VOKALOKA.COM - Menikah kemudian memiliki anak dan membangun keluarga yang bahagia adalah hal yang lazim dilakukan di Indonesia sehingga akan dianggap aneh jika tidak melakukan hal tersebut. Namun, saat ini mulai banyak yang merasa jika menikah tidak harus memiliki anak yang ramai disebut childfree.
Keputusan childfree ini masih dianggap sebagai keputusan yang tidak umum di Indonesia. Anggapan yang mengaitkan rezeki dan anak dalam budaya Indonesia membuat childfree masih tidak bisa diterima oleh generasi tua.
Masyarakat yang menentang childfree berpikir jika tujuan menikah adalah untuk ibadah dan memiliki keturunan. Jika tidak memiliki anak maka tujuan utama dari menikah akan hilang dan dianggap sebagai pribadi yang egois karena memiliki kemampuan dan kesempatan untuk memiliki anak malah memilih untuk tidak memiliki anak.
Di Indonesia dengan masyarakat yang masih sangat konservatif dan pola pikir yang menganalogikan antara anak dan rezeki membuat childfree masih sangat sulit diterima di Indonesia.
Memilih untuk childfree maupun memiliki anak adalah keputusan masing-masing yang dipilih dengan banyak sekali pertimbangan. Hal ini tidak dapat dikatakan egois jika ada yang melatarbelakangi keputusan tersebut.
Beberapa orang mungkin akan merasa jika childfree tidak dapat diterima karena sejatinya bagi beberapa orang menikah kemudian memiliki anak adalah kewajiban yang harus dijalani. Namun, saat ini ada yang lebih memilih untuk memprioritaskan kebahagiaan diri sendiri daripada menikah dan memiliki anak. Karena melahirkan, merawat, dan membesarkan anak tidak mudah. Maka, setiap orang dapat memiliki pilihan hidupnya sendiri dengan memahami resiko dan konsekuensi yang akan ditanggung.
Anak tidak meminta untuk dilahirkan dan anak tidak dapat memilih siapa orangtuanya. Namun, sebagai orangtua kita dapat memilih akan menjadi orangtua seperti apa bagi anak kita nanti.
Naswa Nathania/Vokaloka
No comments
Post a Comment