Kelurahan Cipadung Kulon Adakan Program Bank Sampah Atasi Masalah Sampah Anorganik Jadi Nilai Ekonomis

VOKALOKA. COM, Bandung - Kelurahan Cipadung Kulon dibawah Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) yang bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung tengah mengadakan program bank sampah yang berlokasi langsung di Kelurahan Desa Cipadung, Rabu (25/09/2024).
 
Program ini diadakan di hari Rabu setiap minggunya pukul 08.00 hingga 17.00 WIB dan sudah berlangsung hampir satu tahun. Bermula dari masalah darurat sampah karena terjadinya kebakaran Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sarimukti. Direktur Bank Sampah, Linda Fitrianingsih bersama rekan rekan mengusulkan program bank sampah ini, hingga bisa menjadi nilai ekonomis bagi masyarakat Kelurahan Cipadung Kulon.
 
Sampah yang bernilai ekonomis ini berupa sampah anorganik, seperti sampah plastik berupa botol dan ember. Kemudian kardus, hingga potongan besi atau kawat. Setiap minggunya warga mengumpulkan sampah anorganik yang sudah dipilah untuk kemudian ditimbang dan dijadikan uang dengan sistem tabungan. Nantinya uang ini akan dibagikan kepada warga di akhir tahun dalam bentuk paket sekolah atau paket lebaran.
 
"Jadi ini istilahnya nabung, kan nanti ini ditimbang, ini kan bisa kita jual dan masuk ke bentuk tabungan. Tapi mungkin kita baginya setahun sekali, dalam bentuk paket sekolah atau paket lebaran", jelas Linda.
 
Berdasarkan data yang tercatat, terdapat 110 nasabah aktif dalam program bank sampah ini. Setiap minggunya sekitar 50 kg sampah anorganik dapat terkumpul, yang berasal dari sampah pribadi masyarakat dan dari Sekolah SMPN 56 Cipadung Kulon.
 
Sampah yang sudah terkumpul kemudian dipilah kembali. Digolongkan berdasarkan jenisnya, dipisah antara botol dengan tutupnya hingga dipilah antara botol plastik putih dan berwarna. Setelah itu langsung diserahkan pada pengepul untuk dijual.
 
"Nah kalo ini kan yang gak bisa terurai, kita jual ke pihak pengepul, nanti sama pengepul mereka daur ulangnya langsung ke pabrik," papar Linda. 

Reporter : Sri Wulandari

Nikmati Keindahan Alam Tanpa Keluarkan Biaya Mahal, Batu Kuda Solusinya!

Tempat wisata Batu Kuda terletak di ketinggian lereng Gunung Manglayang. Batu Kuda adalah destinasi wisata alam yang masih tersembunyi namun memiliki pesona tersendiri. Dengan hutan pinus yang rindang, udara yang sejuk dan panorama alam yang memukau. Batu Kuda sering menjadi destinasi favorit para pencinta alam, terutama bagi mereka yang ingin melarikan diri dari hiruk pikuk kota.

Batu Kuda terletak di kawasan Cileunyi, sekitar 20 km dari pusat Kota Bandung. Untuk mencapai lokasi ini, bisa menggunakan kendaraan pribadi atau motor, karena akses jalan menuju lokasi cukup menantang, terutama bagi kendaraan umum.

Rute termudah adalah melalui jalur Cileunyi lalu ikuti arah menuju Desa Cibiru Wetan. Meski jalannya agak berkelok dan menanjak, keindahan hutan pinus di sepanjang perjalanan akan membuat Anda lupa dengan rasa lelah.

Salah satu daya tarik Batu Kuda adalah batu besar berbentuk seperti kuda, yang menjadi asal usul nama tempat ini. Menurut legenda lokal, batu ini merupakan perwujudan seekor kuda dari cerita rakyat yang terkenal di wilayah ini.

Penduduk setempat percaya bahwa kuda ini adalah tunggangan dari Prabu Siliwangi yang kemudian berubah menjadi batu. Masyarakat setempat meyakini bahwa terdapat sejumlah rumor lain tentang legenda wisata Batu Kuda ini yang kian terkubur bersama dengan cerita mereka dari lisan ke lisan.

Reporter : Yunus
 


Kampung Naga, Oase Tenang Tanah Pasundan

Sumber Gambar: antaranews.com

Matahari mulai meninggi, perlahan mengeringkan embun pagi yang menyelimuti dedaunan. Seiring dengan langkah kaki kami yang semakin menjauh dari hiruk pikuk kota, hati saya terasa semakin tenang. Udara sejuk khas pegunungan menyambut hangat kedatangan kami. Konon, di balik rimbunnya pepohonan dan lembah yang hijau, tersembunyi sebuah permata budaya yang tak ternilai, Kampung Naga. Dengan semangat bertualang, kami pun mulai menapaki 439 anak tangga yang menuntun kami ke sebuah lembah yang diyakini menyimpan pesona alam yang memukau.

