Surga Tersembunyi di Ciburial Bandung Barat


Langit hujan dan suasana dingin menyambut kedatangan kami, setelah melakukan perjalanan kurang lebih dua jam. Pertama kali tiba di Ciburial Kec. Cimenyan Bandung Barat. Dalam perjalanan kami beristirahat sejenak di cafe D'Pakar, kafe dengan nuansa alam yang masih asri. Kafe ini menjadi salah satu tempat wisata karena dengan nuansa yang asri bisa menjadi tempat berkumpul keluarga atau teman.

Dengan rasa penasaran kami kembali menyusuri perjalanan yang mulai basah kuyup oleh rintik hujan, suasana sejuk dan suara alam seperti kicauan burung menambah kenyamanan. Selain itu, jalur menuju tempat lain seringkali menanjak dan penuh kesulitan serta keindahan alam yang mempesona. Dari kejauhan kami melihat sebuah pendopo kecil dengan perkebunan yang hijau dan subur.

Hamparan sayur dan pepohonan hijau sangat memanjakan mata membuat siapapun dapat terpesona, kita bisa melihat indahnya pemandangan yang terbentang luas disertai rintikan hujan dan suara kicauan burung membuat kita berkhayal sedang di dunia dongeng. 

Kebun dengan pendopo dan memiliki warung kecil membuat siapapun yang ada di sana berasa sedang bernostalgia di waktu kecil. Tempat ini jarang sekali dikunjungi oleh orang-orang karena tempatnya yang jauh dan di atas bukit. Pengalaman ini tidak hanya membawa kecantikan fisik tetapi juga ketenangan pikiran.

Reporter: Rika Ramadhani




Ajang Silaturahmi dan Prestasi Desa Cileunyi Wetan Adakan Pekan Olahraga Desa

VOKALOKA.COM, Bandung - Desa Cileunyi Wetan kembali menggelar salah satu acara tahunan yang paling dinanti oleh warga, yaitu Pekan Olahraga Desa (Pordes). Acara ini dimulai sejak tanggal 21 September dan akan berlangsung hingga 29 September 2024. Salah satu cabang olahraga yang menarik perhatian adalah bola voli putri, yang diadakan di Kampung Pasir Tukul, RW 04.

Menurut Hildan Maulana, salah satu panitia penyelenggara, tujuan utama dari Pordes ini adalah menjalin silaturahmi dan kekompakan antar warga desa. "Selain itu, Pordes juga diadakan untuk mencari bibit-bibit atlet berbakat dari desa, meningkatkan semangat masyarakat untuk membangun desa, serta mempererat tali persaudaraan," tutur Hildan.

Acara yang melibatkan berbagai kampung di Desa Cileunyi Wetan ini juga mendapat dukungan penuh dari Karang Taruna. Mereka menilai bahwa Pordes bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga menjadi wadah untuk memajukan prestasi olahraga lokal. Selain itu, Pordes juga berperan penting dalam meningkatkan perekonomian UMKM setempat, yang turut berpartisipasi dalam meramaikan acara.

Pekan Olahraga Desa ini diharapkan menjadi ajang positif yang tidak hanya memupuk sportivitas, tetapi juga memperkuat kebersamaan dan kolaborasi antar warga Desa Cileunyi Wetan. Acara ini juga menjadi kesempatan bagi warga untuk menikmati hiburan sambil mendukung tim dari masing-masing kampung. 

Berbagai cabang olahraga yang dipertandingkan, seperti sepak bola, bulu tangkis, dan tenis meja, turut menambah semarak suasana desa. Setiap pertandingan diwarnai dengan semangat kompetitif yang tinggi, namun tetap menjunjung tinggi sportivitas. Keberhasilan acara ini menjadi bukti bahwa olahraga bisa menjadi sarana pemersatu.

Reporter : Syahrani Khasyifa 

Pesona Serpihan Surga Yang Punya Cerita


Mobil melaju cepat karena jalan yang terus menanjak dan tikungan yang tajam. Posisinya sekitar 1.731 mdpl ini tak heran membuat suasana dingin menusuk hingga sanubari. Letaknya yang berada di perbatasan Kabupaten Malang, Blitar dan Kediri, memiliki pemandangan yang indah dan dapat membekas dalam hati. Keindahannya mulai nampak, namun tidak mengurangi rasa cemas karena takut hujan di siang hari.

