Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI), Organisasi Pemersatu Masjid Kampus di Indonesia

VOKALOKA - Bandung, AMKI adalah Asosiasi Masjid Kampus Indonesia yang memiliki program dasar menyangkut pemberdayaan ekonomi diantaranya, pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah, pendirian koperasi, pengkajian, pembinaan dan bimbingan untuk pengusaha kecil dan menengah, menyelenggarakan Baitul Maal masjid kampus, membangun jaringan ekonomi masjid kampus, mengadakan pelatihan kewirausahaan untuk aktivis masjid kampus.

Pada bulan Agustus 2002 Mas Hermawan (Hermawan K. Dipojono, waktu itu Ketua Umum Badan Pelaksana YPM Salman ITB) mengangkat Tim Manajemen di YPM Salman ITB yang akan bertugas selama dua tahun. Ia mengamanahkan kepada tim tersebut untuk menuntaskan beberapa agenda penting yang harus ditunaikan. Salah satu agenda terpenting yang diamanahkan adalah membuat jaringan kerja sama antar masjid kampus di Indonesia.
 
Maka dibentuklah tim untuk merumuskan masalah ini yang ditanggungjawabi oleh Manajer Umum YPM Salman ITB, Samsoe Basaroedin dan dimotori oleh Syamril, ST seorang pria kelahiran Pinrang yang waktu itu menjabat sebagai Manajer Bidang Dakwah dan Pelayanan Jamaah di YPM Salman ITB. Tim ini merumuskan konsep Jaringan Masjid Kampus Indonesia (JMKI) yang sedianya akan dilokakarya kan pada Bulan Juni 2003. Sosialisasi lokakarya di tingkat internal dan eksternal Salman dilakukan.

Konsep Lokakarya JMKI dikaji kembali. Maka digagas lah konsep Kongres Nasional Masjid Kampus Indonesia sebagai jembatan untuk mewujudkan jaringan kerjasama antar masjid kampus di Indonesia. Acara ini direncanakan akan berlangsung Maret 2004, sebelum masa kampanye pemilu legislatif. Maka dilakukanlah sosialisasi awal. Beberapa pengurus Salman ITB yang sedang bertugas ke luar kota diharapkan mensosialisasikan program ini. Maka tak kurang dari UGM Yogyakarta, ITS Surabaya, UNEJ Jember, UNMUL Samarinda, UMMI Makasar, UI Salemba Jakarta, IPB Bogor, dan UNHAS Makassar telah terkontak. Berbagai ide, dukungan, dan saran terus mengalir. Beberapa orang yang ditugaskan untuk roadshow adalah Samsoe Basaroedin, Eri Marawijaya, Iman Abdullah, Syamril, Iyus, Supri Haryanto, Lina, dan Sudarmono. Tetapi karena iklim perpolitikan yang sedang "menghangat" dan sarat akan berbagai kepentingan maka akhirnya diputuskan untuk menunda pelaksanaannya setelah acara pemilu legislatif yaitu tanggal 20 – 22 Mei 2004. Akhirnya tanggal ini pun dirasa kurang tepat karena berbarengan dengan acara FORUM REKTOR di Yogyakarta dan juga di berbagai perguruan tinggi masih melangsungkan UAS. Maka akhirnya ditetapkanlah tanggal 29 – 30 Mei 2004 Kongres Nasional Masjid Kampus Indonesia I akan diselenggarakan.

Kongres yang berlangsung selama dua hari, tanggal 29-30 Mei 2004, di Masjid Salman ITB ini mengangkat tema Peran Masjid Kampus dalam Mewujudkan Kepemimpinan Bangsa yang Bersih dan Bervisi Menuju Masyarakat Madani. Dengan keyakinan pentingnya masjid kampus dalam melahirkan calon cendekiawan dan calon pemimpin bangsa, penyelenggaraan kongres bertujuan untuk mengembangkan peran masjid kampus sebagai wadah pembangunan peradaban Islam di Nusantara, membangun jaringan kerjasama terpadu antar masjid kampus di Indonesia, merumuskan peranan masjid kampus Indonesia dalam mewujudkan kepemimpinan bangsa yang bersih dan bervisi menuju masyarakat madani dan memadukan potensi masjid kampus dengan potensi umat Islam, baik potensi lokal, nasional maupun internasional.

Kongres diikuti 200 peserta yang merupakan perwakilan dari 85 masjid kampus perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Mereka adalah pengurus DKM, takmir masjid kampus, pengurus yayasan masjid kampus dan aktivis mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus. Kongres juga dihadiri peserta dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan LSM sebagai peninjau. Sejumlah tokoh Islam mendukung penyelenggaraan kongres ini, diantaranya Prof. Dr. Ahmad Sutarmadi (Ketua Dewan Masjid Indonesia Pusat), Prof. Dr. Ahmad Syafi'i Ma'arif (PP Muhammadiyah), Dr. KH. Miftah Faridl (Ketua Umum MUI Kota Bandung dan Direktur PUSDAI Jawa Barat), Dr. Ir. Muslimin Nasution, APU (ICMI Pusat) dan Prof. Marlis Rahman (Ketua Forum Rektor).

Program dasar AMKI yang menyangkut pemberdayaan ekonomi diantaranya, pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah, pendirian koperasi, pengkajian, pembinaan dan bimbingan untuk pengusaha kecil dan menengah, menyelenggarakan Baitul Maal masjid kampus, membangun jaringan ekonomi masjid kampus, mengadakan pelatihan kewirausahaan untuk aktivis masjid kampus dan mengelola penerbitan.

Sebuah konsep yang dimaksudkan untuk memperkuat posisi masjid kampus sebagai pengelola dana umat berupa zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF) adalah konsep sinergi zakat melalui jejaring masjid kampus. Sebuah buku pedoman berisi pengalaman dan terobosan yang dilakukan sejumlah masjid kampus dalam menghimpun dan mengelola dana ZISWAF khususnya yang berasal dari alumni, dituliskan.

Dalam bidang Kaderisasi, Latihan Mujtahid Dakwah AMKI diselenggarakan pada tahun 2015. Kegiatan yang digelar di Bandung pada bulan Februari 2015 ini diikuti 69 mahasiswa S1 dari 28 perguruan tinggi di Indonesia. Pada bulan April 2017, kembali digelar Latihan Mujtahid Dakwah Nasional AMKI. Mahasiswa S1 kader masjid kampus yang mengikuti kegiatan ini mencapai 100 orang, berasal dari 52 masjid kampus di 22 provinsi.

Siti Marsela

No comments

Post a Comment