VOKALOKA.COM, Bandung - Bupati Bandung Dadang Supriatna kembali menggelar "Rembug Bedas" yang kali ini di Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (9/10/2023).
Rembug Bedas atau "riungan sareng masyarakat Kabupaten Bandung" ini, Dadang Supriatna didampingi sejumlah kepala OPD berlangsung di aula LDII Kampung Cijambe RW 07, Desa Cinunuk.
Dalam Rembug Bedas tersebut muncul sejumlah curhatan dari sejumlah tokoh masyarakat dan Ketua RW di Desa Cinunuk ke Dadang Supriatna.
Sejumlah curhatan tersebut di antaranya soal kemacetan lalu lintas Bunderan Cibiru-Cileunyi, terkait wacana pembangunan Cileunyi terpadu atau Jalan Lingkar Cileunyi (JLC) dan keberadaan terminal liar di sejumlah titik Cileunyi.
"Diakui di Cileunyi tak ada terminal refresentatif, termasuk di Kabupaten Bandung. Keberadaan termimal liar di sejumlah titik di Cileunyi, termasuk di bawah jembatan simpang susun Tol Cisumdawu, Kadishub saya langsung perintahkan untuk segera ditertibkan atau ditata," kata Dadang yang kebetulan Kadishubnya hadir dalam rembug bedas tersebut.
Terkait kemacetan lalu lintas ruas Bundaran Cibiru-Cileunyi dan wacana pembangunan Cileunyi terpadu atau Jalan Lingkar Cileunyi untuk mengatasi kemacetan di jalur tersebut, dalam waktu dekat ini kata Dadang wacana tersebut belum bisa terealisasi.
"Wacana pembangunan Cileunyi terpadu atau Jalan Jalan Lingkar Cileunyi "kagok". Saya yang telah hampir 2 tahun 6 bulan jadi Bupati Bandung sebentar lagi mau habis. Insya Allah, jika jadi Bupati Bandung lagi untuk periode ke-2 wacana tersebut akan direalisasikan," ungkap Kang DS sapaan Dadang Supriatna ini.
Kang DS pun mengakui jika pembangunan Cileunyi terpadu dan Jalan Lingkar Cileunyi untuk pembebasan lahan di Cileunyi tak ada kendala.
"Hanya perlu diketahui, karena wacana pembangunan Cileunyi terpadu atau Jalan Lingkar Cileunyi berhubungan dengan wilayah perbatasan yaitu Kota Bandung, ya kita akan segera meminta respon dari Pemkot Bandung sejauhmana," ucap Kang DS.
Dalam paparannya di Rembug Bedas ke-56 ini, Kang DS mengungkapkan 13 program prioritasnya, di antaranya insentif guru ngaji, pinjaman modal bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan, kartu tani, dan program prioritas lainnya.
"Uang insentif itu di antaranya untuk insentif anggota Linmas, RT, RW. Insentif guru ngaji berikut BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan," ujarnya.
Dadang juga turut mengungkapkan jumlah petani sebanyak 142.000 orang di Kabupaten Bandung, di antaranya 50.000 petani mendapatkan bantuan dengan anggaran hibah sebesar Rp25 miliar.
Pemkab Bandung, kata DS, mulai tahun 2023 ini, memberikan pelayanan pajak gratis kepada para petani pemilik lahan pertanian abadi yang diperkuat dengan Perdes (Peraturan Desa).
"Mulai tahun 2023, lahan pertanian abadi tak dipungut pajak pada setiap tahunnya," katanya.
Kang DS mengatakan, lahan abadi boleh diperjualbelikan, tetapi tidak boleh dibangun perumahan maupun pabrik.
Kang DS juga mengungkapkan, di Kabupaten Bandung tercatat sebanyak 75.000 kader PKK, dan di antaranya baru 20 kader PKK di setiap desa yang mendapatkan uang insentif.
"Kita berusaha semaksimal mungkin untuk keberlangsungan desa dan siap melanjutkan program untuk kemaslahatan masyarakat Kabupaten Bandung," katanya.
Bupati pun menjelaskan bahwa Pemkab Bandung memberikan pelayanan optimal kepada 3.458 marbot, dengan pemberian insentifnya dari zakat profesi para ASN Kabupaten Bandung. Selain itu memberikan pelayanan kepada 17.000 guru ngaji dengan anggaran Rp 109 miliar per tahun.
"Sudah ada 248 orang guru ngaji yang meninggal. Setiap guru ngaji yang meninggal, ahli warisnya mendapatkan Rp 42 juta, dan sampai saat ini sudah sebesar Rp 10,2 miliar anggaran yang sudah dikeluarkan," pungkasnya.
Saat rembug Bedas di Desa Cinunuk, hadir di antaranya Camat Cileunyi Cucu Endang, unsur Forkompimcam, Kades Cinunuk Edi Juarsa, sejumlah kades di Cileunyi dan 2 anggota DPRD Kabupaten Bandung dapil 3, Riki Ganesa (Golkar) serta Hilman Faruq (PKB). Rembug Bedas Kang DS dilanjut ke Desa Cileunyi Kulon dan Cileunyi Wetan.
