Vokaloka.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sedang menata ulang fasilitas Laboratorium Kesehatan Indonesia untuk melakukan transformasi kesehatan.
"Reorganisasi telah dilakukan mulai dari penambahan jumlah laboratorium hingga pembangunan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di laboratorium kesehatan masyarakat (Labkesmas), kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Dikatakannya, saat ini laboratorium yang dapat mendiagnosa penyakit masih terbatas, sehingga tujuannya agar pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia, hingga pelayanan kesehatan dasar.
Syahril yang juga Kepala RSPI Sulianti Saroso Jakarta mengatakan, salah satu upaya proaktif membangun health-proof system adalah pembangunan fasilitas deteksi dini kesehatan seperti laboratorium kesehatan dan genome sequencing. di laboratorium.
"Labkesmas harus direformasi untuk mengoptimalkan tindakan preventif. Targetnya, setiap puskesmas bisa memberikan pelayanan laboratorium seperti 100 tes, kemudian laboratorium kesehatan kabupaten/kota, laboratorium provinsi, kemudian laboratorium daerah dan nasional, ujarnya.
Selanjutnya, fungsi Labkesma tidak hanya untuk pengendalian, tetapi juga untuk pemeriksaan penyakit. Reorganisasi Labkesmas merupakan bagian dari pendekatan siklus hidup integrasi pelayanan dasar di Puskesmas.
Menurut Syahril, integrasi layanan primer mengambil pendekatan klaster, yakni. klaster ibu hamil, anak dan remaja, klaster usia produktif dan lansia, dan klaster pencegahan atau pemantauan penyakit, termasuk laboratorium Puskesmas.
Pekerjaan pengembangan laboratorium PCR juga terus dilakukan sebagai bagian dari pengawasan yang ditujukan untuk memantau keberadaan virus baru seperti virus flu burung dan virus Marburg. Selain itu, 14 kebijakan deteksi penyakit juga dikembangkan.
Menurut Syahril, Kementerian Kesehatan menetapkan kategori layanan dan menambah jumlah laboratorium berdasarkan rekomendasi WHO untuk menata ulang laboratorium kesehatan di Indonesia, menurut Syahril.
M Fikri Muzhaffar/Vokaloka
No comments
Post a Comment