Setibanya di Kampung Naga, kami disambut oleh keindahan alam yang memanjakan mata. Bukit-bukit hijau menjulang dari kejauhan, sementara sungai kecil mengalir tenang di antara pemukiman penduduk. Rumah-rumah panggung dengan arsitektur yang khas berdiri kokoh di atas tanah yang datar. Pondasi batu tanpa semen dan atap ijuk menjadi ciri khas bangunan di kampung ini. Jauh dari hiruk pikuk kota, kehidupan di Kampung Naga terasa begitu sederhana dan damai. Setiap sudut kampung seolah mengajak kami untuk merenung dan menghargai keindahan alam.

Ternyata, cukup banyak orang yang berdatangan kemari untuk hanya sekedar merehatkan pikiran atau belajar lebih banyak tentang budaya dan tradisi Sunda yang berlaku di Kampung Naga. Beberapa dari mereka datang bersama rekan atau keluarganya untuk menjelajahi Kampung Naga dari sudut ke sudut. Disini kami dipandu oleh ketua adat Kampung Naga yang bertugas untuk mengurus dan mengawasi segala hal yang ada di Kampung Naga.

"Ka palih dieu," ucap kepala adat sembari menunjuk ke arah kediamannya. Dengan rasa penasaran, kami mengikuti kepala adat yang tampak bersemangat menceritakan tentang hukum adat Kampung Naga selama perjalanan.

Selagi mendengarkan penjelasannya saya merasa takjub dengan pernyataannya bahwa masyarakat Kampung Naga masih mempertahankan budaya dan adat istiadat yang menjadi warisan leluhur mereka. Di zaman modern ini, listrik dan gadget seakan menjadi kebutuhan primer, namun masyarakat Kampung Naga masih menggunakan lampu-lampu petromaks yang tergantung di dinding rumah mereka. Sungguh kontras yang menarik! Masyarakat Kampung Naga juga tidak diperbolehkan memakai gadget, smartphone dan alat elektronik lainnya di dalam Kampung Naga. Keputusan mereka untuk hidup tanpa teknologi modern ini membuat saya merenung tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian budaya.

Perjalanan kami terus berlanjut. Di sepanjang jalan, kami disambut hangat oleh warga sekitar yang sedang menjemur padi yang mereka panen. Sementara itu di halaman belakang rumah-rumah, terlihat warga sibuk mengurus puluhan ekor ayam kampung dan itik.

Kali ini kami diarahkan ke tempat penjualan oleh-oleh khas Kampung Naga. Beragam kerajinan tangan lokal dipajang di sana. Menurut teman saya, kerajinan tangan menjadi salah satu sumber penghasilan utama bagi masyarakat Kampung Naga. Mereka sangat kreatif dalam membuat aneka kerajinan, mulai dari bakul nasi tradisional, tas dari batok kelapa dan anyaman, lukisan, hingga berbagai produk lainnya.

Langkah kaki kami terasa berat meninggalkan Kampung Naga. Namun, kelelahan ini seketika sirna begitu mengingat betapa kayanya pengalaman yang kami dapatkan. Kampung Naga bukan sekadar destinasi wisata, melainkan jendela waktu yang membawa kami menjelajahi kekayaan alam dan budaya Sunda yang masih asli.
 
Reporter: Yunita Nuraida

Wisata Wajib Tulung Agung, Modal 5000 Bisa Nikmati Vibes Pantai Bak Di Bali


Pantai Pacar ini terletak di daerah Puncanglaban Tulung Agung Jawa Timur. Pantai ini menawarkan tiket masuk yang sangat ramah di kantong, hanya 5000 rupiah saja. Bahkan makanan-minumannya pun tidak semahal ditempat wisata lainnya, kita bisa menikmati seporsi mie dengan harga 10.000 sambil menikmati pemandangan indah dari Pantai pacar.

Nama pantai yang unik ini ternyata bukan karena tempat wisatanya diperuntukkan orang-orang yang menjalin asmara, tetapi menurut penuturan warga setempat dinamai pantai pacar karena dahulu pantai ini dikelilingi dengan tumbuhan dari tanaman pacar yang sangat subur pada masanya, yang seiring berjalannya waktu tumbuhannya makin berkurang.

Senja belum muncul ketika kami menginjakan kaki di parkiran sekitar pantai, cuacanya begitu panas namun tidak mengurungkan niat kami untuk tetap turun menikmati keindahan pantai ini. Walaupun cuacanya yang panas, dibarengi juga dengan angin yang begitu sejuk. Kami sampai pada pukul 15:00, setelah memarkirkan motor kami memutuskan untuk beristirahat sejenak serta melaksanakan salat. Perjalanan kami diperkirakan selama 2 jam dari Kota Kediri, pantai ini terletak di Tulung Agung. Meski jalannya jauh tapi kita disuguhi dengan indahnya alam dan pepohonan selagi menuju kesini, Sungguh indahnya ciptaan Tuhan!

