Bandung Darurat Sampah, Warga Kelurahan Pasirlayung RW 12 Peduli Kelola Sampah

VOKALOKA.COM, Bandung - Unit RW 12 Kelurahan Pasirlayung mengadakan kegiatan Bank Sampah sebulan sekali bekerja sama dengan Bank Sampah Induk DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Bandung. Kegiatan ini dilaksanakan bertempat di rumah Bapak Muksin RT 06 RW 12 yang dimulai dari pukul 08.00-10.00 WIB, Kamis (21/9/2023) . 

Pengurus bank sampah dan warga sekitar turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Sampah yang tidak laku dikelola menjadi kerajinan sedangkan sampah yang laku dijual ke Bank Sampah Induk.

Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk kepedulian kepada lingkungan. Kangpisman (Kurangi Pisahkan Manfaatkan) menjadi tagline dalam kegiatan ini, di tengah kondisi Kota Bandung yang darurat sampah.

Sejak tahun 2013 bank sampah sudah berdiri di unit RW 12 untuk menjaga lingkungan, memisahkan, dan memilah sampah. Program Kangpisman ini merupakan program unggulan Walikota Bandung H. Oded Mohamad Danial, S.A.P. almarhum atau kerap disapa Mang Oded yang wafat pada tahun 2021.

Semua RW yang ada di kelurahan Pasirlayung berjumlah 13 RW, satu RW di antaranya  yaitu RW 11 belum mempunyai bank sampah. Akan tetapi mereka sudah biasa menjual sampah ke pengepul.

Tahapan dalam pelaksanaan kegiatan bank sampah ini dimulai dari sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut berisi tentang bagaimana bahaya sampah terlebih ketika sampah itu dicampur aduk yang bisa membahayakan diri sendiri.

Pada awalnya hanya ada sepuluh orang yang mengikuti kegiatan ini. Sampai di tahap para pengurus mengundang warga untuk diadakannya pembagian tabungan dalam satu tahun sekali sebelum bulan Ramadhan.

Tantangan dalam kegiatan bank sampah ini adalah ketika pengurus setempat tidak mendukung dan tidak pahamnya konsep rezeki.

"Tantangannya kalau di kita alhamdulillah RW nya mendukung, tapi terkadang pengurus setempat ada yang tidak mendukung dan tidak pahamnya konsep rezeki yang kita sering disebut rebut rezeki tukang memungut sampah, padahal mereka bisa juga ikut menabung di kita" ujar Eti Sumiyati selaku Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup.

Kegiatan bank sampah ini juga menerima konsep tabungan dan infaq dengan catatan sampah sudah dipisahkan di rumah masing-masing. Masyarakat diiming-imingi  menabung agar masyarakat terbiasa memisahkan, memilah, agar sampah organik dengan non organik tidak tercampur. Ibu-ibu juga turut diajarkan bagaimana mengelola sampah menjadi kerajinan yang berdaya jual.

Dampak yang dirasakan setelah adanya kegiatan ini adalah berkurangnya jumlah sampah dan juga sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai kompos dalam bercocok tanam. Kegiatan yang dilakukan selama satu kali dalam sebulan ini terinspirasi dari adanya Bank Sampah Hijau Lestari di daerah Coblong, Solo yang kemudian diterapkan di Kelurahan Pasirlayung.

"Saya terinspirasi ketika kunjungan ke Solo ada Bank Sampah Hijau Lestari di Coblong, di sana saya dapat edukasi dan menerapkan di sini dan kebetulan ada halaman, jadi saya manfaatkan sebagai bentuk kepedulian lingkungan" pungkasnya. 


Reporter : Siti Sulistiyani


 

No comments

Post a Comment