VOKALOKA.COM – Bandung, Pada zaman Hindia Belanda Cicalengka adalah sebuah Afdeeling dari Regentschap Bandong yang artinya sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung. Kecamatan dengan luas kurang lebih 45 kilometer persegi ini menjadi saksi bisu adanya tokoh-tokoh yang pernah menginjakkan kakinya di daerah ini. Tokoh-tokoh tersebut diantaranya Frans Wilhelm Junghuhn, E.F.E. Douwes Dekker, Eddy Du Peron, C.P. Wolff Schoemaker, Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, Raden Dewi Sartika, hingga Ir. Soekarno. Bahkan nama Cicalengka sempat dijadikan sebagai nama kapal laut dari N.V. Java-China-Japan-Lijn (JCJL) dengan ejaan khas dahulu yaitu "Tjitjalengka".
Afdeeling Tjitjalengka ini dipimpin oleh seorang patih yang kedudukannya berada di bawah bupati sebagai kedudukan tertinggi dalam pemerintahan pribumi. Adapun beberapa distrik yang terhimpun dalam Afdeeling Tjitjalengka ini terdiri dari Tjipeudjeuh, Madjalaya, Tjibanganten, Tjikemboelan, Tjitjalengka, dan Baloeboer Limbangan.
Cicalengka pada saat ini adalah kecamatan yang jauhnya 34 KM dari sebelah Timur Kota Bandung. Di kecamatan ini kamu bisa menemukan banyak hal dari mulai kuliner yang beragam sampai para petugas desa yang berseragam. Jika saja kamu mengunjungi Cicalengka dari arah Barat, maka mudah sekali untuk menemukan kantor Desa Cicalengka Kulon karena kantor desa ini tepat berada di samping Jl. Raya Barat Cicalengka No.279. Letak kantor yang berada di jalur strategis perhubungan darat antara jalan nasional dengan jalan provinsi sehingga membuka kemungkinan bahwa Desa Cicalengka Kulon dapat berkembang menjadi desa perkotaan.
Dahulu, Desa Cicalengka Kulon dan Desa Cicalengka Wetan secara bersama berada di bawah nama "Desa Cicalengka" (Desa induk) karena pada tanggal 19 November 1989 terjadi penataan wilayah antara dua desa tersebut. Hingga akhirnya Desa Cicalengka Kulon berdiri secara utuh pada tahun 1994 yang diresmikan oleh Bupati Bandung saat itu yang dijabat oleh H.U. Hatta Djatipermana. Selain itu, kantor desa ini pun merupakan asset dari hasil penataan wilayah di Kewedanaan Cicalengka dan Cikancung.
Nama dari Pemerintahan Desa ini tidak neko-neko karena cukup diambil dari letak geografis wilayah yang diembannya yaitu "Cicalengka Kulon". Kata "Kulon" sendiri merupakan bahasa Sunda yang memiliki arti "Barat". Desa Cicalengka Kulon memiliki luas keseluruhan kurang lebih 70,090000000000003 kilometer persegi dengan jumlah 10 RW dan 31 RT. Dari sejarah yang sudah dipaparkan maka terhitung sudah 29 tahun berdirinya desa ini dari awal kepemimpinannya hingga saat ini.
"Waktu awal kepemimpinan itu, sebutan untuk kepala desa itu masih sama aja sebagaimana sekarang dan Kades pertama itu adalah Bapak Asep Husni Hafid," tutur Ardilan, Kasi Pemerintahan.
Gedung kantor Desa Cicalengka Kulon terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama digunakan sebagai fasilitas pelayanan untuk warga sedangkan di lantai kedua dijadikan sebagai ruang kerja perangkat desa. Pada bagian sampingnya terdapat balai desa yang seringkali dijumpai sebagai tempat pertemuan warga dengan Pemdes dalam beberapa kegiatan.
Penulis: Silmi Najmi Anzani
Afdeeling Tjitjalengka ini dipimpin oleh seorang patih yang kedudukannya berada di bawah bupati sebagai kedudukan tertinggi dalam pemerintahan pribumi. Adapun beberapa distrik yang terhimpun dalam Afdeeling Tjitjalengka ini terdiri dari Tjipeudjeuh, Madjalaya, Tjibanganten, Tjikemboelan, Tjitjalengka, dan Baloeboer Limbangan.
Cicalengka pada saat ini adalah kecamatan yang jauhnya 34 KM dari sebelah Timur Kota Bandung. Di kecamatan ini kamu bisa menemukan banyak hal dari mulai kuliner yang beragam sampai para petugas desa yang berseragam. Jika saja kamu mengunjungi Cicalengka dari arah Barat, maka mudah sekali untuk menemukan kantor Desa Cicalengka Kulon karena kantor desa ini tepat berada di samping Jl. Raya Barat Cicalengka No.279. Letak kantor yang berada di jalur strategis perhubungan darat antara jalan nasional dengan jalan provinsi sehingga membuka kemungkinan bahwa Desa Cicalengka Kulon dapat berkembang menjadi desa perkotaan.
Dahulu, Desa Cicalengka Kulon dan Desa Cicalengka Wetan secara bersama berada di bawah nama "Desa Cicalengka" (Desa induk) karena pada tanggal 19 November 1989 terjadi penataan wilayah antara dua desa tersebut. Hingga akhirnya Desa Cicalengka Kulon berdiri secara utuh pada tahun 1994 yang diresmikan oleh Bupati Bandung saat itu yang dijabat oleh H.U. Hatta Djatipermana. Selain itu, kantor desa ini pun merupakan asset dari hasil penataan wilayah di Kewedanaan Cicalengka dan Cikancung.
Nama dari Pemerintahan Desa ini tidak neko-neko karena cukup diambil dari letak geografis wilayah yang diembannya yaitu "Cicalengka Kulon". Kata "Kulon" sendiri merupakan bahasa Sunda yang memiliki arti "Barat". Desa Cicalengka Kulon memiliki luas keseluruhan kurang lebih 70,090000000000003 kilometer persegi dengan jumlah 10 RW dan 31 RT. Dari sejarah yang sudah dipaparkan maka terhitung sudah 29 tahun berdirinya desa ini dari awal kepemimpinannya hingga saat ini.
"Waktu awal kepemimpinan itu, sebutan untuk kepala desa itu masih sama aja sebagaimana sekarang dan Kades pertama itu adalah Bapak Asep Husni Hafid," tutur Ardilan, Kasi Pemerintahan.
Gedung kantor Desa Cicalengka Kulon terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama digunakan sebagai fasilitas pelayanan untuk warga sedangkan di lantai kedua dijadikan sebagai ruang kerja perangkat desa. Pada bagian sampingnya terdapat balai desa yang seringkali dijumpai sebagai tempat pertemuan warga dengan Pemdes dalam beberapa kegiatan.
Penulis: Silmi Najmi Anzani
Wow
ReplyDelete