Pantai ini merupakan pantai dengan view sunset terbaik di Tulung Agung. Selain itu, pantai ini juga memiliki banyak daya tarik seperti, pantainya yang biru, bebatuan yang indah, pasir yang putih, derai ombak yang cukup deras dll. Jika kalian berkunjung kesini dijamin lupa, kalau ini masih di pulau Jawa, soalnya saya sendiri terpukau rasanya seperti di Bali, banyak orang mengira juga pantai ini memiliki vibes yang sama dengan pantai-pantai di Bali.

Untuk mencapai pantai ini, perjalanan dapat ditempuh melalui Kecamatan Ngunut. Setelah tiba di Pasar Ngunut, petunjuk jalan menuju Pasar Panjerejo diikuti, lalu arahkan ke Desa Pucanglaban. Pantai Pacar berada bersebelahan dengan tambak udang.

Sekarang pantai pacar sudah ramai dikunjungi warga luar pulau Jawa maupun warga lokal, karena keindahannya yang sudah tersebar luas.

Reporter : Siti Allawiah

Mari Jelajahi Pasar Tumpah Cipadung Atas Sepanjang 1 KM,Berburu Kuliner Klasik hingga Jajanan Hits

Siapkan diri kamu untuk merasakan pengalaman yang tak terlupakan di pasar tumpah minggu pagi Cipadung atas. Dengan pemandangan  yang memukau, pasar ini bisa menjadi salah satu destinasi bagi kalian di akhir weekand. Dengan jajaran panjang sekitar 1 km, pasar ini dimulai dari depan TK Juwita di Jalan Desa Cipadung atas dan berakhir di Jalan Palasari, tepat sebelum halaman depan Masjid Baitul Rahman.

Aktifitas dipasar ini dimulai dari jam 06.00 WIB sampai menjelang waktu dzuhur sekitar jam 12.00 WIB, di pasar ini terdapat berbagai jenis pedagang yang menjajakan beragam produk mulai dari makanan tradisional yang kaya rasa hingga jajanan hits yang sedang tren, semua dapat kamu temukan disini. Kamu bisa mencoba nasi liwet hangat atau ketoprak yang lezat, sambil menikmati berbagai jajanan seperti cilok, kue cubit,jasuke dan roti bakar dengan topping menarik dan jajanan menarik lainnya yang di setiap gigitan akan mengingatkan kamu pada kelezatan kuliner lokal.

Tidak hanya makanan, pasar ini juga dipenuhi dengan pedagang yang menawarkan buah-buahan segar dan sayuran organik. Kamu dapat menjumpai berbagai buah lokal yang segar, seperti mangga, stroberi,jambu,delima dan pisang yang siap menyegarkan hari kamu. Sayuran segar yang baru dipetik pun siap untuk melengkapi masakan di kos maupun di rumah kamu.

Di bagian tertentu pasar, kamu juga akan menemukan pedagang hewan seperti hamster,ayam warna warni, bebek, dan kelinci.Bagi pecinta fashion, terdapat pula deretan penjual baju baru dan thrift yang menawarkan pakaian dengan berbagai macam pilihan model unik dan harga terjangkau. Selain itu terdapat juga bermacam aksesoris dan perabotan rumah tangga yang dijajakan di pasar ini. Pastikan diri kamu untuk menjelajahi setiap sudut pasar agar tidak ketinggalan hal-hal menarik.

Setelah berkeliling dan berbelanja, saatnya untuk bersantai dan menikmati hidangan di ujung pasar. Di sini, kamu akan menemukan beberapa kedai tempat makan yang menyajikan sate ayam, bubur, dan nasi rames,dan kupat tahu. Nikmati hidangan lezat tersebut sambil menyaksikan pemandangan menakjubkan Kota Bandung dari atas. Suasana yang nyaman dan panorama yang memukau akan menambah kenikmatan pengalaman bersantap kamu di akhir weekand ini.

Agar kunjungan kamu semakin menyenangkan, kamu bisa berkunjung ke pasar ini dengan kendaraan pribadi atau ojek pangkalan disekitar jalan Desa Cipadung. Cobalah untuk datang lebih awal untuk menikmati semua yang ditawarkan pasar. Gunakan outfit yang nyaman  dan kamu bisa siapkan uang tunai, karena banyak pedagang yang hanya menerima pembayaran tunai. Selain itu, jangan ragu untuk berbincang dengan para pedagang, mereka umumnya sangat ramah dan senang berbagi cerita mengenai dagangan mereka.

Pasar tumpah minggu pagi di Cipadung atas adalah tempat yang cocok untuk kamu yang ingin merasakan kehidupan lokal sambil menikmati kuliner dengan pemandangan yang menakjubkan dan beragam pilihan yang ditawarkan. Pasar ini juga menawarkan harga yang terjangkau, destinasi yang sayang untuk dilewatkan. Jadi, siapkan langkah kamu dan nikmati pengalaman memanjakan mata dan lidah di pasar yang penuh warna ini.

Reporter :Sekar Arum Suhansa