Showing posts with label kelurahan cipadung kulon. Show all posts
Showing posts with label kelurahan cipadung kulon. Show all posts

Kisah Hidup Enie, Pelopor Kreativitas di Kampung Mandiri Rastik

Enie Mu'alifah seorang pengrajin barang-barang antik yang sebagian besar berbahan barang bekas, merupakan salah satu warga Kelurahan Cipadung Kulon. Enie dikenal memiliki jiwa seni tinggi, di Kampung Rastik (Barang bekas antik) dia lebih dikenal dengan sebutan jeng. Panggilan tersebut sesuai dengan asal daerahnya, Surabaya. Wanita kelahiran 7 Februari 1973 ini telah merantau ke Bandung sejak tahun 1995.

Sedikit yang tahu pengalaman hidup Enie, sejak merantau meninggalkan Kampung halaman. Enie lulusan SMA pernah bekerja terlebih dahulu di pelayaran selama satu tahun di bagian ekspor impor, kemudian bekerja di Garmen. Setelah menikah, dia berhenti bekerja dan fokus kembali pada kreativitasnya.

"Sebelum buat barang antik, awalnya saya bikin kue dulu, sering ikutan pelatihan dekorasi kue, terus berakhir ke kaos, saya lukis kaosnya, terakhir baru barang-barang antik, ya sekitar sebelum tahun 2010," Jelas Enie.

Sebenarnya kreativitas Enie sudah mulai tumbuh sejak kecil. Dia menuturkan bahwa ketika kecil masih duduk di bangku SD sudah pernah membuat boneka dari kayu. Naik ke SMP membuat hiasan di tembok, membuat dekorasi dengan kain samping. Namun, ketika berada di SMA dia beralih suka pidato. Meskipun demikian, jiwa seni Enie tetap menancap kuat.

Banyak karya yang dihasilkan Enie dari barang bekas diantaranya membuat lilin aromaterapi dari minyak jelantah, membuat kostum dengan yang terbuat dari limbah sepatu, karung yang dilukis hingga menggunakan kulit bawang yang dipadukan dengan rok trasbag. Selain itu, dia juga membuat dekorasi panggung acara sekolah atau lainnya, baik disewakan atau dijual.

Tidak pernah terpikirkan orang lain, membuat kalung dari tempe, koran dan serabut fiber pun menjadi barang cantik di tangan Enie. Bahkan, Enie pernah membuat burung garuda yang berada tidak jauh dari pintu masuk Kampung Rastik, hingga sekarang karyanya masih ada meskipun sudah rusak di beberapa bagian. Adapun bahannya dia dapatkan kadang dari warga sekitar, pengepul, atau kadang beli untuk barang-barang antik tertentu.

Enie mengungkapkan bahwa dia melakukan ini karena memang cinta berkreasi. "Ya karena suka, cinta, saya itu kalau melihat sesuatu indah, kayak lihat lumut gede di sungai yang abu-abu itu, ya indah," Jelas Enie.

Enie mengaku belum menemukan komunitas yang fokus mengelola barang antik dari barang bekas. Dia juga menceritakan belum pernah ikut pelatihan terkait mengelola barang antik. Enie mengaku belajar otodidak dalam mengasah kreativitasnya. Dia menceritakan, biasanya menghabiskan malam untuk menggambar, mengukir dan lainnya hingga sering tidur jam 3 atau jam 4.

Keuletan Enie membuat barang antik memberi pengaruh pada lingkungannya. Mulanya Rastik berdiri sendiri, kemudian ketika dia bergabung dengan PKK Pokja 2 yang fokus pada keterampilan, Rastik mulai didukung oleh Kelurahan Cipadung Kulon. Akhirnya, Kampung tempat tinggal Enie diberi nama Kampung Mandiri Rastik. Di Kampung ini, Enie sebagai pelopor kreativitas memberikan pelatihan kepada warga untuk menghasilkan barang antik.

Pemandangan unik dari Kampung Mandiri Rastik yaitu setiap nomor rumah berasal dari panci, wajan dan alat lainnya yang dilukis dengan warna cerah. Disayangkan, Rastik belum maksimal masuk ke media sosial sehingga belum banyak dikenal. Karena yang bergabung di Rastik kebanyakan ibu rumah tangga serta kurangnya peran anak muda. Meskipun demikian, Kampung Mandiri Rastik pernah meraih juara 1 Kampung kreatif Kota Bandung. Pada tahun 2018 juga kampung ini pernah masuk juara Nasional.

