VOKALOKA.COM, Bandung - Situ Patenggang atau Situ Patengan adalah suatu danau yang terletak di kawasan objek wisata alam Bandung Selatan, Tepatnya di Ciwidey. Terletak di ketinggian 1600 meter di atas permukaan laut, danau ini memiliki pemandangan yang sangat eksotik. Situ patenggang juga memiliki pemandangan alam yang asri dengan hamparan kebun teh.
Situ Patenggang merupakan istilah yang berasal dari bahasa Sunda. Situ berarti danau dan Patenggang berasal dari kata pateang-teangan yang artinya saling mencari. Situ Patenggang memiliki luas sekitar 60 hektar dengan keindahan alam sekitarnya, seperti perkebunan teh Rancabali serta hutan pinus cagar alam Patenggang yang asri dan sejuk.
Wisatawan yang ingin mencari tempat wisata berudara sejuk, maka Situ Patenggan dapat menjadi pilihannya. Wisatawan dapat menikmati keindahan alam sekeliling dengan menggunakan speed boat, perahu dayung warna-warni, sepeda air, dan perahu bebek. Disekitar situ juga tersedia kios pedagang yang menjajakan makanan khas Ciwidey, seperti stoberi.
Fasilitas lain di kawasan ini, yaitu mushola, area parkir, kamar mandi, dan rumah makan.
Konon, Situ Patenggang terkait dengan cerita yang berkembang di masyarakat tentang kisah cinta putra prabu dan putri titisan dewi.
Mereka adalah Ki Santang dan Dewi Rengganis yang berpisah sekian lama. Karena, rasa cinta yang begitu dalam, akhirnya mereka dipertemukan kembali di suatu tempat yang sekarang dinamakan Batu Cinta.
Kemudian, Dewi Rengganis minta dibuatkan sebuah danau dan sebuah perahu untuk berlayar. Perahu ini yang sekarang menjadi sebuah pulau berbentuk hati (Pulau Asmara).
Dari cerita tersebut berkembanglah sebuah mitos. Untuk pasangan kekasih yang ingin hubungannya langgeng, mereka bisa datang ke Situ Patenggang, singgah di batu cinta, dan mengelilingi pulau asmara yang senantiasa akan mendapatkan cinta yang abadi.
Harga tiket di Situ Patenggang akan dibedakan untuk wisatawan lokal dan wisatawan asing. Bagi wisatawan lokal akan dikenakan biaya sekitar Rp 18.000 pada hari kerja dan Rp 20.500 pada hari libur.
Reporter: Widya Setiawati