VOKALOKA.COM, Bandung - Padepokan Pencak Silat Sport Jabar yang beralamat di Jl. Pacuan Kuda, Sukamiskin, Kec. Arcamanik, Kota Bandung dipenuhi oleh ratusan peserta yang hendak mengikuti Gashuku dan ujian kenaikan tingkat Karate pada Ahad (20/10/2024). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Kota Bandung.
Gashuku dan ujian kenaikan tingkat Karate merupakan acara yang selalu dilaksanakan setidaknya dua kali dalam setahun. Adapun kegiatan kali ini diikuti oleh 211 orang peserta, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi. Peserta tingkat Sekolah Dasar (SD) mendominasi ujian kenaikan tingkat ini dengan jumlah peserta sabuk putih paling banyak. Seluruh peserta yang mendaftar merupakan bagian dari dojo (padepokan) atau ranting Kota Bandung.
Kegiatan ini dimulai dengan upacara pembukaan pada pukul 07.00, kemudian dilanjutkan dengan Gashuku (latihan bersama untuk menyeragamkan teknik Karate) yang dilaksanakan hingga pukul 12.00 WIB. Ujian kenaikan tingkat dilaksanakan mulai pukul 13.00 hingga 17.00 WIB, yang diakhiri dengan pengumuman hasil ujian peserta.
"Setelah pembukaan, lanjut ada yang namanya Gashuku. Jadi, sebelum ujian itu mereka ada latihan dulu. Istilahnya itu penyempurnaan gerakan. Jadi, sebelum ujian gerakan mereka itu disamakan dulu," ungkap Joko Susetiyo selaku sekretaris pelaksana Gashuku dan ujian kenaikan tingkat.
Joko menambahkan bahwa teknis ujian dilakukan dengan pembagian kelompok pada setiap tingkatan sabuk. Peserta akan dinilai oleh tiga orang penguji dari Kota Bandung yang mendapatkan mandat dari provinsi. Para peserta akan mempraktikkan gerakan sesuai tingkatan sabuk yang diuji. Adapun para peserta akan dipasangkan, masing-masing terdiri dari dua orang yang mengaplikasikan latihan gerakan dasar.
"Di kita sebenarnya tidak ada kata tidak lulus, jadi itu bahasanya itu lulus bersyarat. Misalkan, dia ada nilai kurang di bentuk kuda-kuda, nah nanti kita jadikan catatan, ujian selanjutnya ada syaratnya dia harus ada perubahan," pungkas Joko.
Salah satu peserta yang mengikuti kenaikan tingkat sabuk coklat, yaitu Jago Surya Baka, mengatakan bahwa latihan tetap sering dilakukan meski tidak ada ujian, karena setiap latihan memiliki jadwal rutin. Namun, untuk lebih terfokus pada ujian, pelatihan dilakukan 2-3 kali dalam seminggu.
"Kalau untuk ujian kali ini, itu kaya sedikit struggle. Kaya agak panik dikit. Tapi, sebisa mungkin hasilnya memuaskan," lanjut Jago.
Reporter: Yunita Nuraida
Gashuku dan ujian kenaikan tingkat Karate merupakan acara yang selalu dilaksanakan setidaknya dua kali dalam setahun. Adapun kegiatan kali ini diikuti oleh 211 orang peserta, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi. Peserta tingkat Sekolah Dasar (SD) mendominasi ujian kenaikan tingkat ini dengan jumlah peserta sabuk putih paling banyak. Seluruh peserta yang mendaftar merupakan bagian dari dojo (padepokan) atau ranting Kota Bandung.
Kegiatan ini dimulai dengan upacara pembukaan pada pukul 07.00, kemudian dilanjutkan dengan Gashuku (latihan bersama untuk menyeragamkan teknik Karate) yang dilaksanakan hingga pukul 12.00 WIB. Ujian kenaikan tingkat dilaksanakan mulai pukul 13.00 hingga 17.00 WIB, yang diakhiri dengan pengumuman hasil ujian peserta.
"Setelah pembukaan, lanjut ada yang namanya Gashuku. Jadi, sebelum ujian itu mereka ada latihan dulu. Istilahnya itu penyempurnaan gerakan. Jadi, sebelum ujian gerakan mereka itu disamakan dulu," ungkap Joko Susetiyo selaku sekretaris pelaksana Gashuku dan ujian kenaikan tingkat.
Joko menambahkan bahwa teknis ujian dilakukan dengan pembagian kelompok pada setiap tingkatan sabuk. Peserta akan dinilai oleh tiga orang penguji dari Kota Bandung yang mendapatkan mandat dari provinsi. Para peserta akan mempraktikkan gerakan sesuai tingkatan sabuk yang diuji. Adapun para peserta akan dipasangkan, masing-masing terdiri dari dua orang yang mengaplikasikan latihan gerakan dasar.
"Di kita sebenarnya tidak ada kata tidak lulus, jadi itu bahasanya itu lulus bersyarat. Misalkan, dia ada nilai kurang di bentuk kuda-kuda, nah nanti kita jadikan catatan, ujian selanjutnya ada syaratnya dia harus ada perubahan," pungkas Joko.
Salah satu peserta yang mengikuti kenaikan tingkat sabuk coklat, yaitu Jago Surya Baka, mengatakan bahwa latihan tetap sering dilakukan meski tidak ada ujian, karena setiap latihan memiliki jadwal rutin. Namun, untuk lebih terfokus pada ujian, pelatihan dilakukan 2-3 kali dalam seminggu.
"Kalau untuk ujian kali ini, itu kaya sedikit struggle. Kaya agak panik dikit. Tapi, sebisa mungkin hasilnya memuaskan," lanjut Jago.
Reporter: Yunita Nuraida
No comments
Post a Comment