Reporter : Siti Riyani Novrianti

Dukung Swadaya Masyarakat, Kelurahan Cipadung Kulon Resmikan Sekar Jagad sebagai Usaha Daur Ulang Barang Bekas Antik (Rastik)

VOKALOKA.COM, Bandung - Kelurahan Cipadung Kulon meresmikan Sekar Jagad pada tahun 2017 sebagai bidang usaha kreatif masyarakat dalam mengelola barang bekas antik atau rastik menjadi bernilai jual.  Tempat pengelolaan Rastik atau yang sering disebut rumah Rastik bertempat di kediaman Enie Mu'alifah selaku pemilik sekaligus pelopor usaha pengelolaan Rastik ini, tepatnya di Komplek Panghegar Permai, RT.05, RW.09, Kelurahan Cipadung Kulon.

Pengelolaan barang bekas menjadi berbagai bentuk kerajinan antik ini telah dimulai Enie Mua'lifah sejak tahun 2010. Namun, baru diresmikan sebagai swadaya masyarakat oleh kelurahan Cipadung Kulon pada tahun 2017 saat ia bergabung dengan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

"2010 mulai bikin bikin, iseng iseng, kalo ada anak anak diajakin 'hayu bikin kerajinan' ibu yang ngajarin nya. Ketika ibu masuk PKK, baru direkrut dan diresmikan tahun 2017", jelas Enie (7/10/2024).

Barang yang dihasilkan dari pengolahan barang bekas ini beraneka ragam, mulai dari kostum, berbagai macam souvenir seperti celengan, tempat pensil dan kalung, kemudian dekorasi panggung dan gapura, bouquet, lukisan, hingga toples dan teko hias.

"Awal awal rastik ini, kita bikin kostum. Biasanya suka rame pas ada acara agustusan, karnaval atau pentas seni sekolah, biasanya mereka suka pesen kostum, jadi kami buatkan. Kalo sekarang biasanya suka ada yang pesan souvenir untuk perpisahan anak anak sekolah," papar Enie.

Bahan yang digunakan untuk membuat kerajinan ini jarang menggunakan botol plastik. Enie Mu'alifah mengatakan bahwa dengan menggunakan botol plastik hanya akan semakin menumpuk sampah dan mencemari lingkungan. Dalam pembuatannya Enie lebih sering  menggunakan bahan lain seperti karung, pelepah kayu, limbah sepatu, bulu ayam, cangkang telur, kawat, koran, kulit bawang, roda sepeda, peralatan dapur bekas hingga barang instalasi seperti kabel dan layar komputer. 

Bahan untuk kerajinan umumnya didapat dari masyarakat yang secara sukarela memberikan barang bekasnya untuk dibuat kerajinan, namun untuk berbagai pesanan khusus Enie mengatakan biasanya ia membeli kembali barang bekas yang dibutuhkan dari pengepul. Barang kerajinan yang telah dibuat kemudian dijual, sehingga dapat  menjadi penghasilan bagi Enie Mu'alifah bersama masyarakat sekitar sebagai pembuat kerajinan barang bekas ini.

Setiap pekannya, rumah Rastik seringkali mengadakan pelatihan untuk masyarakat sekitar mengenai pembuatan berbagai jenis kerajinan barang bekas. Dengan dipimpin oleh Enie Mu'alifah, ia berharap ketika masyarakat sudah bisa membuat kerajinan, mereka bisa memiliki penghasilannya sendiri.

Dari kegiatan pengelolaan barang bekas menjadi berbagai jenis kerajinan antik inilah, RW.09 Kelurahan Cipadung Kulon diberi nama Kampung Rastik (Barang bekas Antik). Kampung Rastik pernah mendapatkan penghargaan kategori kampung mandiri kreatif tingkat kota dan provinsi, dan pada September 2024 ini Kampung Rastik kembali mendapat penghargaan sebagai juara pertama kampung mandiri kreatif dari pemerintah Kota Bandung.

 
Reporter : Sri Wulandari