Dampak Modernisasi dan Weisternisasi terhadap Kehidupan Remaja Indonesia


Vokaloka.com - Seperti yang kita ketahui, masa remaja merupakan masa transisi dari usia kanak-kanak menuju dewasa, pada masa ini mereka menjadi sangat labil serta mudah sekali terpengaruh terhadap lingkungan sekitar juga terhadap sesuatu yang sedang kekinian. Seiring perkembangan zaman, gaya hidup masyarakat apalagi di kalangan remaja semakin berkembang, tidak sedikit dari mereka mengikuti perubahan zaman yang mengacu dan bergerak kepada gaya hidup modern yang bisa dikatakan menjadi sebuah tren dan kebutuhan bagi setiap masyarakatnya.

Akan tetapi tidak semua masyarakat bisa mengikuti gaya hidup modern tersebut terutama masyarakat pedalaman. Beberapa hal yang menjadi penyebab masyarakat tersebut tidak mengikuti gaya hidup modern ini yaitu kurangnya sumber informasi terhadap suatu hal yang baru dan juga kurangnya sumber pendapatan atau ekonomi untuk mengikuti tren, seperti berpakaian modis, mengonsumsi makanan kekinian, berlibur ke tempat wisata yang sedang populer, di mana ketika memasukinya membutuhkan biaya tiket yang cukup mahal. Menurut Halley (1997), terdapat dua versi kehidupan sehari-hari masyarakat modern saat ini, yang pertama adalah pengalaman estetik yang berkaitan dengan nilai-nilai demokratis.

Versi yang kedua adalah pentingnya menunjukkan identitas kelas yang berkuasa atau powerful class, yaitu generasi yang memproduksi entertainment dan barang-barang mewah. Versi yang kedua tersebut banyak terjadi pada remaja di masa sekarang ini, akan tetapi mereka disana berkedudukan sebagai konsumennya dimana mereka selalu membeli barang-barang mewah agar tidak ketinggalan zaman.

Hal tersebut justru memicu perbuatan negatif dikarenakan mereka menjadi hidup konsumtif. Remaja sekarang ini memiliki ketertarikan yang cukup besar untuk mengikuti 'mode' yang beredar di pasaran yang menyebabkan mereka membeli tanpa memerhatikan kegunaan barang tersebut, atau dengan kata lain adanya kecenderungan untuk berperilaku konsumtif.

Salah satu faktor yang memengaruhi adalah konsep diri. Konsep diri dapat memengaruhi keputusan seseorang dalam membeli. Kebanyakan remaja saat ini senang meniru gaya hidup k-pop dan budaya barat mulai dari gaya berpenampilan (fashion) maupun cara pergaulannya. Mereka selalu update tentang apa saja style yang sedang tren sekarang. Dengan mengikuti tren tersebut mereka merasa lebih percaya diri karena merasa tidak ketinggalan zaman.

Selain itu, faktor yang mendorong mereka untuk selalu mengikuti gaya hidup modern adalah kenyamanan dalam diri mereka. Pakaian modern cenderung lebih trendi seperti kaos, sweater, celana jeans dan rok dengan berbagai model dibandingkan dengan pakaian zaman dahulu seperti kebaya yang sangat ribet ketika digunakan. Tentunya hal ini akan memicu dampak negatif yang menyebabkan melunturnya budaya bangsa. Adapun hal lain yang sedang marak dikalangan remaja adalah bergaya hidup konsumtif, seperti nongkrong di tempat yang kekinian atau instragramable.

Terkadang, alasan para remaja melakukan perilaku konsumtif tersebut hanya ingin memenuhi kebutuhan konten media sosial dan gaya hidup agar dicap sebagai orang yang kekinian, apalagi didukung dengan mengonsumsi makanan cepat saji seperti steik, piza, spageti, gelato dll., agar terlihat ke barat-baratan.

Bahkan, pada suatu kasus, seorang remaja dari keluarga yang ekonominya kurang memadai berlagak seperti orang yang mempunyai segalanya, dia merasa bahwa dia tidak boleh ketinggalan zaman dan harus selalu punya barang-barang baru sesuai tren tanpa melihat keadaan ekonomi keluarga. Sifat gengsi tersebut tidak patut dicontoh, karena tidaklah mengapa hidup dalam kesederhanaan dan tidak perlu malu bila dikatakan ketinggalan zaman asalkan kita tidak merugikan hidup orang lain.

Tidak semua yang sedang berkembang di era modernisasi berpengaruh negatif, tentu juga ada pengaruh positifnya, seperti pesatnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Hal ini membuat masyarakat terutama remaja menjadi lebih luas wawasannya baik mengenai gaya berpakaian, serta kemudahan berkomunikasi serta mencari informasi di berbagai platform online. Kita ambil contoh, mereka dengan mudah mengetahui tempat wisata unik yang sedang tren di dalam negeri yang mana mungkin sebelumnya belum perna terekspos ke khalayak luas.

Tentu saja hal ini juga dapat menaikkan sektor pariwisata dan pendapatan di daerah itu dengan mereka berbondong-bondong mengunjungi tempat wisata tersebut. Perkembangan zaman terhadap gaya hidup modern ini tidak selalu membawa pengaruh baik kedalam diri seseorang terutama pada remaja. Maka dari itu, mereka perlu pengawasan dan pembatasan dari kedua orang tua serta edukasi dalam diri masing-masing agar selalu menyaring baik buruknya ketika ingin mencontoh atau mencoba suatu tren dari budaya luar.

Kita juga harus hidup sesuai kebutuhan bukan keinginan sehingga dapat terhindar dari perilaku konsumtif yang dapat merugikan diri sendiri. Dan yang terakhir sebaiknya hilangkan sifat gengsi, bergaulah dalam lingkungan yang baik, serta walaupun zaman terus berkembang tetaplah selalu melestarikan budaya bangsa agar tidak luntur.



M Raihan Rizqulloh/Vokaloka

No comments

Post a Comment