VOKALOKA.COM - Lagi dan lagi isu yang kerap kali menerpa masyarakat Indonesia sudah menjadi bahan perbincangan yang tidak perlu diperdebatkan, lantaran melihat fakta di lapangan yang memang sesuai dengan apa yang di isukan. Mungkin sebagian kalangan masih menganggap asing terhadap istilah literasi karena adanya keterbatasan pemahaman dalam mengetahui hal tersebut. Singkatnya, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.
Pernyataan yang menyinggung rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia tampaknya tidak terlalu berlebihan apabila berkaca terhadap kebiasaan masyarakat Indonesia yang enggan menjadikan budaya membaca sebagai bagian dari aktivitas rutin. Masyarakat Indonesia masih terpaku dengan budaya lisan alias mengobrol yang menjadi kebiasaan pada saat berada di mana pun.
Berdasarkan kajian UNESCO pada tahun 2012 menyatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001. Maksudnya, hanya ada 1 dari 1000 orang yang memiliki ketertarikan dalam membaca buku maupun media cetak. Hal ini disebabkan kuatnya pengaruh keberadaan New Media yang menjadikan masyarakat Indonesia mendapatkan kategori sebagai pengguna sosial media paling tinggi di dunia.
Rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia tidak boleh diabaikan begitu saja karena dampaknya akan semakin buruk untuk kedepannya sebagai salah satu ciri peradaban modern. Beberapa negara maju seperti Jepang dan korea Selatan masih menerapkan budaya membaca sebagai kegemaran masyarakat dalam memulai aktivitasnya. Sepatutnya, Indonesia sebagai negara berkembang harus berpacu terhadap keberhasilan negara lain dalam membangun peradaban melalui kebiasaan membaca.
Sekali lagi, Indonesia saat ini mengalami darurat literasi. Jangan sampai budaya membaca di kalangan masyarakat Indonesia semakin menurun seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Perlunya mengambil langkah yang nyata dengan pemikiran yang tepat untuk meminimalisir agar krisis ini tidak semakin parah. Diluncurkannya Gerakan Literasi sebagai langkah awal dari upaya pemerintah untuk mengatasi darurat literasi. Perlahan tapi pasti, pemerintah dan pegiat literasi akan terus menyuarakan gerakan ini demi berjalannya budaya literasi masyarakat.
Sebagian masyarakat Indonesia masih berpikir budaya membaca identik dengan tugas seorang pelajar, mahasiswa atau praktisi pendidikan pada umumnya. Padahal aktivitas membaca sebagai hal positif yang memberikan banyak manfaat bagi semua orang. Statement seperti ini yang musti di tanamkan terhadap lingkungan dan masyarakat Indonesia secara bertahap. Untuk mendukung hal tersebut, harus pula diimbangi dengan disediakannya fasilitas yang mendukung keberhasilan dalam mengembangkan budaya baca di Indonesia diantaranya dengan mendirikan taman bacaan, perpustakaan, bazar buku, dan sebagainya.
Melalui adanya gerakan literasi secara masif, diharapkan adanya krisis literasi masyarakat Indonesia saat ini bisa berangsur membaik, serta menjadikan bangsa Indonesia yang mempunyai tingkat literasi yang tinggi. Budaya literasi yang tinggi sebagai modal yang sangat berharga bagi kemajuan bangsa terhadap IPTEK.
Oleh: Nisa Fadhilah
No comments
Post a Comment