Tabligh Akbar Maulid Nabi di RW 19: Bangun Masyarakat Lebih Baik dan Menyatukan Pemuda
Kontroversi Maulid Nabi: Perayaan Penuh Berkah atau Bid'ah yang Menyesatkan?
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi pertama kali diperingati secara resmi oleh Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-11. Saat itu, peringatan Maulid digunakan sebagai alat untuk mempererat hubungan antara pemimpin dan rakyat. Namun, pada masa itu, perayaan ini belum tersebar luas dan masih terbatas pada kalangan tertentu.
Peringatan Maulid kemudian berkembang pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi pada abad ke-12. Sultan Salahuddin melihat peringatan ini sebagai salah satu cara untuk menginspirasi semangat umat Islam, khususnya dalam menghadapi Perang Salib. Sejak saat itu, Maulid Nabi mulai menyebar ke berbagai wilayah Islam, termasuk di Timur Tengah, Afrika, dan Asia.
Di Indonesia, tradisi Maulid Nabi telah berlangsung sejak masuknya Islam. Acara ini sering kali diperingati dengan pembacaan shalawat, ceramah agama, dan berbagai kegiatan sosial seperti pembagian makanan kepada masyarakat. Setiap daerah di Indonesia memiliki cara unik dalam memperingati Maulid, yang mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi lokal.
Dalil-Dalil yang Mendukung Peringatan Maulid Nabi
Meskipun Maulid Nabi bukanlah ibadah yang diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW atau para sahabat, banyak ulama yang membolehkan perayaannya selama tidak disertai dengan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Beberapa dalil yang sering dijadikan dasar oleh ulama untuk mendukung perayaan Maulid Nabi antara lain:
- Al-Qur’an Surah Yunus Ayat 58Allah SWT berfirman:"Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."(QS. Yunus: 58)Ayat ini sering dijadikan dasar untuk menyatakan bahwa umat Islam diperbolehkan bergembira dan bersyukur atas rahmat Allah, dan kelahiran Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai salah satu rahmat terbesar bagi umat manusia.
- Hadis tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAWDalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW sendiri pernah memperingati hari kelahirannya dengan berpuasa pada hari Senin. Ketika ditanya mengapa beliau berpuasa pada hari itu, Nabi menjawab:"Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan hari aku diutus (menjadi rasul)."(HR. Muslim)Hadis ini sering digunakan oleh ulama sebagai dalil bahwa memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah sesuatu yang boleh dilakukan, selama dilakukan dengan cara-cara yang baik dan tidak melanggar syariat.
- Menghormati dan Mencintai Rasulullah SAWAllah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."(QS. Al-Ahzab: 56)Peringatan Maulid adalah salah satu bentuk penghormatan dan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam banyak perayaan Maulid, umat Islam membaca shalawat dan mengenang keteladanan beliau sebagai salah satu cara untuk melaksanakan perintah Allah dalam ayat ini.
Kesimpulan
Maulid Nabi Muhammad SAW adalah tradisi yang sudah berlangsung lama di kalangan umat Islam untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Meskipun tidak ada perintah langsung untuk merayakan Maulid, banyak ulama yang membolehkan perayaannya sebagai bentuk kecintaan dan penghormatan kepada Rasulullah SAW, selama perayaan tersebut tidak mengandung hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Peringatan Maulid dapat menjadi momentum bagi umat Islam untuk lebih mengenal, mencintai, dan meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin: Kasih dan Perdamaian Bagi Seluruh Alam
Islam, sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam, mengajarkan kasih sayang, keadilan, dan perdamaian. Konsep rahmatan lil alamin menegaskan bahwa ajaran Islam ditujukan untuk memberikan manfaat tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi seluruh makhluk hidup. Dalam Al-Qur'an (QS Al-Anbiya: 107), Allah menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kebajikan universal, keadilan, dan kesejahteraan sosial.
Islam mengajarkan agar umatnya senantiasa berbuat adil dan tidak melakukan kedzaliman, baik terhadap sesama manusia, alam, maupun makhluk hidup lainnya. Keadilan menjadi fondasi utama dalam setiap aspek kehidupan Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an: "Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan..." (QS An-Nahl: 90). Keadilan ini mencakup berbagai dimensi, mulai dari keadilan sosial, ekonomi, hingga perlakuan terhadap lingkungan.
