Sisih Sampah Dimulai dari Keluarga


VOKALOKA.COM - Kesadaran masyarakat terhadap membuang dan memilah sampah membuat tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir kian bertambah. Dinas lingkungan hidup dan kehutanan mengungkapkan sekitar 700 ton perhari masuk dan bahkan kian bertambah tiap harinya. Peningkatan jumlah sampah ini terus bertambah seiring peningkatan jumlah penduduk yang tidak diiringi dengan upaya pengurangan sampah.

Area pembuangan yang tak kunjung bertambah menjadi salah satu efek menggunungnya sampah. Apalagi ketika musim penghujan tiba, menimbulkan dampak bau dan berakibat buruk bagi kesehatan masyarakat.
Sampah - sampah ini berasal dari berbagai sumber, seperti sampah rumah tangga, perkantoran, pasar, maupun rumah sakit. Sampah dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik/basah dan sampah anorganik/kering. Kedua jenis sampah tersebut memiliki kesulitan masing-masing dalam mengelolanya, yang apabila tidak ditangani dengan tepat akan berdampak negatif bagi lingkungan sekitar.
 
Permasalahan sampah masyarakat yang tak kunjung ada habisnya banyak dibandingkan dengan tempat pembuangan sampah yang ada. Akibatnya pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik mengakibatkan masalah besar. Membuang atau menumpuk sampah disembarang tempat akan menimbulkan masalah baru seperti sampah yang akan menimbulkan bau busuk dapat mengganggu kesehatan pernafasan, pencemaran tanah yang akan berimbas pada saluran air, dan sampah yang terus menumpuk dapat menyebabkan banjir.

Sudah banyak negara - negara maju yang menggunakan cara pembakaran untuk mengatasi masalah sampah. Hanya saja jika hal ini dilakukan di negara kita banyak hal yang harus dipertimbangkan salah satunya biaya yang mahal dan asap yang ditimbulkan akan mempengaruhi kesehatan.  Tetapi jika terus menggunakan TPA lama kelamaan tidak dapat menampung sampah yang terus melonjak akibat lahan terbatas, sedangkan jika akan perluasan lahan akan menimbulkan masalah di pemukiman warga.
 
Program Pemerintah yang sedang berjalan guna menjadi alternatif masalah sampah yaitu gerakan 4R (Reduce, Reuse, Recycle, dan Replace). Reduce atau mengurangi sampah setiap hari yaitu minimalisasi barang atau material yang dipergunakan, Reuse atau memakai kembali yaitu  memilih barang-barang yang tidak sekali pakai/buang, Recycle yaitu mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak berguna dan yang terakhir Replace yaitu mengganti barang sekali pakai dengan barang tahan lama dan ramah lingkungan. Keempat prinsip ini terus ditekankan pemerintah untuk menuntaskan permasalahan sampai.
 
Hanya saja tingkat kesadaran masyarakat dalam menerapkan 4 prinsip ini masih sangat minim. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah disembarang tempat daripada susah payah mencari tempat sampah, masyarakat juga kerap kali membeli barang baru daripada mendaur ulang. Maka tak heran jika di sepanjang jalan banyak sampah yang berserakan dan menumpuk.

Kebiasaan masyarakat yang memasukkan berbagai jenis sampah dalam satu tempat organik dan anorganik bahkan sampah berbahaya dijadikan satu, tanpa memilah terlebih dahulu sesuai jenisnya karena beranggapan terlalu membuang waktu. Sikap menganggap remeh inilah yang seharusnya dihilangkan oleh masyarakat. Supaya tingkat kesadaran lingkungannya pun akan ikut terbangun.
 
Edukasi mengenai sampah sangat diperlukan masyarakat. Edukasi ataupun kebiasaan baik bisa dimulai dari keluarga. Terutama bagi anak-anak, bagaimana memberi tahu mereka sebelum membuang sampah harus dipilah/dipilih terlebih dahulu mana yang mudah untuk diurai dan sulit untuk diurai.

Menerapkan kebiasaan sisih sampah 4R juga harus ditanamkan kepada keluarga. Supaya keluarga kita juga sadar akan pentingnya mengolah sampah dengan tepat. Kebiasaan baik ini apabila ditanamkan di keluarga kita dengan baik, maka akan menjadi langkah awal untuk menuju perubahan masyarakat yang lebih baik pula, masyarakat yang peduli akan lingkungan nya sehingga tercipta lingkungan yang nyaman.
 
Efek positif dari kebiasaan sisih sampah ini dapat mengurangi jumlah sampah yang ada di Tempat Pembuangan Sementara (TPS)  ataupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, secara biaya jauh lebih ekonomis daripada cara pembakaran. Kebiasaan sisih sampah ini juga dinilai akan berhasil jika masyarakat sudah paham dan ikut berpartisipasi.

Kunci keberhasilan dari sisih sampah ini yaitu berpartisipasinya masyarakat dalam mengurangi sampah dengan kebiasaan - kebiasaan kecil seperti membuang sampah pada tempatnya. Melalui kebiasaan sisih sampah dimulai dari keluarga selain mengurangi dampak sampah yang terjadi, dapat berdampak positif bagi keluarga. Disamping itu bisa menghasilkan lebih ekonomis dan menambah pendapatan keluarga berawal dari optimalisasi kebiasaan sisih sampah. Nantinya, kebiasaan sisih sampah berawal dari keluarga lambat laun menjadi membudaya di masyarakat.

Nurul Maghfiroh/Vokaloka

No comments

Post a Comment