VOKALOKA.COM, Bandung – Bulog kembali salurkan beras kepada warga Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Penyaluran ini dilaksanakan di aula gedung RW 13 Kelurahan Palasari pada Kamis (9/11/2023). Kegiatan ini menjadi rangkaian rutin yang dilakukan setiap satu bulan sekali.
Penyaluran beras dibagikan langsung oleh staf dari Kelurahan Palasari dan dibantu oleh seorang PHL atau Pekerja Harian Lepas dari Pos Indonesia. Beras yang akan dibagikan sebanyak 803 karung, dengan masing-masing mempunyai berat 10 kg.
Salah seorang staf kelurahan, Rangga menyebutkan bahwa pembagian beras pada bulan November ini sedikit berbeda, di mana terdapat penambahan 35 orang penerima yang baru mendaftar pada bulan September. Sehingga, untuk bulan ini, 35 orang tersebut menerima tiga karung beras, sementara sisanya sebanyak 698 orang penerima lainnya, sehingga totalnya mencapai 803 karung.
"Ada yang baru 35 orang, mereka daftar pada bulan September. Jadi untuk bulan sekarang 35 orang yang baru itu mendapat tiga karung beras. Berarti 698 ditambah 105 totalnya ada 803 karung beras," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa penerima bantuan ini dilakukan melalui pendaftaran di DTKS (Data Terpadu Keluarga Sejahtera), suatu program yang dikelola oleh Kementerian Sosial.
"Orang yang mendapatkan beras ini adalah orang-orang yang sudah terdaftar di DTKS (Data Terpadu Keluarga Sejahtera) yang merupakan program dari Kemensos," tambahnya.
Beliau juga berpendapat meskipun penyaluran beras ini sudah dapat dianggap tepat sasaran, masih terdapat sebagian masyarakat yang sebenarnya sudah mampu, namun masih tetap terdaftar dalam program ini.
"Untuk penyalurannya sendiri sudah bisa dikatakan tepat sasaran, namun masih ada masyarakat yang sudah mampu tapi tidak mau keluar dari pendataan ini (DTKS)," ujar Rangga.
Rangga menyebutkan bahwa tidak semua RW dapat memiliki pembagian yang sama rata, karena jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang memenuhi syarat bantuan berbeda-beda. Kompleks perumahan dengan jumlah KPM yang lebih sedikit seperti RW 13 cenderung mendapatkan alokasi bantuan yang lebih terbatas. Sebaliknya, pemukiman yang bisa dibilang kumuh seperti RW 3 dan RW 1 yang lebih banyak KPM-nya, mendapatkan alokasi yang lebih banyak pula.
"Tiap RW tidak bisa disamaratakan total pembagiannya, karena jumlah KPM yang memungkinkan untuk dibantu itu tidak sama. Ada yang lebih banyak, begitupun sebaliknya," ucapnya.
Salah satu warga dari RW 11, Siti Turwina juga mengungkapkan rasa terbantunya dengan adanya pembagian beras dari Bulog yang rutin dilakukan ini. Beliau mengatakan telah menerima tiga karung beras dengan kualitas yang lumayan bagus dan layak untuk dikonsumsi.
Megha Nur Rahmayani
Penyaluran beras dibagikan langsung oleh staf dari Kelurahan Palasari dan dibantu oleh seorang PHL atau Pekerja Harian Lepas dari Pos Indonesia. Beras yang akan dibagikan sebanyak 803 karung, dengan masing-masing mempunyai berat 10 kg.
Salah seorang staf kelurahan, Rangga menyebutkan bahwa pembagian beras pada bulan November ini sedikit berbeda, di mana terdapat penambahan 35 orang penerima yang baru mendaftar pada bulan September. Sehingga, untuk bulan ini, 35 orang tersebut menerima tiga karung beras, sementara sisanya sebanyak 698 orang penerima lainnya, sehingga totalnya mencapai 803 karung.
"Ada yang baru 35 orang, mereka daftar pada bulan September. Jadi untuk bulan sekarang 35 orang yang baru itu mendapat tiga karung beras. Berarti 698 ditambah 105 totalnya ada 803 karung beras," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa penerima bantuan ini dilakukan melalui pendaftaran di DTKS (Data Terpadu Keluarga Sejahtera), suatu program yang dikelola oleh Kementerian Sosial.
"Orang yang mendapatkan beras ini adalah orang-orang yang sudah terdaftar di DTKS (Data Terpadu Keluarga Sejahtera) yang merupakan program dari Kemensos," tambahnya.
Beliau juga berpendapat meskipun penyaluran beras ini sudah dapat dianggap tepat sasaran, masih terdapat sebagian masyarakat yang sebenarnya sudah mampu, namun masih tetap terdaftar dalam program ini.
"Untuk penyalurannya sendiri sudah bisa dikatakan tepat sasaran, namun masih ada masyarakat yang sudah mampu tapi tidak mau keluar dari pendataan ini (DTKS)," ujar Rangga.
Rangga menyebutkan bahwa tidak semua RW dapat memiliki pembagian yang sama rata, karena jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang memenuhi syarat bantuan berbeda-beda. Kompleks perumahan dengan jumlah KPM yang lebih sedikit seperti RW 13 cenderung mendapatkan alokasi bantuan yang lebih terbatas. Sebaliknya, pemukiman yang bisa dibilang kumuh seperti RW 3 dan RW 1 yang lebih banyak KPM-nya, mendapatkan alokasi yang lebih banyak pula.
"Tiap RW tidak bisa disamaratakan total pembagiannya, karena jumlah KPM yang memungkinkan untuk dibantu itu tidak sama. Ada yang lebih banyak, begitupun sebaliknya," ucapnya.
Salah satu warga dari RW 11, Siti Turwina juga mengungkapkan rasa terbantunya dengan adanya pembagian beras dari Bulog yang rutin dilakukan ini. Beliau mengatakan telah menerima tiga karung beras dengan kualitas yang lumayan bagus dan layak untuk dikonsumsi.
Megha Nur Rahmayani