VOKALOKA.COM, Bandung - Comring merupakan salah satu UMKM makanan tradisional yang saat ini diminati oleh berbagai kalangan. Salah satunya adalah Comring Rizki yang berproduksi di Cibiru, tepatnya di Pasir Biru, Cibiru, Kota Bandung. Comring yang sudah berdiri selama 24 tahun hingga sekarang masih eksis. Comring Rizki dibuat oleh almarhum Ma Enung, kini dilanjutkan oleh anaknya, Noneng.
Comring Rizki sendiri dinamakan "Rizki" hanya untuk nama keberuntungan yang diharapkan dapat membawa rezeki yang berlimpah. Ketika Comring Rizki berpindah tangan kepada Noneng, peminatnya tidak menurun. Bahkan bisa dikatakan meningkat dan stabil, dengan produksi yang bisa mencapai 70 kg per hari. "Saya gak promosiin secara besar-besaran. Dulu ibu saya awal produksi nawarin ke tetangga keliling-keliling bawa comring, tapi seiring berjalannya waktu peminatnya semakin membludak. Itu karena omongan orang dari mulut ke mulut yang suka membeli comring saya. Banyak sebenarnya tukang comring di daerah sini, kata orang-orang ya comring saya paling enak dan gak keras", ucap Noneng. Bahkan comring yang diproduksi Noneng ini sudah mendapatkan sertifikat UMKM dari kecamatan setempat.
Sayangnya, comring Noneng tidak melakukan pengiriman ke luar Bandung, karena dikhawatirkan comring itu akan hancur saat pengiriman. "Saya gak mau ambil resiko, udah pernah dipaketin, udah di wrap, tapi tetep bubuk. Kalo Gojek Gosend saya masih berani," ucap Noneng. Secara tidak langsung, comring ini membuka rezeki bagi orang lain, karena setiap produksi di bulan Ramadhan, peminat comring membludak hingga satu hari mencapai satu kuintal. Setiap bulan puasa, Noneng mempekerjakan beberapa orang di tempatnya untuk andil dalam produksi comring.
Noneng berharap comring ini tidak akan pudar eksistensinya di tengah gempuran makanan lokal sekarang yang sudah bervariatif. Karena harganya yang murah, 1 kg comring seharga 40 ribu, dan kemasan 1/2 kg dengan harga 10 ribu sudah sangat worth it dengan kualitasnya yang tidak main-main bahkan sudah bersertifikasi Halal MUI.
Reporter: Salimah
Singkong adalah bahan pokok untuk pembuatan comring ini, dan bisa habis sampai satu kuintal singkong dalam satu kali produksi. Singkong ini juga Noneng dapatkan dari petani lokal. Pembuatan singkong ini memerlukan beberapa tahap, ketika sudah dicuci bersih singkong dicetak. Cetakan yang dipakai oleh Noneng merupakan cetakan custom (buatan sendiri) yang tidak diperjual belikan dimanapun.
Sayangnya, comring Noneng tidak melakukan pengiriman ke luar Bandung, karena dikhawatirkan comring itu akan hancur saat pengiriman. "Saya gak mau ambil resiko, udah pernah dipaketin, udah di wrap, tapi tetep bubuk. Kalo Gojek Gosend saya masih berani," ucap Noneng. Secara tidak langsung, comring ini membuka rezeki bagi orang lain, karena setiap produksi di bulan Ramadhan, peminat comring membludak hingga satu hari mencapai satu kuintal. Setiap bulan puasa, Noneng mempekerjakan beberapa orang di tempatnya untuk andil dalam produksi comring.
Noneng berharap comring ini tidak akan pudar eksistensinya di tengah gempuran makanan lokal sekarang yang sudah bervariatif. Karena harganya yang murah, 1 kg comring seharga 40 ribu, dan kemasan 1/2 kg dengan harga 10 ribu sudah sangat worth it dengan kualitasnya yang tidak main-main bahkan sudah bersertifikasi Halal MUI.
Reporter: Salimah
No comments
Post a Comment