Berkata Baik atau Diam

Oleh: Aulikha Fiony CS

Rosulullah bersabda "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia berkata baik atau diam" (H.R Bukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi). Salah satu pepatah yang sering kita dengar "mulutmu harimaumu" ungkapan ini sama seperti yang pernah Rosulullah ungkapkan yaitu "Lisan adalah binatang buas." Maksudnya adalah jika kita tidak bisa mengendalikan ucapan, maka ucapan itu akan berbalik menerkam. 

Kita akan menerima akibat buruk dari ucapan kita yang buruk. Islam mengajarkan umatnya untuk mengendalikan ucapan. Ucapan yang kita keluarkan hendaklah kata-kata yang baik, seperti ucapan yang sopan, jujru, kata-kata bijaksana, kata-kata menasehati, atau kata-kata yang berisi ilmu. Janganlah kita mudah mengobral kata-kata kotor, kasar, bohong dan kata-kata yang berisi hinaan.

Ada pepatah lain yang berbunyi "Bila pedang melukai tubuh masih ada harapan sembuh, namun bila lidah lukai hati kemana obat hendak dicari?" jika diibaratkan, lidah bisa lebih tajam daripada pedang. Boleh jadi, seseorang tersakiti hatinya oleh ucapan kita lalu hatinya akan erluka dan tidak sudi memaafkan. Inilah bahayanya lisan atau ucapan.

Ingatlah akibat dari ucapan yang tidak bisa dijaga bisa menjadi penyebab putusnya persaudaraan, putusnya persahabatan, atau timbulnya permusuhan dan dendam. Naudzubillahi mindzalik.
Selain ucapan, hal lain yang harus kita jaga adalah hati. Hati harus dijaga denan baik karena apa yang kita lakukan, baik atau buruk bergantung pada "stir-nya" yaitu hati. Ibarat teko, kalau didalamnya ada air putih, maka yang keluar adalah air putih juga. Jika didalamnya air teh, maka yang keluar adalah air the juga. Jika air dalam teko itu beracunu, maka yang keluar adalah air racun. Maksudnya, kalau hati kia bersih maka yang akan diucapkan dan yang dilakukan adalah yang bersih dan bermanfaat. Namun, kalau hati kita kotor maka yang kita ucapkan dan semua perbuatan kita akan kotor pula. Hati adalah organ paling penting. 

Ibarat mobil, kalau stir mobilnya ke kanan mobilnya ke kiri, kalau stir mobilnya ke kiri mobilnya ke kiri. Apa yang kita ucapkan dan lakukan itu di stir oleh hati. Maka dari iru, kita harus memiliki hati yang bersih supaya apa yang kita lakukan, ucapkan, dan perbuat bisa baik juga.
Baginda Rosul memberikan percerahan mengenai urusan hati. Beliau mengatakan bahwa dalam tubuh kita ada segumpal darah, bila sehat segumpal darah itu maka sehatkah seluruh tubuhnya. Bila rusak segumpal darah itu maka rusaklah seluruh tubuhnya.
 
Penting sekali bagi kita untuk senantiasa menjaga kebersihan hati. Kalay setiap hari rumah dibersihkan, mobil dibersihkan, tubuh dibersihkan maka hati pun jangan sampai terlewat untuk dibersihkan. Allah berfirman Qad Aflaaha man zakkahaa waqad khaaba man dassaha, " Sesungguhnya beruntung orang-orang yang membersihkan jiwanya dan betapa merugi orang yang mengotorinya"
Bersihkan hati kita dari penyakit-penyakit hati, yaitu syirik (menyekutukan Allah), iri, dengki, sombong, benci, dendam, riya, munafik, malas, dan penyakit hati lainnya dengan berdzikir lewat istighfar, tahlil, tahmid, tasbih, dan selalu membaca Al-Quran. Lewat cara tersebut insyaalllah kita akan terjaga dari penyakit-penyakit hati.


No comments

Post a Comment