Islam juga sangat menekankan pada pentingnya toleransi dan saling menghormati perbedaan di tengah masyarakat. Umat Islam diajarkan untuk hidup berdampingan dengan orang-orang dari berbagai latar belakang agama, suku, dan budaya, serta berusaha untuk menjaga kerukunan. Rasulullah SAW mencontohkan kehidupan yang harmonis dengan semua golongan, termasuk dalam menghadapi orang-orang yang berbeda pandangan dengannya.
Selain itu, ajaran rahmatan lil alamin juga mencakup kecintaan terhadap lingkungan. Manusia dalam Islam diamanahkan sebagai khalifah di bumi, yang berarti memiliki tanggung jawab untuk merawat dan menjaga kelestarian alam. Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an bahwa kerusakan di bumi adalah akibat perbuatan tangan manusia (QS Ar-Rum: 41). Islam mengajarkan bahwa menjaga alam bukan hanya soal tanggung jawab ekologis, tetapi juga bagian dari ibadah.
Kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup menjadi inti dari ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW memberikan contoh bagaimana umatnya harus bersikap baik kepada semua makhluk, termasuk hewan dan tumbuhan. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda bahwa setiap tindakan kasih sayang yang diberikan kepada makhluk hidup akan dibalas dengan kasih sayang dari Allah.
Dalam konteks sosial, Islam mengajarkan pentingnya kebajikan. Melalui zakat, sedekah, dan wakaf, umat Islam didorong untuk membantu sesama, terutama mereka yang berada dalam kesulitan. Ajaran ini memastikan terciptanya keseimbangan ekonomi dan kesejahteraan sosial, yang merupakan bagian dari rahmat yang dibawa Islam bagi umat manusia.
Selain itu, Islam sangat menekankan pentingnya menuntut ilmu dan memahami ajaran agama serta ilmu pengetahuan lainnya. Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." Ilmu adalah sarana yang membawa umat manusia kepada kehidupan yang lebih baik, baik secara spiritual maupun material.
Dengan demikian, ajaran Islam yang rahmatan lil alamin menekankan bahwa Islam adalah agama yang membawa kebaikan universal, mencakup segala aspek kehidupan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, maupun manusia dengan alam. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan penuh kasih sayang.
Rw 01 Kelurahan Pakemitan Adakan Peringatan Maulid Nabi
Masjid Al-Jabbar Memiliki Keindahan Arsitektur dan Makna Mendalam
VOKALOKA.COM, Bandung, Masjid Al-Jabbar, mempunyai kesan arsitektur Islami klasik yang memukau, menarik perhatian banyak orang dengan keindahannya yang mencengangkan. Dengan desain yang menggabungkan tradisi dan modernitas, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebuah simbol keagungan dan keharmonisan.
Masjid Al-Jabbar menonjolkan detail-detail artistik yang memukau, mulai dari kaligrafi indah hingga ukiran kayu yang rumit. Kupola yang megah dan menara tinggi memberikan sentuhan kemegahan yang membedakan masjid ini dari yang lain.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Al-Jabbar juga menjadi pusat kegiatan sosial dan pendidikan. Program-program keagamaan, pelatihan, dan kegiatan amal sering diadakan di sini, menjadikan masjid ini sebagai pusat komunitas yang aktif dan berkontribusi positif kepada masyarakat sekitar.
Dalam konteks ini, Masjid Al-Jabbar bukan hanya sebagai bangunan fisik, tetapi juga sebagai simbol kesatuan, keindahan, dan spiritualitas. Dengan keanggunan arsitekturnya dan makna mendalam yang terkandung, masjid ini terus menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang datang mencari ketenangan dan kedamaian.
Reporter : Toni Hermawan KPI UIN SGD
Jalin Silaturahmi RT 05 Kelurahan Pasirlayung Adakan Kegiatan Pembinaan Anggota
Dalam kegiatan ini terlihat beberapa warga RT 05 mendatangi rumah salah satu warga, yang dijadikan tempat untuk mengaji bersama. Selain mengaji kegiatan lain yang diadakan adalah kajian terkait islam yang dibimbing oleh pembina. Kegiatan ini bertujuan sebagai unit pembinaan anggota sekaligus mempererat hubungan antarwarga.