Syukurlah, cuaca mendukung. Kami melaju puncak memakai ojek. Tidak tertinggal, setiap dari kami tidak lupa untuk memotret setiap sudut dari Gunung Kelud ini. Tak jauh dari titik ojek, kami melihat sekumpulan perempuan yang menaiki gunung dengan berjalan kaki. Hingga salah satu dari kami bergumam "Sepertinya mereka perempuan yang gak pernah bilang terserah". Mungkin ia kagum karena tekad mereka yang kuat. Andai saja waktu kami disini lebih lama, mungkin kami bisa seperti mereka.

Ojek itu ternyata warga lokal. Mereka mengantarkan kami hingga puncak gunung. Disana terdapat kawah yang indah.  Kawah yang tampak biru itu dapat memanjakan mata dan kamera. Namun sayang kami tidak diizinkan mendekatinya. Disana terdapat warga lokal juga yang menawarkan jasa foto nya, "Ayo saya foto bareng bareng biar bisa dicetak".

Namun kami tak menghiraukannya. Kami mengambil ratusan foto dan video dari smartphone dan kamera yang kita bawa. Bahkan, kami sempat meminta tolong untuk memotret kepada ibu- ibu yang merupakan pengunjung juga. Namun, ya jangan berharap lebih pada hasilnya.

Tak cukup disitu saja, kami sedikit naik dari tempat yang tadi. Ternyata keindahan diatas jauh dari naluri, Kawah Gunung Kelud semakin nyata indahnya. Kami menyempatkan foto bersama juga membuka sedikit cemilan sambil bertukar cerita."Kalian sadar gak, tadi dijalan ada bunga edelweis", ucap teman kami yang selalu teliti. Tak terasa, matahari sudah diatas kepala. Kami memutuskan untuk turun dan kembali ke kediaman sementara. Para ojek sudah menunggu di tempat yang kami sepakati. Saya banyak berbincang dengan ojek, hingga di perjalanan menemukan bunga edelweis. Ternyata benar, disini juga banyak tumbuh, namun tumbuh dan keberadaannya jarang disadari.

Entah apa oleh oleh khas dari Kelud ini. Namun, kami mendapatkan penjual nanas yang menawarkan kepada kami. Hanya dengan dua puluh lima ribu saja, kami sudah dapat tiga  kotak bersama bumbu rujak. Harga yang murah, ternyata bukan hanya tentang nanas. Jawa yang terkenal dengan murah ternyata benar adanya. Ada hal aneh yang saya baru sadari. Nanas itu tidak sempat saya cicipi dan entah kapan saya menemukannya lagi.


Reporter : Siti Maspuroh

 

Kiara Artha Park, Wisata Taman Modern di Kota Bandung

Kiara Artha Park adalah tempat wisata yang menyajikan konsep taman modern dengan luas kurang lebih 2.9 hektar. Taman ini sendiri merupakan salah satu dari sekian banyak ruang publik bertemakan Taman Kota yang ada di Bandung, tepatnya  di Jl. Banten, Kebonwaru, Kec. Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat.

Karena lokasinya yang berada di tengah kota, ini memudahkan akses pengunjung untuk bisa datang kesana dengan berbagai jenis kendaraan. Jarak dari Alun Alun Kota Bandung hanya sekitar enam kilometer saja, dengan waktu tempuh sekitar lima belas menit perjalanan. Apabila berangkat dari arah Alun-alun Bandung, maka pengunjung harus berjalan ke arah Timur, melewati Jl. Ahmad Yani menuju Jl. Jakarta atau masuk ke Kiaracondong. Jika dari arah Cibiru, dengan satu kali naik Damri selama 25 menit, pengunjung akan sampai tepat di depan gerbang taman.
 
Tiket masuk Kiara Artha Park ini adalah Rp. 10,000 per orang, baik weekend maupun weekday dan gratis untuk anak dibawah umur enam tahun. Jam operasional mulai pukul 09.00 WIB hingga 21.00 WIB.
 
