Prediksi Kekeringan, BMKG Imbau Masyarakat Mulai Hemat Air


VOKALOKA - Memasuki awal bulan Juli hingga akhir tahun 2023, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan sejumlah wilayah di Indonesia akan menghadapi fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan panjang, Minggu (11/06/2033) 

Kepala badan BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan El Nino akan mengakibatkan beberapa dampak di sejumlah wilayah di Indonesia selama periode musim kemarau pada semester kedua tahun ini yang di sebabkan oleh minimnya intensitas curah hujan, mulai dari kekeringan, juga dapat berpotensi meningkatkan jumlah titik api dan kondisi kerawanan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Fenomena El Nino pada musim kemarau tahun ini dipengaruhi oleh suhu muka air laut di Samudra Pasifik, dan suhu di samudra Hindia yang mempengaruhi Indian Ocean Dipole, yang mana kedua peristiwa tersebut akan terjadi secara bersamaan . 

Ancaman Kekeringan diprediksikan dapat berdampak pada sejumlah aktivitas mulai dari sektor pertanian dengan menggunakan sistem tadah hujan, kelangkaan air tanah yang dipengaruhi perubahan iklim yang drastis di tambah lagi minimnya jumlah ketersediaan air bersih, serta berpotensi terjadinya peningkatan kebakaran hutan dan lahan. 

"Langkah-langkah strategis perlu dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi dampak lanjutan. Utamanya sektor-sektor yang sangat terdampak seperti sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air," ujar Dwikorita dari rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (9/6/2023).

Ia juga menambahkan perlunya membenahi diri pada situasi saat ini untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan yang tak lain di akibatkan oleh dampak gagal panen dari krisis perubahan iklim pada waktu yang akan datang. 

Pemerintah juga telah menghimbau tentang ancaman kekeringan yang di picu fenomena El Nino melalui upaya memastikan ketahanan pangan dengan meningkat jumlah impor beras, Penguatan peran Pemerintah Daerah dan TNI, Polri sebagai garda terdepan pencegahan karhutla,  serta teknik modifikasi cuaca dengan 
memanfaatkan benih hujan dari garam yang di sebarkan menggunakan pesawat terbang di sejumlah titik agar terbentuk awan dan hujan. 


Nisa Fadhilah/Vokaloka

No comments

Post a Comment