Nurlia selaku pembina mengatakan, bahwa dengan adanya kegiatan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat. Bukan hanya sekedar menjalin silaturahmi saja, tetapi juga sekaligus sebagai media untuk menambah wawasan mengenai islam.
"Saya telah melihat betapa pentingnya saling berhubungan dan mendukung satu sama lain. Inisiatif seperti ini membantu kita merasa lebih dekat dengan tetangga dan berkontribusi positif untuk warga sekitar." ujar Nurlita.
Salah satu kajian keagamaan yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait pentingnya menjalin silaturahmi. Selain itu, sebelum memulai materi warga yang hadir dalam kegiatan ini terlebih dahulu di tes hafalan QS Al-Baqarah ayat 1-5. Semua warga yang hadir berhasil menghafal dengan baik.
Namun dalam pelaksanaan kegiatan ada beberapa hambatan yang dirasakan. Salah satunya adalah terkait semangat dari warga sekitar. Terkadang jumlah warga yang hadir dalam kegiatan ini sedikit. Selain semangat warga yang turun, faktor lain yang menyebabkan hal ini terjadi adalah karena ada kegiatan dan kesibukan lain.
Kegiatan seperti ini tidak hanya membangun hubungan antarwarga, tetapi juga membantu meningkatkan kesadaran akan isu-isu lingkungan. Mereka telah berkomitmen untuk merencanakan aksi-aksi bersama yang dapat membantu melestarikan lingkungan mereka.
Imas Widaningsih, salah satu warga yang ikut serta dalam kegiatan ini mengatakan, "Kami berharap kegiatan seperti ini akan menjadi inspirasi bagi lingkungan lainnya untuk melakukan hal serupa."
Inisiatif semacam ini adalah contoh yang membanggakan tentang bagaimana silaturahmi dan kerja sama dapat membantu memperkuat hubungan antarwarga, mengatasi masalah bersama, dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.
Dengan di dorong oleh rasa semangat, dapat membantu untuk menciptakan lebih banyak kegiatan yang menginspirasi dan membantu memperbaiki kualitas hidup di masyarakat.
Reporter : Salma Nurhasanah
Eratkan Silaturahmi, PKK Desa Cibiruhilir Selenggarakan Majelis Taklim Kolaborasi dengan Safari Dakwah Bandung Raya
Tingkatkan Takwa, Puluhan ASN di Kantor Kecamatan Rancaekek ikuti kegiatan Siraman Rohani (Siroh)
LPTQ Jabar Adakan Sertifikasi Kompetensi Dewan Hakim MTQ
Reporter: Muhamad Aswin Fahrul Fauzi
Antusias Masyarakat Margamulya Rayakan 1 Muharram 1445 Hijriyah
Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung Sebut Faktor Penyebab Jemaah Haji Hilang di Tanah Suci
VOKALOKA.COM Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Uwes Fatoni memberikan tanggapan terkait jemaah haji yang hilang di Mekah yang ternyata mereka adalah jemaah lansia yang pada kegiatan haji 2023 menjadi perhatian pemerintah dengan moto haji 2023 haji ramah lansia.
"Tentu hilangnya jemaah lansia itu menjadi catatan penting bagi kementerian, utamanya dalam melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap jemaah, khususnya lansia," ujar Uwes saat dihubungi Tribun Jabar, Senin (10/7/2023).
"Seringkali, jemaah lansia yang hilang adalah jemaah yang alami dimensia, yakni kondisi ketika seseorang yang sudah lanjut usia alami penurunan daya pikir dan daya ingat sehingga mengalami kesulitan untuk menemukan lokasi tempat tinggal, termasuk di Arafah dan Mina."
Tak hanya itu, kata Uwes, umumnya jemaah memerlukan waktu untuk dapat mengenali daerah sekitar tempat tinggalnya sebagai daerah nyaman.
Dalam kegiatan ibadah haji, katanya, seringkali jemaah mengalami kehilangan arah kembali ke tempat penginapan ketika mereka pertama kali berada di satu tempat, seperti awal berada di hotel di Mekah atau Madinah, atau ketika menginap di tenda Arafah dan Mina yang hanya satu sampai tiga malam.
