikan juga membantu menjaga keanekaragaman hayati perairan.
Keberhasilan Desa Cimekar dalam mengembangkan budidaya ikan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain. Pemerintah daerah pun semakin gencar memberikan dukungan terhadap pengembangan sektor perikanan di daerahnya. Melalui budidaya ikan, masyarakat Desa Cimekar tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga melestarikan kearifan lokal dan menjaga kelestarian lingkungan.
Reporter : Suci Resti Fauziah
Unsur Mistis dalam Tradisi Reak yang Tetap Lestari di Kelurahan Palasari
Kopi Manglayang Go Publik Melalui Inovasi Masyarakat Lokal
VOKALOKA.COM, Bandung - Sebuah café di kawasan Manglayang menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta kopi dan anak muda. Terletak di kaki Gunung Manglayang, café ini tidak hanya menyajikan konsep kopi buku dikatenakan terdapat market mahasiswa tetapi juga memperkenalkan kopi lokal berkualitas tinggi.
Kopi Manglayang, yang dihasilkan dari perkebunan sekitar, memiliki cita rasa unik dengan aroma floral dan aftertaste. Keberadaan café ini seolah menggabungkan dua elemen favorit masyarakat, kopi dan wisata alam menjadikannya destinasi yang ramai dikunjungi, terutama di akhir pekan.
"Kami ingin memperkenalkan kopi Manglayang ke masyarakat lebih luas. Dengan suasana pegunungan yang asri, pengunjung bisa menikmati pengalaman minum kopi yang berbeda," ujar pemilik café.
Pengunjung tidak hanya datang untuk mencicipi kopi, tetapi juga untuk menikmati suasana nyaman dengan konsep terbuka. Café ini memiliki area outdoor dengan tempat duduk yang menghadap langsung ke pemandangan hutan pinus dan Gunung Manglayang, menciptakan atmosfer relaksasi yang sempurna. Seorang pengunjung, Fadil Mutaqien, mengaku terkesan dengan pengalaman yang ia dapatkan. "Kopinya enak banget, rasanya beda dibandingkan kopi komersial lainnya. Ditambah lagi, tempatnya keren, cocok buat nugas," ujarnya.
Café ini juga mendukung produk lokal dengan menggunakan biji kopi dari petani di sekitar Manglayang. Dengan semakin populernya tempat ini, café tersebut berencana mengadakan kegiatan rutin seperti workshop brewing dan tur edukasi ke perkebunan kopi. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi kopi lokal sekaligus mendukung ekonomi masyarakat sekitar.
Café di kaki Gunung Manglayang kini bukan hanya menjadi tempat nongkrong, tetapi juga simbol pemberdayaan komunitas dan promosi kopi khas lokal. Pesona alam yang dipadukan dengan kenikmatan kopi otentik menjadikannya pengalaman baru untuk pecinta kopi daerah Bandung dan sekitarnya. Ke depan, café ini juga berencana memperluas konsep ekowisata dengan menghadirkan aktivitas lain, seperti camping ground dan trekking ringan ke area hutan sekitar. Pengunjung dapat menikmati pengalaman menyatu dengan alam sekaligus belajar lebih dalam tentang proses pengolahan kopi, mulai dari pemetikan hingga penyeduhan.
"Kami ingin café ini lebih dari sekadar tempat ngopi. Kami ingin mengajak orang-orang menikmati alam dengan lebih sadar dan menghargai setiap cangkir kopi yang mereka minum," jelas pengelola café.
Selain itu, café ini juga menggandeng komunitas kreatif lokal untuk mengadakan acara rutin seperti pasar seni, pameran fotografi, dan pertunjukan musik akustik. Dengan cara ini, café berperan aktif dalam mendukung pelaku seni dan budaya setempat.
Bagi warga Bandung dan sekitarnya, café di Manglayang ini telah menjadi tempat favorit untuk berkumpul dan melepas penat dari rutinitas kota. Banyak pengunjung datang tidak hanya untuk menikmati kopi, tetapi juga menjadikan tempat ini spot ideal untuk bekerja (work from café) atau sekadar bersantai sambil menikmati udara sejuk pegunungan.
"Kopinya nikmat, suasananya tenang, dan ada Wi-Fi juga. Jadi, betah nongkrong lama-lama di sini," ungkap Zufi, seorang pekerja lepas yang kerap menjadikan café ini sebagai tempat bekerja.
Dengan strategi yang menggabungkan kopi berkualitas, keindahan alam, dan kegiatan komunitas, café ini berhasil membangun ekosistem wisata berkelanjutan. Café tersebut kini menjadi bukti bahwa bisnis kuliner yang berpadu dengan potensi alam lokal dapat menarik minat pengunjung sekaligus memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Reporter: Umar Biliqoillah