Disini, pengunjung bisa jogging di area jogging track yang sudah disediakan. Ada juga area terbuka hijau yang sudah dilengkapi tempat duduk sehingga pengunjung bisa membaca buku dengan nyaman atau sekedar bersantai bersama keluarga dan teman. Jika tidak mau menikmati suasana taman dengan berjalan kaki, Kiara Artha  Park menyediakan sepeda gowes dan sepeda listrik yang bisa pengunjung sewa mulai dari harga Rp.10.000 – Rp.35.000 untuk mengelilingi kawasan taman. Ada juga kereta keliling atau trem, dengan membayar Rp.7000 pengunjung akan dibawa berkeliling sebanyak dua kali putaran.
 
Kiara Artha Park Bandung, tidak lupa juga menghadirkan spot foto keren. Disini terdapat air mancur menari atau dancing fountain yang akan semakin indah jika di malam hari, air mancur yang disorot oleh gemerlap cahaya lampu berwarna-warni dan berada di danau semakin menambah keindahannya. Yang tak kalah menarik, disini terdapat patung tokoh penting Soekarno dan patung lima tokoh penggagas Konferensi Asia Afrika yang berasal dari lima negara yang berbeda. Selain dijadikan spot foto tentu ini juga menjadi wisata edukasi bagi pengunjung.
 
Jika lapar, pengunjung tidak perlu keluar area taman untuk mencari makanan, disini tersedia berbagai tempat makan dengan menu yang beraneka ragam, mulai dari makanan berat hingga camilan. Ada pizza, rice bowl, pasta, teriyaki, steak hingga kopi dan es krim. Yu coba keseruan bermain di taman kota Kiara Artha Park Bandung ini !

Reporter : Sri Wulandari 

Kelurahan Cipadung Kulon Adakan Program Bank Sampah Atasi Masalah Sampah Anorganik Jadi Nilai Ekonomis

VOKALOKA. COM, Bandung - Kelurahan Cipadung Kulon dibawah Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) yang bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung tengah mengadakan program bank sampah yang berlokasi langsung di Kelurahan Desa Cipadung, Rabu (25/09/2024).
 
Program ini diadakan di hari Rabu setiap minggunya pukul 08.00 hingga 17.00 WIB dan sudah berlangsung hampir satu tahun. Bermula dari masalah darurat sampah karena terjadinya kebakaran Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sarimukti. Direktur Bank Sampah, Linda Fitrianingsih bersama rekan rekan mengusulkan program bank sampah ini, hingga bisa menjadi nilai ekonomis bagi masyarakat Kelurahan Cipadung Kulon.
 
Sampah yang bernilai ekonomis ini berupa sampah anorganik, seperti sampah plastik berupa botol dan ember. Kemudian kardus, hingga potongan besi atau kawat. Setiap minggunya warga mengumpulkan sampah anorganik yang sudah dipilah untuk kemudian ditimbang dan dijadikan uang dengan sistem tabungan. Nantinya uang ini akan dibagikan kepada warga di akhir tahun dalam bentuk paket sekolah atau paket lebaran.
 
"Jadi ini istilahnya nabung, kan nanti ini ditimbang, ini kan bisa kita jual dan masuk ke bentuk tabungan. Tapi mungkin kita baginya setahun sekali, dalam bentuk paket sekolah atau paket lebaran", jelas Linda.
 
Berdasarkan data yang tercatat, terdapat 110 nasabah aktif dalam program bank sampah ini. Setiap minggunya sekitar 50 kg sampah anorganik dapat terkumpul, yang berasal dari sampah pribadi masyarakat dan dari Sekolah SMPN 56 Cipadung Kulon.
 
Sampah yang sudah terkumpul kemudian dipilah kembali. Digolongkan berdasarkan jenisnya, dipisah antara botol dengan tutupnya hingga dipilah antara botol plastik putih dan berwarna. Setelah itu langsung diserahkan pada pengepul untuk dijual.
 
"Nah kalo ini kan yang gak bisa terurai, kita jual ke pihak pengepul, nanti sama pengepul mereka daur ulangnya langsung ke pabrik," papar Linda. 

Reporter : Sri Wulandari