"jemaah umum yang bukan lansia sangat mungkin tersasar ketika tak bisa mengenali tanda-tanda tempat tinggalnya, apalagi jemaah lansia yang mengalami penurunan daya ingat."
"Lalu, ada masalah krusial dalam sistem kuota jemaah haji 2023, yaitu aturan yang diperbaharui oleh Kementerian Agama tentang jemaah pendamping jemaah lansia."
"Biasanya, sebelum masa Covid saat jemaah haji ada jemaah lansia, maka ada keluarganya yang kemudian ditambahkan sebagai kuota jemaah pendamping," ujarnya.
Namun, pada 2023 kuota tersebut dihapuskan dan sudah tak ada lagi jemaah dari keluarga yang menjadi pendamping jemaah lansia.
Padahal, menurutnya, jumlah jemaah lansia mencapai 30 persen sehingga tanggung jawab untuk menangani jemaah lansia yang sebelumnya berada di tangan jemaah pendamping sekarang menjadi berada di bawah tanggung jawab petugas kloter yang hanya delapan orang, terdiri atas ketua kloter, pembimbing haji, petugas kesehatan, dan petugas haji daerah.
"Dengan perbandingan satu petugas kloter berbanding 50 orang jemaah yang harus ditanganinya, tentu beban untuk pelayanan dan pengawasan ini menjadi berat, meski di setiap kloter itu ada ketua rombongan atau karom per 40 orang jemaah dan ketua regu atau karu per 10 jemaah, tetapi tanggung jawab utama tetap ada di petugas kloter tersebut dalam melayani, melindungi, dan melaporkan berbagai kondisi dari jemaah di kloternya," katanya.
Selain itu, ada pula petugas lainnya yang ikut membantu dalam melayani jemaah haji ketika musim puncak haji di Armuzna, Arafah, Muzdalifah, dan Mina yang biasanya berasal dari petugas yang berada di titik-titik daerah tertentu, semisal bandara, hotel, teminal, sekitar Masjidil Haram, dan Masjid Nabawi.
"Saat pelaksanaan wukuf dan lempar jumrah, mereka semua ada di Arafah dan Mina."
"Jadi, mestinya para petugas bisa melakukan komunikasi yang responsif dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadi yang tak diinginkan."
"Namun, terkadang ada beberapa petugas yang memiliki karakter komunikasi defensif, mereka hanya menunggu ditanya, dan tak aktif melakukan upaya antisipatif dalam membantu jemaah."
"Jadi, hanya sebatas merespons ketika jemaah meminta bantuan. Ini tentu mengakibatkan risiko jemaah yang hilang semakin besar karena tak terantisipasi sejak awal," katanya.
Uwes menyarankan semestinya ketika pelaksanaan haji yang berlangsung setiap tahun, para petugas haji ini diberi pelatihan secara intensif untuk mampu memiliki keahlian berkomunikasi secara responsif dan antisipatif, terutama dalam melayani dan melindungi para jemaah, khususnya jemaah lansia yang mengidap dimensia, sehingga bila ada kejadian hilang seperti yang terjadi beberapa waktu lalu bisa segera terantisipasi.
"jemaah yang hilang di Mekah masalahnya itu bukan pada sistem pengawasan haji, tapi sistem petugas haji yang berfungsi melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan," ujar Uwes. (*)
Hewan Qurban: Pilihan yang Mulia dalam Perayaan Idul Adha
Pesantren Salaf: Nilai Lebih dalam Pendidikan Islam
Menghidupkan Spirit Kemanusiaan Melalui Berkurban
Konten Menarik Sebagai Media Dakwah Masa Kini!
Seiring berkembangnya zaman, kita sebagai generasi muslim dan muslimah haruslah melek dan mau untuk beranjak maju.
Sebagian Kaum muda dengan cepat merintis format baru dakwah digital melalui berbagai platform baik di blog, kanal YouTube, Instagram, Tiktok, Lemon A dll. Konten produksi kaum muda memberi segmentasi baru dalam ranah publik keagamaan. Mereka mampu membuat materi atau konten keagamaan yang terasa monoton, kaku, dan normatif menjadi lebih santai, berwarna, dan aktual.
