VOKALOKA.COM - Cuaca cerah di hari minggu, Pada pagi menjelang siang kami mengunjungi salah satu wisata alam di desa Sukamulya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak. Sekitar 60 km dari pusat kota. Jalanan tidak selalu mulus dan senyapnya lalu lintas di wilayah Cibeber, membuat waktu tempuh tidak selalu cepat. Kami hanya butuh waktu sekitar 2 jam tiba di lokasi.
Beberapa kali bertanya pada warga setempat karena baru kali ini kami mengunjungi. Lagi pula, google map yang kami turuti hanya mengantar kami sampai balai desa Sukamulya sebagai titik terakhir. Masih ada dua kilometer menuju lokasi. Jalan desa menuju air terjun genting, berupa aspal yang mulus dan ada yang berbatu berlubang di sana-sini. Namun itu bukan suatu kesulitan bagi kami. Yang paling ngeri sebenernya pinggir jalan tersebut ada jurang yang di bawahnya terdapat bebatuan. Jantung kami sempat berdegup kencang dari biasanya.
Dari area parkir gratis yang tak ditunggui siapapun, kami dapat mengedarkan pandangan ke sekeliling. Semuanya serba hijau. Kecuali bebatuan yang memenuhi kali tersebut. musim kemarau membuat air surut hingga seolah, ada susunan batu yang secara alami memanjang mengikuti arus sungai ini. Sepanjang jalan disuguhi tanaman hijau dan asri.
Kami mengikuti jalan setapak hingga air terjun itu sudah terlihat. Kami harus melewati bebatuan dan jalan nya pun cukup licin. Tak kurang dari dua puluh meter. Air yang tipis membasahi tebing. Setelah kami tiba di depan air terjun tersebut, kami istirahat sejenak dan waktunya makan siang. Kebetulan kami membawa bekal dari rumah masing-masing.
Lagi-lagi karena kemarau yang masih memanja. Air terjun tak terlalu deras. Namun, itu tetap indah. Kami sempat mengambil gambar dengan latar belakang air terjun yang indah. Rupanya air terjun ini berada di tengah area tambang emas yang eksis pada tahun 1955, air terjun ini menyajikan keasrian suasana hutan. Lokasinya berdekatan dengan objek wisata Gunung Luhur yang dijuluki Negeri di atas Awan, menjadi daya tarik lainnya dari air terjun ini.
Ada beberapa teman saya yang menikmati air terjun dengan cara membasahi sekujur tubuhnya sampai mereka merasa bahagia saat menikmati air terjun tersebut. sungguh indah kuasa mu dengan menciptakan air terjun yang sangat indah ini.
Setelah itu kami bercerita di depan air terjun ditemani dengan makanan yang kami bawa dan ternyata di lokasi air terjun tidak hanya kita yang berkunjung ada tiga orang anak muda yang sedang berkumpul di tempat yang tidak terlihat oleh mata kepala kami.
Hari sudah mulai mendung. Sekalipun enggan pergi, kami tetap kembali. Bening cuaca, udara yang sejuk, dingin airnya kami rangkum dalam jiwa. Orang bilang, cukup sekali saja mengunjungi satu tempat agar kesannya tetap terasa. Cukup tahu sedikit saja biar kekagumannya tak sirna. Ah, tapi rasanya aku dan teman-teman ingin kembali lagi dan lagi. Semoga suatu hari nanti. Saat liburan tiba.
Saat itu kuharap, tak ada kecemasan akan gugurnya batu alam. Batu-batu yang seharusnya tertanam di alam, memperkokoh tanah, bukan tertempel di bangunan-bangunan kota yang sering dibanggakan. Kembali ke alam, menggunakan bahan-bahan alami bukan berarti mengeruk tanpa henti. Selalu ada batas yang mesti dipatuhi. Hukum alam terus berjalan, mari tetap jaga keseimbangan untuk tetap menjaga alam teman-teman semua.
Nurul Alfiani /Vokaloka
No comments
Post a Comment