Rembug Bedas atau "riungan sareng masyarakat Kabupaten Bandung" ini, Dadang Supriatna didampingi sejumlah kepala OPD berlangsung di aula LDII Kampung Cijambe RW 07, Desa Cinunuk.
Dalam Rembug Bedas tersebut muncul sejumlah curhatan dari sejumlah tokoh masyarakat dan Ketua RW di Desa Cinunuk ke Dadang Supriatna.
Sejumlah curhatan tersebut di antaranya soal kemacetan lalu lintas Bunderan Cibiru-Cileunyi, terkait wacana pembangunan Cileunyi terpadu atau Jalan Lingkar Cileunyi (JLC) dan keberadaan terminal liar di sejumlah titik Cileunyi.
"Diakui di Cileunyi tak ada terminal refresentatif, termasuk di Kabupaten Bandung. Keberadaan termimal liar di sejumlah titik di Cileunyi, termasuk di bawah jembatan simpang susun Tol Cisumdawu, Kadishub saya langsung perintahkan untuk segera ditertibkan atau ditata," kata Dadang yang kebetulan Kadishubnya hadir dalam rembug bedas tersebut.
Terkait kemacetan lalu lintas ruas Bundaran Cibiru-Cileunyi dan wacana pembangunan Cileunyi terpadu atau Jalan Lingkar Cileunyi untuk mengatasi kemacetan di jalur tersebut, dalam waktu dekat ini kata Dadang wacana tersebut belum bisa terealisasi.
"Wacana pembangunan Cileunyi terpadu atau Jalan Jalan Lingkar Cileunyi "kagok". Saya yang telah hampir 2 tahun 6 bulan jadi Bupati Bandung sebentar lagi mau habis. Insya Allah, jika jadi Bupati Bandung lagi untuk periode ke-2 wacana tersebut akan direalisasikan," ungkap Kang DS sapaan Dadang Supriatna ini.
Kang DS pun mengakui jika pembangunan Cileunyi terpadu dan Jalan Lingkar Cileunyi untuk pembebasan lahan di Cileunyi tak ada kendala.
"Hanya perlu diketahui, karena wacana pembangunan Cileunyi terpadu atau Jalan Lingkar Cileunyi berhubungan dengan wilayah perbatasan yaitu Kota Bandung, ya kita akan segera meminta respon dari Pemkot Bandung sejauhmana," ucap Kang DS.
Dalam paparannya di Rembug Bedas ke-56 ini, Kang DS mengungkapkan 13 program prioritasnya, di antaranya insentif guru ngaji, pinjaman modal bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan, kartu tani, dan program prioritas lainnya.
"Uang insentif itu di antaranya untuk insentif anggota Linmas, RT, RW. Insentif guru ngaji berikut BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan," ujarnya.
Dadang juga turut mengungkapkan jumlah petani sebanyak 142.000 orang di Kabupaten Bandung, di antaranya 50.000 petani mendapatkan bantuan dengan anggaran hibah sebesar Rp25 miliar.
Pemkab Bandung, kata DS, mulai tahun 2023 ini, memberikan pelayanan pajak gratis kepada para petani pemilik lahan pertanian abadi yang diperkuat dengan Perdes (Peraturan Desa).
"Mulai tahun 2023, lahan pertanian abadi tak dipungut pajak pada setiap tahunnya," katanya.
Kang DS mengatakan, lahan abadi boleh diperjualbelikan, tetapi tidak boleh dibangun perumahan maupun pabrik.
Kang DS juga mengungkapkan, di Kabupaten Bandung tercatat sebanyak 75.000 kader PKK, dan di antaranya baru 20 kader PKK di setiap desa yang mendapatkan uang insentif.
"Kita berusaha semaksimal mungkin untuk keberlangsungan desa dan siap melanjutkan program untuk kemaslahatan masyarakat Kabupaten Bandung," katanya.
Bupati pun menjelaskan bahwa Pemkab Bandung memberikan pelayanan optimal kepada 3.458 marbot, dengan pemberian insentifnya dari zakat profesi para ASN Kabupaten Bandung. Selain itu memberikan pelayanan kepada 17.000 guru ngaji dengan anggaran Rp 109 miliar per tahun.
"Sudah ada 248 orang guru ngaji yang meninggal. Setiap guru ngaji yang meninggal, ahli warisnya mendapatkan Rp 42 juta, dan sampai saat ini sudah sebesar Rp 10,2 miliar anggaran yang sudah dikeluarkan," pungkasnya.
Saat rembug Bedas di Desa Cinunuk, hadir di antaranya Camat Cileunyi Cucu Endang, unsur Forkompimcam, Kades Cinunuk Edi Juarsa, sejumlah kades di Cileunyi dan 2 anggota DPRD Kabupaten Bandung dapil 3, Riki Ganesa (Golkar) serta Hilman Faruq (PKB). Rembug Bedas Kang DS dilanjut ke Desa Cileunyi Kulon dan Cileunyi Wetan.
reporter : Muhammad Farid