VOKALOKA.COM, Bandung, - Desa Haurpugur, alami kekeringan yang menyebabkan kegagalan panen bagi para petani setempat. Kamis (19/10/2023).
Sebagian besar warga desa yang bergantung pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama mereka menghadapi berbagai tantangan ekonomi yang serius.
Para petani di Desa Haurpugur telah menggunakan berbagai cara sepanjang musim tanam tahun ini, tetapi kekurangan air yang berkelanjutan telah menjadi sebuah masalah untuk hasil panen pada musim ini.
Nunung, seorang petani setempat, mengungkapkan, "Kami telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah kekeringan dilahan persawahan kami, karena hujan tidak kunjung turun kami hanya menghasilkan 30% saja dari 100% padi yang kami tanam."
Pemerintah Desa Haurpugur telah banyak mencoba memberikan bantuan kepada para petani setempat. Kepala Desa, Saepul Azhari, menyatakan bahwa pihak Desa telah mengambil banyak upaya untuk mengatasi masalah kekeringan saat ini.
"Kami dari pihak desa telah menyediakan suplai air bersih setiap Minggunya yang di adakan setiap hari Rabu ke setiap kampung, beserta bantuan keuangan dan bahan pangan, bagi para petani pemilik lahan kami beri bibit padi baru untuk mengganti hasil panen yang gagal," ujarnya.
Situasi ini juga sangat berdampak besar pada sektor mata pencaharian para warga yang kebanyakan penghasilan mereka bersumber dari hasil pertanian.
Selain itu, para pemilik penggilingan padi juga terkena dampak atas masalah kekeringan ini. Teten Yudi, selaku pemilik penggilingan padi lokal, mengungkapkan, "Kekurangan padi yang dihasilkan akibat dari gagal nya panen membuat para konsumen kami sangat berkurang bahkan sedikit dan sangat menurun, biasanya kami menghabiskan 50 liter solar untuk menggiling sekarang hanya menghabiskan 20 liter saja, bahkan terpaksa kami menghentikan proses penggilingan karena tidak ada konsumen datang."
Mengenai situasi kekeringan ini, seorang petani bernama Atang menyatakan harapan nya untuk para pihak pemerintah supaya bisa mengambil langkah yang lebih efektif lagi untuk mengatasi masalah gagal panen ini untuk kedepannya.
"Kami sebagai petani sangat berharap sekali bahwa situasi ini akan segera di atasi dan segera membaik dari masalah kekeringan yang kami alami. Jujur saja ini peringatan penting tentang kurangnya peran komunitas pertanian yang ada di pihak desa yang hanya bisa memantau namun kurang aktif dalam mengatasi masalah yang kekeringan yang kami alami," ujarnya.
Kekeringan yang melanda Desa Haurpugur menunjukkan perlunya langkah-langkah serius dalam mendukung komunitas pertanian yang rentan dan meningkatkan ketahanan pangan untuk kedepannya.
Reporter : Muhamad Zidane Alfarez
Sebagian besar warga desa yang bergantung pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama mereka menghadapi berbagai tantangan ekonomi yang serius.
Para petani di Desa Haurpugur telah menggunakan berbagai cara sepanjang musim tanam tahun ini, tetapi kekurangan air yang berkelanjutan telah menjadi sebuah masalah untuk hasil panen pada musim ini.
Nunung, seorang petani setempat, mengungkapkan, "Kami telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah kekeringan dilahan persawahan kami, karena hujan tidak kunjung turun kami hanya menghasilkan 30% saja dari 100% padi yang kami tanam."
Pemerintah Desa Haurpugur telah banyak mencoba memberikan bantuan kepada para petani setempat. Kepala Desa, Saepul Azhari, menyatakan bahwa pihak Desa telah mengambil banyak upaya untuk mengatasi masalah kekeringan saat ini.
"Kami dari pihak desa telah menyediakan suplai air bersih setiap Minggunya yang di adakan setiap hari Rabu ke setiap kampung, beserta bantuan keuangan dan bahan pangan, bagi para petani pemilik lahan kami beri bibit padi baru untuk mengganti hasil panen yang gagal," ujarnya.
Situasi ini juga sangat berdampak besar pada sektor mata pencaharian para warga yang kebanyakan penghasilan mereka bersumber dari hasil pertanian.
Selain itu, para pemilik penggilingan padi juga terkena dampak atas masalah kekeringan ini. Teten Yudi, selaku pemilik penggilingan padi lokal, mengungkapkan, "Kekurangan padi yang dihasilkan akibat dari gagal nya panen membuat para konsumen kami sangat berkurang bahkan sedikit dan sangat menurun, biasanya kami menghabiskan 50 liter solar untuk menggiling sekarang hanya menghabiskan 20 liter saja, bahkan terpaksa kami menghentikan proses penggilingan karena tidak ada konsumen datang."
Mengenai situasi kekeringan ini, seorang petani bernama Atang menyatakan harapan nya untuk para pihak pemerintah supaya bisa mengambil langkah yang lebih efektif lagi untuk mengatasi masalah gagal panen ini untuk kedepannya.
"Kami sebagai petani sangat berharap sekali bahwa situasi ini akan segera di atasi dan segera membaik dari masalah kekeringan yang kami alami. Jujur saja ini peringatan penting tentang kurangnya peran komunitas pertanian yang ada di pihak desa yang hanya bisa memantau namun kurang aktif dalam mengatasi masalah yang kekeringan yang kami alami," ujarnya.
Kekeringan yang melanda Desa Haurpugur menunjukkan perlunya langkah-langkah serius dalam mendukung komunitas pertanian yang rentan dan meningkatkan ketahanan pangan untuk kedepannya.
Reporter : Muhamad Zidane Alfarez
No comments
Post a Comment