Dulu untuk membuat sebuah konten di media seperti televisi dan radio tergolong sukar. Tidak semua orang berhak memproduksi konten karena berbiaya mahal dan ekslusif.
Berbeda dengan masa ini, di era media baru (new media) semua mulai berubah. Ciri utama era ini adalah akses internet dan teknologi komunikasi yang semakin murah dan mudah diakses. Hal ini juga berdampak terhadap konten keagamaan yang kini dapat dikemas sedemikian rupa agar dapat diterima dengan mudah.
Konten yang berupa soft dakwah dengan tidak menghilangkan poin dakwah yang hendak disampaikan. Era digital adalah kesempatan baru bagi kaum muda muslim untuk berpartisipasi menentukan bentuk informasi dan konten publik. Selain bahwa menjadi seorang content creator di platform digital membuka peluang finansial, tetapi juga menyediakan arena eksperimentasi kreatifitas tanpa batas. Inilah momentum paling pas untuk memperbaiki kualitas siar publik keagamaan yang paling sesuai dengan minat dan kebutuhan generasi muda sendiri.
Oleh: Oki Al Kahfi
Kaitan Niat, Ilmu, Amal dan Ma'rifatullah
Islam For Peace
Motivasi Membaca Alquran bagi Generasi Millenial untuk Menemukan Kekuatan dan Kebijaksanaan dalam Sumber Petunjuk Hidup
Sholat Meningkatkan Spiritualitas dan Kualitas Hidup
Menyoroti Peran dan Hak Wanita dalam Islam: Keadilan, Pendidikan, dan Kesetaraan
VOKALOKA.COM - Dalam pandangan Islam, peran wanita dianggap sangat penting dan dihormati. Islam mengajarkan bahwa wanita memiliki hak-hak yang sama dengan pria dan memiliki potensi yang tak terhingga untuk berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam ibadah.
Peran dalam Keluarga: Dalam Islam, wanita dianggap sebagai ibu yang memiliki peran penting dalam pembentukan dan pendidikan anak-anak. Mereka juga memiliki tanggung jawab sebagai istri yang mendukung suami dalam membangun keluarga yang harmonis. Islam menekankan pentingnya saling mencintai, menghormati, dan saling membantu antara suami dan istri dalam membangun rumah tangga yang bahagia.
Pendidikan: Islam mendorong pendidikan bagi perempuan dan mengakui hak mereka untuk memperoleh pengetahuan. Rasulullah Muhammad saw. mengatakan bahwa "Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim, baik pria maupun wanita." Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan bagi perempuan dalam Islam.
Pekerjaan: Islam tidak melarang wanita untuk bekerja atau memiliki karir. Namun, dalam memilih pekerjaan, Islam menekankan bahwa wanita harus mempertimbangkan tanggung jawab mereka sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Wanita dalam Islam memiliki kebebasan untuk bekerja di bidang yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka, asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Partisipasi Sosial dan Politik: Islam mengakui hak wanita untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik. Mereka memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, memberikan saran, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi masyarakat. Sejarah Islam juga mencatat adanya perempuan yang terlibat dalam berbagai aktivitas sosial, ekonomi, dan politik pada masa Rasulullah dan sesudahnya.
Spiritualitas dan Ibadah: Dalam ibadah, wanita memiliki hak yang sama dengan pria untuk beribadah kepada Allah. Mereka diperintahkan untuk menjalankan kewajiban ibadah seperti shalat, puasa, dan haji. Islam mengajarkan bahwa kebaikan dan kesalehan tidak tergantung pada jenis kelamin, melainkan tergantung pada keyakinan, niat, dan amal perbuatan seseorang.
Dalam praktiknya, peran wanita dalam masyarakat Muslim dapat bervariasi tergantung pada faktor budaya, sosial, dan interpretasi agama. Terdapat variasi dalam praktik dan pemahaman peran wanita di berbagai komunitas Muslim di seluruh dunia. Penting bagi masyarakat Muslim untuk memastikan bahwa hak-hak dan martabat wanita dihormati sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang mendasar.
M. Firman Hakiki/Vokaloka